2 - The Woods

505 91 19
                                    

“Chanhee, bangunlah," sayup-sayup Chanhee mendengar suara lirih Jacob membangunkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Chanhee, bangunlah," sayup-sayup Chanhee mendengar suara lirih Jacob membangunkannya.

Ia coba membuka matanya dan yang pertama ia lihat adalah sosok Jacob. Kepalanya kini ada di pangkuan lelaki Bae itu. Terlihat Jacob perlahan mulai tersenyum lega. Chanhee kemudian berusaha bangun dari posisinya. Tangannya mencengkram sisi kepalanya yang ia rasakan sakit, kemudian melihat sekeliling.

Hyung, ini di mana?”

“Di hutan tempat kita melompat tadi.”

“Lalu di mana yang lain? Apa mereka baik-baik saja?!”

“Tenanglah, Chanhee. Kau baru sadar. Mereka semua baik-baik saja. Tapi Eric,” alih-alih melanjutkan kalimatnya, pandangan Jacob berpindah ke arah di mana Eric terbaring.

Chanhee dengan sigap mendekati tubuh Eric yang tengah dikelilingi teman-temannya.

“Ada apa dengannya?”

“Kurasa tubuhnya terbentur pohon saat melompat tadi. Dia belum sadarkan diri. Ditambah, dia memang kurang enak badan sejak awal perjalanan,” jawab Juyeon.

Semua terdiam memikirkan apa yang tengah terjadi, dan apa yang harus mereka lakukan.


















Tess…

Tess…












“Hujan,” guman Kevin.

Seketika semua mendongak, melihat langit malam yang mulai kelabu. Tak lama, hujan deras.

“Kita harus jalan untuk mencari tempat berteduh,” usul Sangyeon

“Bagaimana dengan Eric? Dia belum sadar,” tanya Jacob.

Semua menatap tubuh sang maknae yang masih tak sadarkan diri.

“Biar aku yang gendong dia,” ucap Juyeon.

Semua hanya mengangguk, kemudian membantu Eric naik ke punggung Juyeon.


Mereka terus menyusuri hutan di tengah derasnya hujan. Keadaan Eric makin parah akibat terguyur air hujan. Tiba-tiba Sangyeon berhenti melangkah.

Hyung? Kenapa kau berhenti?”

“Aku lihat cahaya di atas tebing itu,” jarinya menunjuk puncak sebuah tebing yang tak jauh di depannya. Semua mata ikut tertuju pada cahaya yang dimaksud Sangyeon. “Aku yakin itu pasti cahaya dari sebuah rumah. Kita coba ke sana dan minta pertolongan.”

Semua mengangguk, lalu berjalan mendekati tebing itu. Beruntung, mereka menemukan tangga untuk naik ke tebing itu. Meski tangga tersebut hanya merupakan undakan-undakan tanah yang licin.

“Akh!” kaki Jacob terpeleset tanah licin, dan hampir jatuh. Untungnya tangannya masih sempat menggenggam sebuah batu besar.

“Jacob! Kau baik-baik saja?!” tanya Sangyeon.

HungerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang