3 - The House

462 89 25
                                    

Esok paginya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esok paginya,

“Sial, tidak ada sinyal!” geram Jacob yang sejak tadi mencoba menghubungi member lain ataupun manajer mereka dengan ponsel yang untungnya terbawa oleh Kevin. Sialnya, tentu saja keadaan di hutan terpelosok begini seperti menghalangi sinyal sampai di ponselnya.

Hyung?”

Terdengar suara Eric yang sedikit merintih. Jacob menoleh dan menemukan Eric berjalan dengan lemas ke arahnya. Jacob dengan sigap memeluk tubuh sang maknae.

“Eric! Kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih enak?”

“Iya,” hanya itu jawaban dari Eric. Tapi dengan jawaban itu, kini Jacob bisa tersenyum lega karena sang maknae baik-baik saja.

“Apa yang kau lakukan, hyung?”

“Aku mencoba menghubungi manajer, tapi tidak ada sinyal.”

Eric lalu melihat keadaan sekeliling yang sepi. “Di mana yang lain?”

“Awalnya kami bermaksud untuk mencoba keluar dari hutan ini ketika pagi datang. Tapi karena kau belum bangun, kami memutuskan untuk menundanya. Kevin dan Chanhee sedang mencoba membuat api, karena tidak ada kompor di rumah ini. Juyeon dan Sangyeon sedang mencari apa saja yang dapat dimakan,” jelas Jacob.

“Di tengah hutan seperti ini?”

Lelaki Bae itu menatap Eric. Kasihan Jacob melihat bocah yang masih sakit ini. Seharusnya orang sakit makan makanan yang sehat. Tapi keadaan ini membuat mereka mau tak mau makan apa saja yang ada di hutan.

Jacob mengusap kepala Eric sambil tersenyum lembut.

“Maaf, Eric. Tapi di keadaan seperti ini, kita harus menerima apapun. Kumohon mengertilah.”

Eric terlihat menghela nafas singkat, “Baiklah.”


Di belakang rumah, Kevin dan Chanhee sedang berusaha membuat api dari ranting pohon dan daun kering.

“Ugh. Aku tak mengerti bagaimana manusia purba menggunakan benda-benda ini untuk membuat api,” keluh Chanhee kesal. Dia terus mencoba menggesekkan kedua ranting pohon di tangannya, namun tak sedikit pun percikan api yang tercipta.

“Ranting dan daunnya masih lembab karena hujan semalam. Sampai lenganmu patah pun, tak mungkin menjadi api,” ucap Kevin.

“Lalu kita harus bagaimana?!” Chanhee melempar ranting-ranting yang ada di tangannya.

“Aku lihat ada tumpukkan kertas di ruang tengah. Bawa tumpukkan itu ke sini.”

Tanpa kata, Chanhee menuruti kata-kata Kevin. Ia berjalan menuju ruang tengah dan melihat Jacob tengah duduk di sofa dengan Eric tiduran menggunakan kaki Jacob sebagai bantalan.

HungerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang