Bab 8

7.2K 928 104
                                    


Kalau jadi musuh lo bisa bikin gue makin tambah deket sama lo, gue bakal dengan senang hati jadi musuh abadi lo.

°
°
°
°
°
°

Sepanjang koridor Aca terus saja menggerutu bahkan tidak segan-segan mengumpat. Dia kira ada hal penting yang akan dibicarakan wali kelasnya, Bu Shima dan Kepala sekolah, ternyata bukan hal penting, bahkan sangat tidak penting.

Dia kesal waktu istirahatnya habis karena obrolan yang sangat tidak perlu. Niat ingin mengisi perut malah dia ditarik ke ruang kepala sekolah.

"Acaaaaaa!" teriak lima orang pemuda yang sekarang berlari ke arahnya.

"Apa?" tanya Aca malas. Dia ini lapar dan moodnya juga buruk.

"Kacung lo," ucap pemuda bertopi putih. "Tadi ditatar abis-abisan," sambung Wezen.

"Sama siapa?" tanya Aca penasaran masa baru sehari masuk sudah di tatar saja.

"Sama anak kelas lain." Didi menjawab sambil menjilat permen lolipopnya.

"Tadi di kantin," timpal Janu semangat. Dia sangat suka sekali melihat anak baru itu di tatar.

"Kok bisa!" pekik Aca jadi teringat percakapannya tadi di ruang kepala sekolah.

Beberapa saat lalu.

Aca baru ingin menyusul temannya ke kantin, tiba-tiba dia diseret oleh Bu Shima ke ruang Kepsek.

Dalam hati dia was-was takut sekolah ini sudah tidak kuat penampung prilakunya makanya dia dipanggil.

Kalau mereka akan mengeluarkan Aca maka Aca akan menangis kejer dan berjanji tidak akan nakal lagi.

Tapi saat dia duduk bukan hal itu yang mereka bicarakan melainkan hal lain.

"Kamu tau gak anak baru di kelas kamu?" tanya Pak Kepsek menatap Aca lekat.

Aca mengangguk semangat, siapa juga yang tidak tahu Rose. Baru pertama kali masuk sekolah saja sudah menjadi tren nomor satu di Nasional karena penampilannya yang udik.

"Bisa saya minta tolong sama kamu?" tanyanya lembut, mata Pak Raja mengeluarkan binar saat menatapnya.

Aca sudah hapal tatapan itu, pasti sekarang dia akan disusahkan dengan permintaan pak Raja.

"Bapak minta apa?" tanya Aca malas.

"Saya minta kamu jaga dia," balasnya santai.

"What!" pekik Aca kaget. "No! Aca gak mau," sambungnya tegas sambil berdiri.

"Please Aca, bantu saya, ya." Pak Raja memohon.

"Kamu nggak kasihan apa dia abis dibully oleh anak Laskar." Bu Shima ikut mengeluarkan suaranya untuk membujuk dirinya. Mereka pikir Aca akan luluh gitu.

"Ya, terus," tukas Aca.

"Kalau dia dibully lagi di sini gimana? Kamu gak kasian," ucap Pak Raja masih menatapnya memelas.

Malus [Gadis bertopeng Luka] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang