Pukul 11:30, Seoul.
Pelajaran kampus sudah di mulai sejak tadi. Sebentar lagi waktu jam pelajaran akan usai, tetapi sejak pergantian jam Jisung hanya melamun selama dosen menerangkan. Ibaratnya masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Jeno dan Jisung berangkat ke kampus yang telat 30 menit akibat ulah aneh Jisung setelah bangun tidur.
Jeno yang melihat Jisung pergi ke rumah keluarga Jepang terdiam di sana beberapa menit lalu ia kembali lagi ke rumah, mengabaikan Tuan Watanabe yang menyapanya. Jeno sudah menunggu kepulangan Jisung, menunggunya di balik pintu, dengan cepat saat Jisung baru saja melangkah kedalam rumah Jeno memukul Jisung dengan handuk dan beberapa pukulan kecil di tubuhnya.
Jeno kesal karena ia terlambat ke sekolah menunggu Dongsaeng nya terbangun dari tidur ditambah Jisung yang membuang buang waktu pergi ke rumah keluarga Jepang hanya untuk melamun. Menurutnya, kan bisa Jisung melamun di pohon mangga kampus nanti. Bahkan Jisung pernah kepergok melamun diatas loteng tengah malam oleh Jeno.
Seseorang menepuk pundak Jisung dari arah samping kanan menggunakan buku ke pundaknya. Menyadarkan sang empu di saat jam pelajaran dari lamunannya itu. Ia berbicara dengan nada berbisik takut sang dosen mendengar suara dolphin dirinya.
"Jisung, cepat sadar sebelum kau tidak bisa kembali ke alam sadar bodoh!."
Jisung terkesiap. Ia tersadar dari lamunan. Dengan cepat Jisung menegakkan tubuhnya membalik halaman buku yang ada di hadapan disuruh dosen. Membuka halaman 127, di halaman tersebut terdapat beberapa materi tentang sejarah perjalanan waktu.
Di halaman itu tertera nama sang Legenda bagian paling atas, John Titor. Nama yang digunakan pada beberapa notice board selama tahun 2000 dan 2001 dalam poster yang mengklaim sebagai pengelana waktu dari tahun 2036. Dalam poster tersebut ia membuat beberapa prediksi mengenai peristiwa pada masa depan, dimulai dari tahun 2004. Ia mendeskripsikan perubahan drastis di mana America Serikat terpecah menjadi lima wilayah, lingkungan dan infrastrukturnya hancur akibat serangan nuklir, dan kebanyakan kekuatan dunia lainnya telah hancur.
Jisung menautkan kedua alisnya, kepalanya menoleh ke arah samping kanan terdapat seseorang yang baru saja menyadarkan ia dari lamunan. Pandangannya menatap fokus kearah depan dimana dosen Moon sedang menerangkan materi tentang perjalanan waktu, beberapa hal yang menyangkut tentang perjalanan waktu juga ia jelaskan. Contohnya Teleportasi, Imortalitas, Telepati dan beberapa hal lainnya yang menyangkut tentang Tim Traveler.
"Chenle, apa kau percaya tentang Tim Traveler?." Ujar Jisung, nadanya terdengar pelan.
Sang empu menoleh ke arah Jisung, sesekali matanya melirik kedepan tanpa meninggalkan penjelasan dosen. "Tidak terlalu. Tetapi siapa yang tahu?. Dunia ini penuh akan kejutan."
Berkata seadanya, Chenle kembali fokus kedepan. Mengabaikan ekspresi bingung Jisung. Seperti biasa, Jisung tipe manusia yang banyak tanya bahkan daun pun lelah karena menghadapi Jisung yang berbicara dengannya. Sudah tau daun itu tidak bisa berbiacara dan tentu ia bukan manusia, tetapi Jisung tetap mengajak berbicara bahkan Chenle yang melihatnya itu ingin sekali memindahkan Jisung ke planet Mars.
"Bagaimana jika aku datang dari masa depan?."
Tarikan napas kasar terdengar begitu jelas. "Jisung, jangan membuatku menutup mulut aneh itu dengan batang emas."
Menghiraukan perkataan anak lelaki seumuran dengannya. Berdarah China, Zhong Chenle. Notabennya anak sultan seantero wilayah China, sabar menghadapi sikap litte kids Jisung selama 3 bulan. Wajah Jisung terlihat serius menatap Chenle, tetapi di hiraukan karena ia memilih lebih fokus ke arah depan dari pada menghadapi Jisung yang tiada hentinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M WIN | PJS
Fanfiction"Do you like time traveler? About the game of time for example? " Rank: #5 di thiler Januari 15 2021