CHAPTER 9

5.9K 220 3
                                    

Prilly menuju ke lift kantor sang suami. Benar saja, semua karyawan wanita menatapnya dengan tatapan sinis membuat dia risih. Dia tak menghiraukan tatapan kebencian para karyawan wanita itu. Malah dia tersenyum licik mengingat betapa betenya para karyawan itu melihatnya dengan Ali tadi.

"Emang enak liat idolanya ama cewek lain hahahaha" batin Prilly

Prilly berjalan dengan senyuman mengembang di wajahnya. Entah mengapa dia rasanya bahagia sekali melihat wajah para karyawan wanita yang cemburu padanya.

Setibanya di hadapan ruangan Ali, Prilly melihat iphonenya, menunggu SMS dari Ali. Namun, tiada satu pun SMS dari sang suami.

"Mungkin gue tanya aja kali ya. Siapa tau dia lupa." kata Prilly

To:Alis tebel

Li, lo kapan sih SMS gue password ruangan lo? Pengel nih nungguin

From: Alis Tebel
Tunggu bentar ya bawel. Gue juga udah mau naik ni. Lo tunggu aja sekalian.

To: Alis Tebel
Yadah, lo cepetan. Masa' iya cewe cantik nunggu. Kan kasian.

From:Alis Tebel
PD banget bukkk.

Prilly hanya senyam senyum menbaca pesanan dari Ali. Walaupun keduanya, gak begitu rapat tapi mereka sebenarnya udah punya rasa nyaman berasa di dekat satu sama lain. Terkadang kedua suka membuat pasangan mereka kesal, lucu katanya sih.

Tak berapa lama, ada segerombolan cewek-cewek mendekati Prilly.

Prilly menatap mereka hairan manakala mereka menatap Prilly dengan tatapan penuh kebencian.

"Dasar cabe-cabean lo" kata salah satu wanita itu.

"Apa-apaan nih, si mbak ondel bilang gue cabe-cabean. Dia kali yang cabe-cabean" omel batin Prilly

"Maksud mbak apa ya ngomong gitu?" tanya sopan.

"Gakusah sok sopan deh lo. Tadi aja kecentilan megang2 tuan Ali. Lo pikir lo sapa hah? Dia itu milik kita2" kata wanita lainnya lagi.

"Gaksalah buk? Orang Ali laki gue." ledek batin Prilly

Prilly hanya diam, malas mau berantem sana TTKKS (tante-tante kurang kasih sayang). Dia tak hiraukan ocehan mereka, toh mereka belum tahu siapa dia sebenarnya.

ALI POV.

Selesai ngambil barang gue di mobil, gue terus ke lift untuk kembali keruangan gue. Prilly si nenek bawel udah SMS gue katanya capek nunggu. Huh dasar cewek.

Si Kaia juga, udah tau mau ada diskusi kok malah adik ipar nya di suruh ke kantor, kan kasian nunggu. Huh dasar cewek.

Clekk

Pintu lift kebuka. Gue dengar kayak ada ribut-ribut di dekat ruangan gue. Apaan tuh. Masa' iya itu tante-tante fans nya prilly. Ngeyel gue.

Mereka kayaknya lagi maki-maki Prilly deh. Wahh parah ni, bini gue kali tu bukk. Hah, nyusahin nih tante-tante.

Dan tiba-tiba

PLAKKKKK

Gue kaget, salah satu daripada karyawan kantor gue nampar Prilly. Kenceng banget lagi. Gue terus berlari ke arah bini gue, gue peluk Prilly. Erattt banget.

Dia menyandarkan kepala nya ke dada gue. Gue kok rasanya gak rela banget ya dia diginiin.

Tes tes tes

Gue rasa kayak baju gue kok basah ya? Jangan-jangan si Prilly...

"Kalian ini Apa-apaan? Pake nampar2 lagi. Emang kalian pikir kalian siapa? KALIAN SEMUA EMANG CARI MASALAH SAMA SAYA, TUNGGU AJA YA KALIAN. ULAH KALIAN BIKIN SAYA MAKIN MUAK, PERGI KALIAN" bentak gue penuh emosi.

She's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang