Juntaian mematah lengkapi seluruh serapah pada aksara. Tertuang asma merekat memuakkan tertahan balok semacam nisan. Lantas sudah mereka mencicip cumbu?
Hingga esok awan menetap kelabu. Terancam hadir tak bernyata sebab hembus mengerti malaikat maut akan menarik secangkir bianglala berpanorama. Corak mejiku ukir elok dari denyut nadi, menyentuh kasta insan mabuk mencampuri angan harap. Mereka kian sunyata merakit frasa.
Gumpalan asap bertamu mengelabui awan pilu. Segera bertandang pada nabastala yang akan jatuh tirta tak tercapai segala pergumulan. Petrikor menggores belah dalam dada hingga ujung tali menghampiri mati dan hawa beku pun kelopak betah terbuka. Menilik gumpalan tanah tersembunyi belikat hangus disantap daksa melata.
Sepenggal candra gentar timbul pada permukaan hingga tersisa separuh gulita bersorak meminta ingin segera lengkap, namun ia tak kunjung memantul indurasmi dahayu.
"pencipta, boleh saya menyuarakan kecewa?"
Mayangda senyur seperti kerema dari penguasa akasa lantas retak segala ingin yang sudah dirakit bersama kulawangsa, melompat amat aksa nyatanya ia hanya melukis angan.
Patera sendam bersahutan, pawana mengayun pengiring tirta kematian, pedapa muda tak kuasa menahan berat majikan perlahan pukah menusuk daratan.
Suara curna kian kuat melolong mengalahkan binatang seakan dia ingin melalu lantang. Sekat seteru berani meledek tak paham jika taruna berkalut nestapa, memancing luapan emosi sebisa mungkin untuk padam.
"apa ini keadilan? coba jawab saya? pantaskah saya mendapat semua ini?"
Gema suara memenuhi seluruh sudut keheningan membuat segala rayap takut gemetar menampilkan wujud asli, hingga bunyi kuak yang tadi menjadi kawan kini pamit mencari rumah mengizinkan taruna melepas dahaga kebencian.
"kenapa hanya menyisakan saya?"
Melungguh melayu di atas bukit kenangan yang terukir pahat asma traya sanak sang penyulam rahsa juga sukur, namun pelosok mana terdapat sisipan ilmu mahir menggurui semangkok tanya perihal mengapa, kenapa dan bagaimana.
Pada akhir ceritera hanya tulus menjadi utang pengetahuan dan semua insan masih saja bodoh mengenal, jika sulam bentara akan disambut pilu hingga mulut mengatup rewak menanggapi temam.
__ ׂׂૢ་༘࿐
Vataspati
» Kisah seorang senyur bersama zona ambigu. Mengajarkan, mengingatkan dan juga melenyapkan. Seperti arti dari vataspati, semesta mengajak tumbuh layak satu pohon besar membawa rindang-rindang hijau tempat teduh jiwa merindukan surga.Bali
» Mereka memilih satu skala kepunyaan nusantara. Yang sudah dirancang manis dalam ingatan akan tetapi sesat jalan. Destinasi elok sejak sepuluh warsa lampau kini hanya jadi khayal si manusia bisu tak kenal keributan juga buta tak kenal kemunafikan.Kaliwangsa
» Sumber ilmu dari segala rusak atas ceroboh yang dilukis manusia bodoh. Jika gelabah jadi satu-satunya rubik untuk sembunyi dari deru klasik, bagaimana dengan balutan sisik?