33

5K 612 108
                                    


**

"Udah gak usah cemberut gitu, ah." ujar Lucas sembari mencubit hidung Renjun gemas.

Sejak tadi Renjun tak berhenti mendumel karena kekesalannya terhadap Mina. Bahkan hingga mereka tiba di ruangan Lucas pun bibir Renjun masih mengerucut lucu. Lucas membawa Renjun duduk di sofa. Kebetulan pekerjaannya juga sedang santai tidak begitu sibuk untuk sekarang, jadi ia bisa menemani Renjun sebentar.

"Ell gak suka sama mbak tadi!" Kata Renjun lagi.

"Istri kalo udah cemburu serem juga, ya." Ledek Lucas.

Sebenarnya ya Lucas juga tidak suka kalau Mina yang harus menjadi sekretaris Mark karena gadis itu mantan kekasih Mark. Bukan tidak mungkin Mark baper lagi terus hilap dan berakhir selingkuh. Tapi ya.. jangan sampai Renjun tau fakta itu atau nanti akan repot jadinya.

"Lagian kenapa sih harus dia yang jadi sekretaris nya "

"Ya soalnya dia yang cocok jadi sekretaris Ken..  mungkin." jawab Lucas.

"Dih. Banyak kali diluar sana yang lebih baik dari dia. Apaan yang tadi, judes banget. Belum aja Ell jambak rambutnya. Huh!" Kekesalan Renjun belum reda rupanya. Ia meraih bantal sofa yang ada lalu di pukul-pukul seolah itu adalah Mina.

"Awas aja kalo mas Ken macem-macem sama tuh cewek. Lio potong masa depannya sampe pangkal biar gak bisa nusuk lagi!"

"Anjirr serem amat. Ya masa depan Ken masa depan Lio juga, dek." Kata Lucas ngeri. Renjun ini seram sekali kalau sudah marah.

Si kecil menggaruk kepalanya lucu. "Oiya juga juga. Yaudah penggal kepala cewek itu aja deh."

"Buset dah.. udah ah, ngeri kakak dengernya. Tenang aja di sini ada kakak yang mantau suami Ell kok. Kalo dia macam-macam kakak yang turun tangan." tutur Lucas akhirnya.

"Udah, jangan marah-marah mulu ntar gak imut lagi. Ell mau minum apa biar kakak suruh OB buatin." final Lucas menenangkan si kecil.

Renjun menghela napasnya. Meskipun Lucas menyebalkan tapi Renjun tau Lucas sangat menyayanginya. Lucas selalu membelanya. Tidak pernah Lucas biarkan Renjun menangis, bahkan Mark sendiri tidak akan segan Lucas hajar kalau sampai membuat adik kecilnya menangis. Renjun terlalu lucu untuk disakiti.

"Jus ada gak? Pengen jus buah. Hehe..." Ucap Renjun seraya menyengir.

Sang kakak mengangguk. "Apa sih yang gak ada buat Ellio." Lucas mengusak rambut Renjun gemas lalu beranjak dari duduknya menuju telepon yang terletak di meja kerjanya. "Bentar kakak suruh OB nya beliin di luar. Mau jus apa?" tanya Lucas.

"Buah naga."

"Oke. Bentar ya."

Tak butuh waktu lama seorang OB masuk mengantarkan minuman Renjun dan disambut semangat oleh si kecil. Terlihat seperti orang kehausan, jus buah itu lenyap setengah dalam sekali sedot. Sementara Lucas sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya.

..

Diruangan Mark baru menyelesaikan pertemuannya. Setelah pamit undur diri, Mark mengecek ponselnya yang sejak tadi bergetar di saku jasnya. Benar saja, puluhan chat dan panggilan dari sang istri menumpuk di ponselnya.

"Tadi adik kecil yang di bandara kemarin datang." ujar Mina memberi tau begitu masuk ke ruangan Mark.

"Lio?" tanya Mark menoleh. Mina mengangguk. "Dimana dia?"

"Dibawa pak Bastian."

Mark lantas melangkah keluar bergegas ke ruangan Lucas untuk mengecek sang istri.

"Siapkan persiapan untuk rapat nanti."

Jarak ruangan Lucas dan Mark tidak begitu berjauhan. Masih satu lantai yang sama, hanya terpisah beberapa ruangan saja.

Innocent Wife • MarkRen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang