Bab 9

6.7K 817 38
                                    

Syerulea.

°
°
°
°

Dua orang anak kecil sedang duduk di pinggir pantai, menikmati angin malam ditemani bulan yang mengintip indah di balik awan.

Anak lelaki itu menatap gadis kecil di sebelahnya dengan sayang, membelai kepalanya lembut.

"Kenapa kamu suka biru?" tanyanya pelan.

Gadis kecil di sebelahnya menoleh, menatap nya dengan binar senang.

"Suka aja sih," jawabnya santai, matanya menerawang beberapa kejadian yang dialaminya.

"Kayak tenang aja gitu," sambungnya pelan.

Anak kecil itu beralih, menatap ombak yang tenang malam ini, menampilkan senyum tulus yang tidak pernah dia berikan kepada siapapun kecuali gadis kecil di sebelah nya.

"Syerulea," ucapnya tenang.

Gadis kecil itu masih menoleh, menatap nya dengan sorot bingung. "Hah?"

"Biru," sambung anak laki-laki itu tetap dalam posisinya.

"Maksudnya?" gadis kecil itu bingung apa yang diucapkan anak lelaki di sampingnya ini.

"Syerulea yang artinya biru," jelas anak laki-laki itu.

"Terus?"

"Cocok buat kamu penyuka warna biru."

Gadis kecil itu mengangguk, menempelkan kepalanya ke bahu anak laki-laki yang dikaguminya diam-diam.

Anak laki-laki itu terkekeh pelan melihat prilaku gadis kecil di sebelahnya. "Aku punya hadiah," ucap anak itu, merogoh tas selempangnya.

Terdapat gelang kulit berwarna putih dengan tulisan SYERULEA.

Anak itu menyodorkan gelang itu kearah gadis kecil disebelahnya.

"Apa?" gadis kecil itu bertanya sambil menerima gelang putih itu.

Anak lelaki itu tidak mengucapkan apa-apa, dia hanya menatap gadis kecil didepannya dengan sorot teduh.

"Kok tulisannya Syerulea?" tanya gadis kecil itu.

Anak laki-laki itu mengangkat bahunya tanpa beban. "Oh sengaja,"jawabnya santai.

"Kenapa?" tanya gadis kecil itu menatap anak laki-laki yang sekarang mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Pengen aja," ucap anak laki-laki itu sambil mulai melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan gadis kecil itu.

Gadis kecil itu menatap bingung kepergian anak laki-laki itu.

Setelah berjarak dua meter anak itu menoleh.

"Syerulea," katanya diikuti hembusan angin.

"Kalau suatu saat nanti kamu ingin nyerah, inget aku ya biar kamu gak nyerah," ucap anak laki-laki itu berusaha menahan air mata yang akan turun dari kelopak matanya.

Sedangkan gadis kecil yang masih diam disana tidak mengerti apapun yang anak laki-laki itu ucapkan.

"Tetap hidup buat aku, ya." Anak laki-laki itu mulai meneteskan air matanya. Berjalan mundur saat gadis kecil itu melangkah maju.

"Tetap bertahan."

"Aku janji saat aku sudah kuat seperti ayah aku akan melindungimu," isak pelan anak laki-laki itu semakin membuat gadis didepannya panik.

"Tunggu aku Syerulea," ucap anak laki-laki itu berlari sambil terus terisak pelan menghindari gadis kecil yang memanggil namanya berkali-kali sambil berlari.

Gadis kecil itu terdiam saat anak kecil itu mulai hilang, dia mulai meneteskan air matanya menggumamkan nama anak laki-laki itu.

Dia mulai memahami bahwa anak laki-laki yang selalu bersamanya itu akan pergi meninggalkan nya juga.

Gadis kecil itu mulai menangis menatap gelang putih pemberian anak laki-laki tadi, lalu tersenyum saat mengingat anak itu berjanji akan kembali kepadanya.

Tapi, seharusnya dia tahu, kalau laki-laki tidak akan pernah bisa memegang janjinya bukan?

Haiiiiiiii semuanyaaaa, maaf ya kalau ceritanya ga nyambung, thankyu buat yang udh nyempetin baca.

Jangan lupa vote and comen yah Say. Salam hangat dari aku penulis pemula buat kalian semua warga negara Indonesia 🤣

Malus [Gadis bertopeng Luka] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang