Lelaki yang berada di dalam mobil keluar dengan langkah tegapnya, menghampiri Sherin.
"Lo tadi ga ikut bersih-bersih lapangan ya?" Selidik Sherin.
"Gak lah. Kan tadi gue udah main, tinggal kalian para cewe yang bersih-bersih. Sekalian belajar jadi ART."
"Bacotan lo gak guna," sinis Sherin.
"Lo mau minta tolong apa?" tanya Sherin to the point, sambil memilih duduk di bangku di depan sekolah.
Ervin nyengir kuda, "Tau banget lo Sher. Hehe."
"Hehe hehe. Ga lucu tau," beo Sherin dengan nada meremehkan.
"Jangan marah-marah mulu lo Sher," kata Ervin sambil memilih duduk di bangku dekat Sherin.
"Cepet! Waktu gue ga banyak."
"Iya. Sabar kenapa. Jadi, gue mau minta to...," ucapan Ervin terhenti saat HP milik Sherin bergetar. Dengan segera Sherin menggeser tombol hijau untuk mengangkat telefon itu.
"Iya bu,"
"...."
"Ok bu, Sherin pulang sekarang."
"Siapa?"
"Ibu gue telefon, nyuruh gue cepet pulang," jawab Sherin kemudian memasuki mobil Ervin tanpa permisi.
Ervin memasuki mobil mengikuti Sherin. "Lain kali nunggu yang punya dulu masuk, baru lo. Ga ada akhlak banget."
"Lama lo lah. Gue gak suka nunggu, biasanya di tunggu."
"Iyain."
"Ngapain Ibu lo nelfon? Tumben banget nyariin lo. Biasanya juga di usir," sarkas Ervin.
"Jangan gitu lo! Gue gibeng lo baru tau rasa."
"Bercanda gue. Ini beneran langsung pulang?" Tanya Ervin memastikan.
"Lama-lama lo ngeselin ya. Udah cepet! Nanti Ibu gue tiba-tiba jadi reporter gara-gara gue pulang kelamaan."
Ervin lantas melajukan mobilnya dan bergabung dengan kendaraan lainnya.
Dalam perjalanan ke rumah Sherin, mereka berdua hanya membicarakan hal random. Tapi mungkin hanya Ervin yang bicara sedangkan Sherin setia mendengarkan. Mulai dari sekian banyaknya mantan Ervin, sampai membahas sesuatu yang membuat Sherin sedikit tertarik.
"Sher menurut lo gue cocok gak sama Lisa?" tanya Ervin.
"Lisa siapa? Lisa blackpink? Atau sahabat gue?" Sherin menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.
"Ya kali gue mau nembak Lisa blackpink, banyak saingan ngab."
"Yaa siapa tau jodoh kan? Emang lo gak mau jodoh sama artis? Artis luar negeri pula," tawar Sherin.
"Diem lo lah! Gue lagi bicarain Lisa sahabat lo bego."
"Woi! Rumah gue kelewatan ngab. Cepet putar balik," teriak Sherin ketika mendapati rumahnya terlewat.
"Iya. Tapi jawab dulu pertanyaan gue dulu, baru boleh keluar," ancam Ervin kemudian mengunci semua pintu mobil.
"Ancaman lo udah basi," ucap enteng Sherin.
"Ya udah. Biarin sampe Ibu lo ngamuk," ucap Ervin santai kemudian mulai memainkan hp nya.
"Ya udah gue telefon ibu gue." Sherin mulai menekan-nekan angka di hp hanya untuk menakuti Ervin.
"Lo mah gitu Sher," ucap Ervin dengan lirih.
Takut juga dia, batin Sherin
"Emangnya gue gimana?" tanya Sherin.
KAMU SEDANG MEMBACA
best friend's footprints
Teen FictionPersahabatan memang bisa dilambangkan seperti halnya tembok tinggi yang membatasi agar tidak mudah dihancurkan. Tetapi bagaimana jika tembok itu dihancurkan oleh sang pemilik walaupun tembok itu sudah berdiri gagah nan kokoh? Persahabatan itu terjal...