Jiera berjalan lelah ke sekolahnya. Tadi malam dia hanya tidur satu jam. Setelah itu dia bangun dan langsung mengerjakan semua tugas teman kelasnya.
Tangannya serasa akan patah saat mengingat dia harus menulis 3-4 halaman dan ada 25 buku yang harus di tulisnya. Termasuk bukunya.
Bila di jumlah, sekitar 100 halaman penuh yang harus dia tulis dalam semalam.
Jiera meletakkan semua buku teman sekelasnya di bangku mereka. Hanya dia yang baru datang ternyata.
Jiera duduk di bangku paling pojok belakang sendiri.
Dia memilih untuk beristirahat di bangkunya, mungkin dia akan tertidur 10 menit. 5 menit sebelum bel sekolahnya berbunyi.
Berbeda dengan orang yang sedang memperhatikan Jiera lekat. Dia duduk di bangku yang ada di depan Jiera. Menumpu wajahnya dengan kedua tangannya lalu kembali memperhatikan Jiera yang sedang tertidur lelap.
Salah satu tangannya bergerak mengelus rambut Jiera. Tak sadar, senyuman terbentuk di bibir Jiera.
BRAK!
Aksi mengelus lelaki itu berhenti, dia menatap ke arah pintu yang baru saja di buka dengan kasar. Menampilkan perempuan yang membully Jiera kemarin saat pulang sekolah. Minju Kim.
Jiera yang baru saja memasuki alam mimpinya sama terkejutnya, dia menghela napas. Semakin terkejut kala melihat lelaki yang ada di depannya, Huang Renjun datang kembali.
Apa harapan Jiera saat bintang jatuh itu benar-benar terkabul?
"Kam- lo ngapain di sini?" tanya Jiera dengan suara sepelan mungkin.
Renjun yang mendengarnya lalu menatap Jiera dan menggidikkan bahunya tanda dia pun tidak tahu kenapa dia kembali ke sini.
"Lo tidur lagi ya?" tanya Jiera yang kembali diangguki Renjun.
"Ya masa gue gak tidur sih? Bahaya kalau seorang Huang Renjun gak tidur hanya karena ngalamin fenomena aneh gini."
Jiera menghela napas dan memilih tidak perduli. Dia mengeluarkan beberapa bukunya lalu membacanya dengan serius.
"Kenapa ya gue bisa kejebak di fenomena aneh yang gak masuk akal kaya gini? Dan anehnya terus ketemu sama lo. Maksud gue, padahal kan kalopun iya fenomena ini kejebak sama gue, harusnya gak terus-terusan sama lo dong?"
Napas Jiera sedikit tercekat. Dia tertampar dengan ucapan Renjun.
Renjun memang benar. Tapi entah kenapa, Jiera merasa sangat sedih bila Renjun tidak akan mendatanginya lagi.
"Gue pikir lo cuma halusinasi gue aja," ucap Jiera.
Renjun mengangguk, dia menatap lurus kearah luar kelas dengan banyak siswa siswi berlalu lalang, "gue emang suka dipake halusinasi fans gue," ucap Renjun percaya diri membuat Jiera menatap Renjun tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] psychí - Huang Renjun [END]
Fanfiction'apa kita bisa bertemu dengan normal suatu saat nanti?' gue ingin ngebantu dia dan ngubah dia - hrj lo kok tidur terus? - lyy ~psychí dalam bahasa latin itu memilik arti jiwa. Psi juga merupakan istilah untuk semua jenis fenomena psikis, pengalaman...