34🌚

10.4K 636 102
                                    


***

Pukul tujuh malam Renjun tengah berkutat di dapur untuk membuatkan makan malam. Rencananya dia dan Mark akan ke rumah orang tuanya sehabis makan malam. Tadinya mau datang sore tapi gara-gara Renjun ketiduran jadi mereka mengundurnya untuk datang malam sekalian menginap.

Beberapa lama ini menjadi seorang istri sudah cukup bagi Renjun sedikit-sedikit menjadi dewasa meski belum waktunya. Renjun kini sudah bisa menyesuaikan diri kapan dia harus manja dan kapan dia harus berlaku selayaknya istri yang melayani suaminya.

Yang tadinya tidak bisa bangun pagi, kini Renjun sudah terbiasa bangun pagi untuk mempersiapkan segala sesuatu keperluan kerja sang suami. Yang tadinya hanya bisa nyapu lantai -itupun kurang bersih- kini Renjun sudah bisa membersihkan seluruh apartemen seperti ibu rumah tangga pada umumnya.

Dan yang terpenting adalah Renjun sekarang sudah bisa memasak. Yeay! ^^ yang tadinya Mark yang memasak atau membeli makanan siap santap kini Renjun rutin memasak sendiri.

"Masak apa?"

Mark menegur tiba-tiba bersamaan dengan pelukan dari balik punggung Renjun. Dagu Mark bertumpu di bahu Renjun, sementara tangannya melingkar di perut rata si kecil.

"Mas jangan ganggu, ih. Lio lagi goreng ikan ntar kecipratan minyak panas." ucap Renjun mengingatkan.

"Udah gak takut lagi?" ledek Mark, mengingat pengalaman pertama Renjun menggoreng ikan dan berakhir menangis karena kecipratan minyak nya.

"Ejek terosss.." omel Renjun kesal.

Mark terkekeh, menduselkan wajahnya di perpotongan leher Renjun. "Ke rumah bundanya besok aja, ya, sayang." gumam Mark.

"Hm? Kenapa?"

"Mau berduaan sama Lio dulu. Mas sibuk akhir-akhir ini. Lio gak kangen emang?"

"Ya kangen lah. Hehe." Renjun terkekeh pelan. "Yaudah besok aja kesana nya. Minggir dulu mas nya, Lio lagi goreng ikan ini loh." katanya lagi.

Klek...

"Loh.. kok dimatiin sih kompornya, mas! Belum selesai!" omel Renjun saat Mark justru mematikan kompornya.

"Nanti aja masaknya." Mark memutar tubuh Renjun menghadapnya. Masih dengan posisi tubuh berhimpitan, Mark menatap lekat wajah manis si kecil.

"Kangen banget.." katanya manja.

Renjun mencibir. "Gak lucu banget mas manja gitu." Renjun cubit hidung yang masih kalah mancung darinya itu. "Lio juga kangen." akunya.

"Cium.."

Bibir tipisnya mengerucut lucu di depan Renjun. Sesaat Renjun menggelengkan kepalanya heran melihat sifat Mark yang tiba-tiba jadi manja begitu. Bukannya apa, tapi Mark sangat tidak cocok dengan gaya manja seperti itu. Malah membuat Renjun geli.

Cup! Cup! Cup!

Kecupan beruntun Renjun berikan di seluruh wajah Mark kecuali bibir. Ia kembali fokus menatap sang suami yang terlihat mengerutkan keningnya.

"Ada yang kelewatan."

"Hm? Apa?" beo Renjun sengaja menggoda.

"Ada. Ayo cium dulu yang ketinggalan." desak Mark. Ia tau Renjun sengaja melupakan bibirnya. Mark masih mempertahankan wajahnya.

Renjun menggeleng lucu. "Lio gatau. Udah diabsen semua, kok."

"Jangan salahkan mas kalo Ell sesak nafas, ya?" Ancam Mark. Namun Renjun justru menantangnya.

"Coba aja."

Gemas. Mark tersenyum geli, mencubit pipi gembil Renjun. Dia mana tega memperlakukan istrinya kasar setelah seminggu tidak menyentuhnya.

Innocent Wife • MarkRen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang