Oh, iya. Belum bilang ya? Book ini perchapnya pendek-pendek nih. Untuk dua atau tiga chap pertama nggak nyampe 1000w malah hehe... Maklumin aja ya 😋
"Hey! Ayo cepat! Busnya sudah menunggu kita!" ujar Chanhee keluar dari gedung airport menuju parkiran sambil berlarian.
Saat ini, Chanhee alias New baru saja menginjak tanah Jepang, tepatnya Narita Airport. Mereka hendak mendatangi sebuah undangan dari salah satu mantan staff di agensi mereka. Seorang wanita yang akhirnya akan dipinang oleh lelaki asal Jepang. Entah bagaimana mereka bertemu, yang pasti Chanhee sebagai member yang cukup dekat dengan wanita itu, kini begitu semangat untuk menghadiri pesta pernikahan. Tentu Chanhee tak datang ke Jepang sendirian. Dia ditemani Sangyeon sebagai leader. Kemudian Jacob, Kevin, dan Eric sebagai foreigner member yang siapa tahu kemampuan berbahasa Inggris mereka dibutuhkan. Terakhir Juyeon. Entahlah, seingat Chanhee, alasan Juyeon ikut hanya untuk menjaga Eric atau apalah itu.
"Tunggu sebentar, Chanhee! Tak perlu terburu-buru! Busnya tak mungkin meninggalkan kita," ujar Juyeon sambil terus menarik kopernya. Diikuti member lain.
"Chanhee, upacara pernikahan Yein noona kan masih besok, sekarang kau tidak perlu buru-buru," ujar Jacob.
Chanhee lalu sedikit memanyunkan bibirnya.
"Tapi kalian kan tahu, sedekat apa aku dengan Yein noona saat dia masih bekerja. Aku rindu padanya, tahu.""Iya, tahu, kok,” ujar Kevin singkat dengan senyum tipis.
Chanhee menatap sebentar wajah Kevin, kemudian memasang senyum yang sama dengan lelaki berambut legam itu. Keempat lelaki di belakang mereka hanya tertawa-tawa melihat adegan di hadapan mereka. Macam drama remaja.
"Sudahlah, ayo cepat kita naik bus. Lihat, busnya sudah ada di sana," ujar Jacob sambil menunjuk ke parkiran. Tempat di mana sebuah mini-bus bertuliskan 'The Boyz' terparkir.
Dengan sigap, semuanya berjalan ke arah bus itu. Di sana, seseorang tengah menunggu mereka.
"Oh, kalian The Boyz!" seru lelaki itu dalam bahasa Korea.
"Ne! Best we The Boyz! Halo, kami The Boyz!" ujar Chanhee, Kevin, dan Eric bersamaan.
"Hei! Kita tidak perlu melakukannya. Ini bukan acara TV!" ujar Sangyeon. Ia lalu beralih pada orang berkemeja biru itu. "Apa anda supir bus ini?"
"Iya. Saya Ilsook, yang akan mengantar kalian ke hotel tempat pernikahan Yein noona berlangsung besok. Saya adik sepupunnya."
"Oh? Yein noona tidak bilang kalau sepupunya yang akan mengantar kita," bingung Eric.
"Sebenarnya aku yang menawarkan diri. Aku dipaksa adikku yang merupakan fans kalian. Dia juga memintaku untuk meminta tanda tangan kalian sesampainya di hotel nanti, kalau boleh."
"Kenapa bukan adikmu yang meminta langsung?"
"Dia masih sekolah,” keenam member The Boyz kemudian hanya mengangguk-angguk mengerti. "Nah, kalau begitu silakan naik! Perjalanan akan memakan waktu sekitar empat jam, jadi kemungkinan kita akan sampai hotel sekitar jam sembilan malam."
Di bus, keadaan ramai hanya karena Chanhee. Kevin asik mendengar lagu di ponselnya. Juyeon sibuk membalasi pertanyaan member lain di group chat mereka. Sangyeon dan Jacob mencoba untuk tidak menghiraukan kicauan dari burung bernama Chanhee itu. Sedangkan Eric terlihat tengah pulas tertidur.
"Chanhee! Diamlah sedikit!" teriak Sangyeon mulai kehilangan kesabaran.
"Chanhee, tadi kita berada di pesawat selama dua jam. Sekarang kita masih harus menghabiskan empat jam di bus. Apa kau tidak lelah?"
"Tidak," jawab Chanhee dengan polosnya.
"Kau ini sebenarnya apa? Kucing? Apa kau punya 9 nyawa?" kata Sangyeon.
"Enak saja! Aku ini manusia!"
"Kalau kau manusia, kau harus tidur sekarang! Manusia itu hanya punya satu nyawa dan kau harus mengistirahatkannya,” nasihat Jacob.
Chanhee hanya memanyunkan bibirnya, lalu menuruti kata-kata sang Jacob. Ia duduk tenang di kursinya sambil melihat keluar, berniat menikmati pemandangan. Sayangnya saat ini, bus yang mereka tumpangi sedang melaju di tengah hutan. Jad yang ia lihat hanya pepohanan besar dan baginya itu sangat membosankan. Ia pun mulai menutup mata dan tertidur.
DAAR
Mata Chanhee terbuka ketika ia mendengar suara seperti ledakan. Ia mengusap matanya dan melihat sekeliling. Langit sudah gelap, dan rupanya yang lain juga terbangun akibat suara tadi.
"Ada apa?" tanya Sangyeon.
Chanhee yang duduk tepat di belakang sang supir, mencoba mengecek keadaan pria itu.
"Ilsook-ssi, suara apa baru-"
Chanhee terbelalak melihat keadaan sang supir. Darah mengucur dari dada sebelah kirinya. Mulut dan matanya masih terbuka.
Dia mati.Tapi kakinya masih menginjak gas.
Melihat Chanhee membeku, semua kebingungan."Hyung, ada apa?"
"Dia... Dia mati,” ujar Chanhee masih terbelalak.
Kelima lelaki lain di sana ikut terkejut mendengar kalimat Chanhee. Kevin makin panik ketika ia menyadari ada tikungan di depan mereka. Ada juga sebuah pohon besar di ujung tikungan itu, menunggu untuk dihantam oleh mobil yang supirnya sudah tak bernyawa.
"Di depan ada tikungan tajam!"
"Semuanya lompat keluar dari sini!"
Dengan satu komando dari sang leader, semua melompat keluar dari dalam bus lewat kedua pintu darurat. Tak peduli dengan barang-barang mereka. Nyawa lebih penting.
Tubuh mereka terlontar sampai ke dalam hutan. Semua terbaring tak berdaya di tanah. Tapi Chanhee masih sedikit sadar. Dengan tangan berlumur darah itu, ia mencoba meraih tangan Jacob yang terbaring di dekatnya.
"H- Hyung..."
Itu yang terakhir Chanhee katakan, sebelum akhirnya ia hilang kesadaran.
To Be Continued
Suka sedih liat tag Juric di wp. Kering banget 😔
Sha,
28/11/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunger
FanfictionIt's a wood. No, it's a trap. - Kevnew Juric Sangcob Thriller, mystery, fantasy (?) PLEASE READ NOTES AND WARNINGS IN THE PROLOGUE THANKS