Xie Lian menatap jalanan dari kaca mobil milik Lan Xichen, setelah tadi Wei Wuxian pingsan mereka di landa kepanikan . Syukurlah anak itu hanya mengalami demam biasa mungkin efek kelelahan serta beban pikiran .
Hari ini sebenarnya Xie Lian pergi ke kantor manajemen untuk meminta izin perihal cuti Wei Wuxian serta mencari tau informasi lainnya, beruntungnya pihak manejemen memang telah memberikan cuti pada Wei Wuxian selama 1 bulan persiapan untuk film terbaru yang akan rilish, kalau tidak mungkin Xie Lian akan memaksa dengan kekerasan .
soal bagaimana ia bisa kesana, Lan Xichen sendiri yang dengan baik hati menawarkan jasa mengantar jemput dirinya .
Sejak dulu Lan Xichen memang bersahabat dengan Xie Lian , mungkin mereka kenal lama tapi soal hubungan Xie Lian dan Hua Cheng ia kurang tahu karena yang Lan Xichen tahu kalau Xie Lian menikah dengan seorang tentara dan sekarang ia sendiri karena sang suami sudah meninggal.
"Huan , terimakasih. Hari inj kalian banyak membantu . Kalau tidak ada kau mungkin aku sudah hilang kendali menghancurkan Jiang Cheng sendiri." Xie Lian menyandarkan punggung miliknya , hari inu sangat lelah . Syukurlah urusannya sudah selesai sekarang tinggal urusannya dengan Jiang Cheng dan juga pihak manejemen maupun wartawan tidak ada yang tahu soal kejadian Wei Wuxian.
"Jangan sungkan. Adik Wei itu sudah seperti adikku sendiri , jadi .setelah ini bagaimana?"
"Sepertinya nanti kita akan bicarakan pada pihak Jiang Cheng sendiri , itupun kalau kondisi A Xian sudah lebih baik . Ah!! Mungkin nanti malam kami akan pulang, aku tidak enak lama menginap di tempat mu . Nanti para wartawan akan mengetahuinya."
"Tenang aja apartemen kami khusus, tidak sembarangan wartawan bisa meliput. Kau dan adik Wei bisa tinggal kapapun kalian mau. "
Xie Lian tersenyum simpul , Lan Xichen sejak dulu selalu ramah dan sopan . Membuatnya tak enak hati , tapi kondisi Wei Wuxian memang jauh dari kata baik . Mungkin ia akan menunda kepulangannya sampai besok .
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Wei Wuxian memakan soup buatan Lan Wangji dengan pelan , setelah istirahat dan meminum obat tadi kondisinya lebih baik , demamnya sudah mulai turun hanya saja tubuhnya masih lemas , tapi dia keras kepala agar makan di meja makan karena tidak mau mengotori kasur Lan Wangji yang semuanya di dominasi warna putih itu.
Pada akhirnya Lan Wangji menuntun Wei Wuxian ke arah meja dapur untuk makan.
Lan Wangji selesai menghabiskan soupnya, ia beralih menatap Wei Wuxian di sebrang yang mulai susah payah menelan soup tersebut.
"Kalau kau mulai mual , jangan lanjutkan."
"Tapi, kau sudah susah payah memasakan untukku. Lan Zhan."
"Tidak papa."
Lan Wangji bangkit dari duduknya lalu menghampiri Wei Wuxian dan membereskan makan mereka .
Jujur saja Wei Wuxian merasa tidak enak, tapi ia sudah mulai mual . Kalau di lanjutkanpun ia akan tetap memuntahkan kembali nantinya .
Pintu apartemen terbuka menampilkan Xie Lian dan Lan Xichen disana . Dengan wajah sumringah Xie Lian menghampiri Wei Wuxian , memeluk serta mengecek kondisinya .
"A Xian , bagaimana? Kau sudah merasa lebih baik?"
"Iya , Lan Zhan juga sangat baik , ia memasakan aku soup." Jawaban ceria Wei Wuxian membuat Xie Lian terharu ia memeluknya kembali , sambil berkata syukurlah A Xianku sudah kembali.
Lan Zhan menawari sang kakak dan Xie Lian soupnya , yang langsung diangguki mereka berdua .
"Aku tinggal ke ruang tengah dulu , ada beberapa barang yang harus endorse ." Ucap Lan Wangji yang diangguki semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST SCENE (SLOW UPDATE)
General FictionTidak ada yang tau kehidupan kedepan seperti apa , bahkan kita tidak tahu kapan kita menikah dan siapa pasangan hidup kita ? Namun satu hal yang kita ketahui kita di berikan kehidupan serta rasa cinta untuk melengkapi kehidupan ini suatu saat nanti.