Di suatu waktu menjelang pagi, Rina febiola salsabila. Anak sulung Dari keluarga broken home, seperti biasa Rina selalu membantu kake nya menyiapkan Alat dagangan nya karna, kakek Rina yang bernama, Abib Jasmien yang berusia sekitar 83 tahun masih bisa berdagang sayur untuk memenuhi kebutuhan sahari - hari Ia dan Rina.
So .. Di sini Rina tidak pernah malu dengan perekonomian nya yang sangat rendah, ia bahkan sangat bahagia bisa hidup sederhana bersama kakek nya sekaligus menjaga kakek nya.
"Kek, kakek hati - hati ya, Rina berangkat sekolah dulu" Kata Rina seraya mencium punggung tangan kanan kakek nya.
Abib pun menghelus lembut Rambut Rina " kamu juga hati - hati ya Rin, kakek selalu doain kamu biar jadi orang sukses seperti mama kamu"
Rina hanya membalas dengan senyuman dan anggukan pelan, ia sadar bahwa kesuksesan Kedua orang tua nya bukan untuk dirinya, melainkan untuk kebahagiaan mereka masing - masing.
///////
Sampai di sekolah Rina sempai di tertawakan pada sekelompok Geng para Cewe - cewe yang nongkrong di Sepanjang koridor sekolah. But Rina slow aja karna, hari - hari nya emang selalu di kasih sarapan seperti ini.
"Haii Rin" Seorang laki - laki blesteran yang selalu setia menemani Rina itu Datang, dan dia adalah Sayid alfianda Ali.
Rina langsung kaget "kamu!" Bentak nya.
"Udah sarapan Rin?" Tanya Sayid
"Udah"
"Sama apa?"
"Sama menerima tertawaan orang di setiap pagi" Ujar Nya, Sayid langsung melihat di sekeliling koridor sekolah, emang benar semua cewe - cewe di sana sedang mentertawakan gadis ini.
"Udahlah ga usah di pikirin, anggap aja mereka Iri karna, ada cowo ganteng kayak aku bisa deket sama kamu hehehe" Kata Sayid, Spontan Rina menepuk pundak nya dan menggeleng kepala karna tidak bisa membalas perkataan dari Sayid.
Sayid dan Rina sudah berteman lama, namun di setiap ke dekatan mereka ada aja yang buat mereka tidak dapat selalu berdua karna, Mama nya Sayid tidak menyukai Rina, ntah itu karna apa, mungkin, karna perbedaan kasta, harta, fisik atau materi saat ini yang Rina dapat kan.
Namun Sayid tidak ambil pusing, ia akan terus menemani Rina meski kedua nya tidak ada hubungan apapun melainkan hanya sebatas Teman dekat.
"Rin" panggil Sayid saat duduk di sebelah Rina yang sedang melihat - lihat orang lalu lalang.
Rina menoleh dan menaikan Satu alis nya "hemm?".
"Kamu mau nggak ..." namun perkataan nya berhenti seakan menyuruh Rina menebak kata.
"Mau apa?" Tanya Rina singkat.
"Mau es cream".
"Enggak mood".
"Coklat?".
"Nggak".
"Bakso?".
"Nggak".
Sayid mendesah kesal dan membalik badan nya kebelakang "terus kamu mau nya apa Rin?". Tanya Sayid.
"Nggak mau apa - apa kecuali keluarga utuh". Jawab Rina, jawaban ini sempat membuat Sayid terngangang tidak bisa berkata apa - apa.
"Aku cuma mau papa sama mama aku balik lagi, kumpul lagi, saling sibuk setiap pagi nya, mama sibuk nyiapin sarapan, papa sibuk benerin dari dan aku sibuk ingin berangkat sekolah. Hemm indah nya masa - masa itu, andai waktu bisa di putar". Ujar Rina tak sengaja ia meneteskan air mata nya di samping Sayid, sayid juga yang melihat air mata jatuh dari pipi Rina langsung menghapusnya dengan belaian jari manis Sayid sendiri.
"Jangan sedih. Karna yang sayang sama kamu itu banyak". Kata Sayid seraya melontarkan senyuman manis ke pada Rina.
"Banyak? Hanya kamu sama kakek ku". Sahut Rina.
"Tapi masih ada juga kan Rin". Rina hanya membalas dengan anggukan dan senyuman miring.
Rina sangat bersyukur ternyata masih ada orang yang baik dan pengertian sama dia selain kakek nya, apa lagi orang nya Sayid.
///////.
Pas masuk kelas, semua orang langsung melihat Rina dengan tatapan benci atau jijik, Rina merasa ingin menangis but ia wanita yang kuat ia tidak gampang menangis. Sayang nya Sayid tidak ada di kelas yang sama seperti Rina.
"Amboyy .... masih brani lu masuk kelas ha?!". Bentak Selvi di hadapan Rina, kemudian ia mendorong Rina hingga terjatuh.
"Eh lu tuh di sini cuma sampah! Sampah masyarakat tau ga lu".
"Iya tuh, tau sampah masih aja ngedeketin si cowo ganteng".
"Eh lu ingat sekali lagi ya! Sayid itu cocok nya sama gue, bukan sama gembel kayak lu!".
Kemudian bedak bedak di tumpah kan ke atas kepala Rina hingga semua rambut nya memutih serta di siram air oleh segerombol geng Selvi itu.
Baru terasa bahwa Rina mengeluarkan Air mata nya, ia berdiri dengan mengepalkan kedua tangan nya setelah itu ia berlari ke arah WC. Ia tidak punya nyali untuk membalas semua perlakuan Geng Selvi itu karna, ia hanya sendiri, dan jika ia membalas akan tambah jadi masalah nya, lebih baik ia melilih untuk diam dan terus di bully hingga ia sudah tiada di dunia ini.
Hikss.... hiks .... hiks ....
"Kenapa semua orang jahat sama aku, salah aku apa? Mereka tidak punya hati!!" Rina mengambil Katter tajam di dalam kantung baju nya, ia membuka katter tersebut dan menyeyetkan di bagian lengan nya, ia masih punya masa depan dan ingin membahagiakan kakek nya, mangkanya ia hanya melukai nya di lengan kanan nya bukan di nadi nya.
Hal ini bukan hal biasa yang baru saja Rina lakukan, ia sudah melakukan nya ratusan kali, bahkan jika ia di bully ia akan melakukan nya, meski Sayid akan memarahi nya, kata nya dengan cara ini masalah nya sedikit reda dalam hidup.
Berhubung pelajaran sekarang di ganti dengan pelajaran olaraga, Rina langsung cepat - cepat ganti baju olaraga di WC tersebut, dan baju putih abu - abu nya ia jemur di belakang WC di sana keliatan nya sangat Aman.
#happy reading!.
#salam, Rina febiola!.
#VOTE KAKAK♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahrin (ON GOING)
RandomJangan lupa follow ya wkwk, dan votment kelen... di tunggu di setiap part wokey.♡