Setetes darah mengalir dari tubuh gadis yang ada di depannya. Tubuh gadis itu tergantung dengan tali yang terikat di leher, kondisi kedua tangan yang di kebelakang kan dengan tali berwarna putih yang kini sudah berwarna agak kemerahan bercampur dengan darah. Sesekali tergeliat dengan kesakitan. Suaranya terdengar seperti orang yang di ujung ajal. Kedua bola mata hitam menaik keatas sehingga sclera menjadi putih sempurna.
"Kau lihat akibatnya jika tidak menuruti ku bukan?."
"Bahkan gadis di depanmu ini sudah meregang nyawa. Hahaha"
Pria kelahiran 1995 berdarah Jepang itu tertawa dengan nyaring. Tanpa rasa bersalah ia telah mengambil nyawa seorang gadis berumur 19 tahun. Menyayat leher putih gadis itu menggunakan senjata tajam, menggoresnya sepanjang 10 cm di daerah arteri karotis. Menyebabkan gadis kehilangan banyak darah. Luka 5 sayatan di bagian lengan kanan, memar wajah, serta kulit kepala yang terbuka akibat terkena pukulan keras oleh senjata linggis.
Oh, Gosh.
"Kenapa kau melakukan ini, Paman Watanabe?. Dia adalah keponakanmu sendiri..." Ia terduduk di lantai yang penuh dengan bercak darah. Ruangan terasa mengerikan ketika ia melihat beberapa potong tubuh manusia dibungkus kain putih. Ada juga tubuh manusia yang di gantung seperti gadis barusan. Lehernya diikat dengan rantai, di kaitkan oleh besi besar di belakangnya. Kedua kaki dan tangan diikat sehingga ia tidak ada ruang sedikitpun untuk bergerak. Tubuhnya seperti mati rasa akibat tidak ia gerakan 3 hari terakhir.
Nadanya terdengar lirih serta serak bersamaan, tubuh yang duduk dengan lemas akibat belum memasuki nutrisi ke dalam lambungnya selama 3 hari. Ditahan layaknya anjing perilahan bersama gadis yang sudah wafat beberapa menit lalu. Darah segarnya masih menetes dengan deras. Membuat anak lelaki berumuran 19 tahun itu tidak mau menatapnya karena terlihat sangat menyeramkan. Tidak lupa surai panjang hitamnya terurai berantakan.
Lebih tua 7 tahun. Rambut panjangnya di kuncir, warna rambut yang di cat gray bibirnya tersenyum sarkas. Ia berjalan mendekat dengan perlahan, beberapa bercak darah menempel di tubuhnya. Tatto pedang Wakizashi bertuliskan romaji Anata o koroshimasu terletak dibagian lengan kirinya. Jalannya terlihat melambat badannya membungkuk. Tangan sebelah kanan sibuk mengayunkan linggis penuh dengan bercak darah baru saja ia ambil yang tersangkut di salah satu kepala mayat tergeletak tanpa tubuh.
Melihatnya, membuat anak laki laki itu dengan susah payah menelan salivanya. Keringat yang sudah bercampur dengan darah di pelipis nya mengalir kembali dengan deras, kulitnya terasa perih karena jaringan kulit yang terbuka. Wajah putih pria kelahiran Osaka itu, terlihat begitu menyeramkan.
"Kau........."
"Membuatku bergairah serta aku ingin membunuhmu."
Dengan cepat linggis berwarna hitam tidak lupa lapisan merah kekuningan melekat di sisi besi yang sudah merenggut nyawa tidak bersalah, mendarat tepat di kepalanya.
Ibu, Maafkan Jisung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.