4

14 0 0
                                    

Siang hari setelah pertemuan Sai dan Sakura di Mall, keduanya memutuskan untuk pulang dan membahas serius soal orang yang ingin di temui Sakura saat ini.

Sakura merasa bersyukur saat Sai mau membantunya untuk melakukan hal yang mungkin begitu tidak berguna sekali bagi orang lain. Tetapi, sungguh. Sakura juga tidak paham kenapa ia begitu kekeh ingin bertemu pria itu sekali lagi. Seperti ada sesuatu yang terus mendesaknya setiap waktu.

Pukul 4 sore tadi, Sai pamit untuk pulang ketika dering ponselnya berbunyi, yang mana itu adalah dari Ayahnya.

Sai mengatakan ada sesuatu yang harus ia urus saat itu juga. Sakura mengerti akan hal itu, dan ia tidak bisa menforsir Sai untuk tetap berada di apartemennya hanya untuk membahas laki-laki yang tengah dicarinya itu.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Sakura tidak memiliki kegiatan atau acara apapun dengan teman-teman sebayanya malam ini.

Meskipun sebenarnya, bukan tidak ada sih, lebih tepatnya tidak mau saja. Terlalu malas.

Kini gadis bersurai bunga musim semi  itu menuangkan serbuk kopi ke dalam gelas sebanyak 1 sendok Teh, lalu disusul satu sendok teh gula pasir setelahnya.

Sakura menuangkan air panas ke dalam gelas berisi gula dan kopi lalu mengaduknya dengan sendok hingga teraduk sempurnaーjuga gula pasirnya ikut melebur bersama air panas yang terus diaduk.

Dengan tangan yang masih enjoy mengaduk kopi, ia melangkahkan kakinya menuju televisi dan mendaratkan bokongnya di sofa empuk berwarna pink disana.

Mengotak-atik tombol remote guna mencari siaran televisi yang menarik, lalu ia dikejutkan dengan berita yang menyiarkan kenaikan salah satu perusahaan baru yang langsung mengambil urutan ke empat sebagai perusahaan baru paling sukses tercepat di Dunia. Dalam kata lain, urutannya berada dibawah perusahaan ayahnya saat ini.

Sakura cukup kaget dengan kabar itu, karena kabarnya; perusahaan itu baru berjalan selama 1 Tahun ke belakang. Itu salah satu pencapaian yang bagus sekali bisa menempati urutan ke empat.

Namun, batinnya berkata bahwa hal tersebut tidak akan lama bertahan. Apalagi yang naiknya instan seperti ini. Bahkan Skura tidak tahu perusahaan itu bergerak di bidang apa.

Layaknya seseorang yang firal di sosial media lambat laun juga akan terlupakan. Sama halnya dengan perusahaan, lambat laun penghasilan serta benefitnya akan berkurang. Ya, Sakura yakin sekali dengan itu.

Apalagi ketika presenter beritanya berkata tentang 'tampannya seorang CEO' itu. Ah sudahlah, Sakura tahu akan kemana pembicaraan itu bermuara.

Memang semua yang good looking akan selalu dihargai dan dianggap ada diseluruh belahan dunia.

Ia menyeruput kopi setengah dinginnya ke dalam mulut sampai rasanya ia hampir memuntahkan kembali kopi itu ketika mendengar suara berat bak baritone tertangkap kedua telinganya.

Sakura mengalihkan semua atensinya total pada televisi yang menampilkan satu sosok pria berusia 20 Tahun-an. Ia begitu terkesiap dengan pemandangan didepan matanya sekarang ini.

Sakura mengambil remote tv nya lalu membesarkan volume sampai diangka 12 ーvolume pertengahan menuju full.

"I-itu, kan..."

Tenggorokannya terasa tercekat begitu mengetahui siapa orang yang kini berada dilayar televisi sekarang.

Pria itu. Pria yang 2 tahun ini dicarinya kini telah menjelma menjadi seorang CEO muda dengan perusahaan yang dipegangnya sebagai perusahaan baru tercepat ke-4 di Dunia.

Pria yang mengubah pandangannya, juga pria yang dengan gamblang mengatakan padanya tentang gelapnya sistem pekerjaan di Dunia yang fana ini.

Mata emerald nya kini bergulir dari wajah ーyah oke tampan. itu pada sebuah teks yang dicetak tebal dibawah. Dan saat itu juga Sakura mengetahui nama pria itu untuk pertama kalinya  ーsetelah 2 Tahun penantian tanpa identitas.







"Uchiha Sasuke."

The JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang