Bab 4

8.3K 1K 181
                                    

Kalau gak berani jangan memulai

°
°
°
°
°
°
°

Gadis cantik berseragam putih abu sedang membagikan box makanan ke anak-anak jalanan.

Gadis itu bersenda gurau bersama anak jalanan lainnya tanpa merasa jijik, dari kecil gadis itu sudah diajarkan untuk selalu melihat ke bawah agar bersyukur dengan apa yang kita punya, jangan melihat ke atas nanti kita lupa caranya bersyukur.

Suara dering telpon menganggu kegiatan gadis itu, saat melihat siapa yang menelpon gadis itu memutar bola matanya malas.

Bellasz is calling...

Untuk apa Bella meneleponnya pagi-pagi gini. Gadis itu menekan tombol hijau.

"Ha—"

"Heh Aca, lo di mana?"

"Kepo lo," jawab Aca santai.

"Gak berani sekolahnya! Takut?" tanya Bella mengejeknya.

"Pengecut lo."

Aca mematikan panggilan itu sepihak, dia tidak takut hanya saja ini baru jam setengah tujuh dan sekarang hari senin.

Drrt

Drrt

Drrt

Sekarang dia ingin tertawa saat membaca pesan masuk dari Bellasz. Gadis itu benar-benar menganggap dia takut ternyata.

Bellasz

[Cupu! ]

Bellasz

[Gak berani datang kesekolah, yah. Cupu banget sih! ]

Bellasz

[Berani gak lo lawan si Bella tanpa antek lo itu?! ]

- Silvi

Sepertinya bukan dirinya yang takut tapi Bella, Aca mengecek tasnya terlebih dahulu. Dia akan berangkat sekarang dan juga hari ini dia akan mengikuti upacara bendera.

Semua murid menatap Aca heran, bahkan banyak dari mereka mengucek matanya untuk memastikan bahwa yang mereka lihat di koridor sekolah itu Keysha Azzura atau bukan.

Banyak juga yang mencubit dirinya sendiri untuk meyakinkan ini mimpi atau bukan, Aca itu anti pergi pagi apalagi ini hari senin.

"Kamu siapa?" tanya wanita paruh baya menghentikan langkah Aca yang akan menuju lapangan sekolah.

"Saya?" tanya Aca menunjuk dirinya sendiri, tidak heran kena banyak yang aneh dia datang pagi bahkan akan mengikuti upacara.

"Iya, Kamu kembarannya si Aca, ya? tanya wanita itu menunjuk Aca.

"Eh, tapi si Badung kan cuman punya kakak. Cowo. Beda sekolah lagi," sambungnya bergumam. Wanita itu juga ikut mencubit tangannya ingin memastikan dia sudah bangun atau belum.

"Bu An ini emang Aca," kekeh Aca menunjuk dirinya.

"Astagfirullah," kaget Bu Anna, ternyata bukan mimpi.

"Kerasukan apa kamu?" tanya Bu Anna menatapnya selidik.

Aca tidak menjawab, dia mengibaskan tangannya lalu berlalu dari hadapan Bu Anna.

Upacara berlangsung dengan khidmat sekalipun Aca tidak memakai dasi tapi dia tidak dihukum karena ini kedua kalinya dia mengikuti upacara.

"ISTIRAHAT DITEMPAT GRAK!" teriak pemimpin upacara pagi ini.

Malus [Gadis bertopeng Luka] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang