Part 6. (kenangan)

30 34 3
                                    

*Malam Hari.*

Di waktu yang penuh kebingungan. Dimana semuanya akan terjadi pada diri yang tidak begitu hebat, tidak punya kekuatan ini.

Langkah kaki terus berjalan, ntah itu arah nya akan menuju kemana. Dengan tatapan kosong yang selalu menatap ke depan dan tidak menghiraukan orang - orang lalu lalang, bahkan hati nya hancur setelah melihat seorang gadis yang sangat akrab sama ayah nya, tangan gadis itu tidak mau lepas dari genggaman ayah nya. Gadis malang ini hanya bisa melihat kebahagiaan orang saja, sudah lama ia tidak merasakan hangat nya tangan ayah dan lembut nya belaian ibu.

So... you kepp strong! Ia tidak patah semangat, bahkan mengeluh. Ia terus mencari jalan agar semua nya kembali, tapi, susah bagi nya untuk menyatuhkan kembali kedua orang tua nya, karna, mereka sudah memiliki keluarga masing - masing.

"Setidak nya aku hidup hanya untuk di titipkan kepada kakek saja. Jika tidak mau merawat ku, buat apa melahirkan ku? Buat apa? Bunuh saja aku, dari pada aku hidup tanpa kasih sayang dari orang tua".

Menangis lagi:( tiada hari tanpa air mata, "no problem i'm always waiting happy".

Suara Handphone berdering di saku celana nya, segera ia melihat ada pesan BBM dari Sayid.

*pesan Sayid*
Rin, kamu di mana?.

Namun Rina hanya melihat saja pesan dari nya dan memasukan kembali handphone ke dalam saku celana nya. Hari ini ia mau sendiri, menikmati semua masalah yang datang dan sekalian menunggu masalah apa lagi yang akan ia hadapi kali ini, lanjutt.. ia tidak takut, sebanyak apa pun masalah ia tidak akan menyerah. Hanya saja air mata yang tidak bisa di tahan, but, hanya air mata, jadi "no problem jangan anggap aku sudah kalah".

/////
"Gimana kakek saya dok, apa boleh pulang?". Tanya Rina dan berharap mendapat jawaban yang memuaskan,,karna ia sudah tidak nyaman berada di rumah sakit ini.

Dokter itu tersenyum manis ke arah Rina. "Sudah bisa di bawa pulang". Rina sangat bahagia atas apa yang di katakan dokter.

Melihat dari penampilan dokter ini, Rina teringat bahwa dulu kecil ia punya mimpi untuk menjadi dokter. Oke akan ia usahakan buat mewujudkan semua mimpi nya itu.

Dengan cepat - cepat Rina mengambil handphone nya dan ingin menghubungi Sayid bahwa kakek nya sudah bisa di bawa pulang dan minta bantuan Sayid untuk membawa mereka pulang. Namun kakek nya Rina yang dari tadi melihat Rina sibuk mencari handphone di dalam tas nya itu langsung peka, bahwa Rina akan meminta bantuan dari Sayid.

"Kakek mau pulang naik angkot saja". Rina terdiam setelah mendengar kakek nya berbicara, bahkan kesibukannya mencari handphone itu pun terhentikan.

Rina langsung berjalan mendekati kakek nya. "Kek ... Rina ga punya uang untuk naik angkot". Kata Rina seraya memasang wajah yang sedih.

"Kakek kan tau, berapa hari ini Rina ga kerja, Rina juga ga sekolah kek".

"Maafin kakek Rin, kakek ga ada guna nya bagi kamu, kakek selalu bawa masalah dalam hidup kamu, maafin kakek ya.....____". Kemudian Suara itu terhenti, mata tertutup dan nafas seakan tidak melakukan reaksi apa pun. Disana Rina mulai panik dan seluruh tubuh nya lemas, muka nya langsung memucat. Ia gemetaran.

"Kek.." panggil Rina dengan menggoyangkan tubuh kakek nya. "Kakek!, kek bangun kek, Dokter!! Dokterr tolong dok!". Pekik Rina sekuat tenaga nya. air mata sudah mengalir deras di pipi manis nya. Tak lama kemudian dokter datang dan Rina harus menunggu di luar dengan keadaan tidak berdaya ini.

Gadis ini duduk di kursi luar dengan tangan menutupi wajah sedih nya, mulut nya berkomat kamit memberi doa agar kakek nya baik - baik saja. Ia juga teringat bahwa kakek nya masih punya anak kandung, yaitu, mama nya. Dengan segera Rina menghubungi mama nya, untung Rina masih punya nomor itu.

"Ma, mama ke rumah sakit ma, sekarang, kakek lagi darurat ma!". Kata Rina di dalam telfon dengan berkata gugup akibat sangat panik.

"Nanti ya Rin, mama sibuk sekarang, nanti kamu kasih alamat rumah sakit nya ya". Kata Mama nya Rina. Rina sangat lemas setelah mendengar perkataan mama nya, seakan tidak peduli sama ayah kandung nya. Rina sangat kecewa berat dengan orang tua nya yang hanya mementingkan kesuksesan dari pada orang tua yang berjuang demi mereka.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan nya. Dengan wajah yang sangat tidak menyenangkan, jantung Rina seakan mau copot, dada nya sakit dan hati nya serasa ada seribu duri tajam yang menusuk.

#happy Reading!..
#salam, Rina febiola.
#VOTE KAKAK♡♡

Syahrin (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang