part 10

16 4 0
                                    

.
.
.
.
.
.

"Lis!! Cepetan ja...," ucapan Sherin dipotong dengan jawaban dari Lisa yang ia nantikan.

"Gue ditembak Ervin."

"Anjir. Hahahaha."

"Trus lo terima?" tanya Sherin sambil berjalan beriringan ke arah sekolah dengan Lisa.

"Ya gak lah. Apalagi kemarin Lyna juga nembak Ervin. Udah gila kali dia," jelas Lisa mengenai kejadian langka yang Lyna lakukan.

"Yakin?" tanya Sherin belum sepenuhnya percaya dengan perkataan Lisa.

"Yakin lah."

"Nanti kalo Lyna tanya-tanya hal lain lo bisa jawab Lis?"

"Kecil itu. Nanti kalo gue kehabisan jawaban, lo bantu gue. Hehehe."

"Tawa lagi lo."

"Lis, sini deh ada yang cari!" panggil Sherin ketika mereka sudah tiba di sekolah.

Merasa namanya dipanggil, Lisa langsung menoleh ke arah Sherin dan mendekatinya.

"Apa?" jawab Lisa dengan menaikkan satu alisnya saat mendapati Ervin dengan Sherin.

"Lis maaf ya yang kemarin," ucap Ervin.

"Ngapain lo minta maaf sama gue? Emang lo salah apa?"

"Kemarin gue kira lo pergi tiba-tiba kesel sama gue. Jadi, gue ya minta maaf."

"Ya udah iya, gue mau duluan ke kelas. Bye," jawab Lisa malas, dengan langkah meninggalkan mereka berdua, tetapi tiba-tiba saat hendak berbalik badan mendapati Lyna sedang di depan kelas tentunya dengan Levy.

"Lis ayo cepet! itu Lyna sama Levi udah liat kita," bisik Sherin ketika di akhir ucapannya kepada Lisa saat mereka saling sejajar.

Lyna dan Levi yang melihat mereka berduapun segera menghampiri.

"Eh ada Ervin," sapa Lyna dengan senyuman mengembang, kemudian beralih menatap Lisa dan Sherin.

"Kalian ngapain belum ke kelas Lis, Sher?" tanya Lyna.

"Ada urusan bentar sama Ervin," jawab Sherin dengan melirik nama yang ia sebut.

"Kebetulan Lyna dateng ke sini. Gue mau bilang kalo komitmen yang kemarin gue bilang itu Lisa. Maaf ya Lyn," kata Ervin dengan kesadaran penuh.

Mulutnya minta ditampol nih, batin Sherin.

Plakk

Satu tamparan mendarat dengan mulusnya di pipi Lisa. Ini pertama kalinya Lisa ditampar oleh sahabatnya. Dan sudah dipastikan hati Lisa hancur sehancur-hancurnya.

"Anjir!" ucap Sherin keceplosan ketika melihat rona merah di pipi Lisa.

"Lyna!" Bentak Ervin yang mengakibatkan wajah Lyna sedikit takut.

"Kenapa lo lakuin ini ke gue Lyn? Gue nggak tau kalo lo suka ke Ervin. Gue juga enggak bisa maksain Ervin untuk suka ke lo. Itu hak dia. Hiks hiks," ucap Lisa dengan segera mengambil langkah meninggalkan mereka semua.

best friend's footprintsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang