Di sore hari yang sudah hampir malam, senja yang indah sudah hilang dalam waktu singkat. Bahkan ingin menikmatinya pun tidak sempat karna harus bekerja sampingan saat pulang sekolah yaitu, kerja di tokoh roti bakar yang tidak jauh dari rumah nya.
Rasa nya bekerja di usia yang belum pantas ini menyenangkan, di mana semua orang yang berusia 18 tahun harus sibuk dengan wajah glow, atau main sama teman, makan di cafe, mencari moment indah bersama pacar.
Tapi gadis malang ini tidak beruntung, ia bahkan harus bekerja keras membantu kakek nya atau meringankan beban kakek nya untuk membayar uang sekolah nya sendiri.
"Huuh, Rina ga boleh patah semangat, Rina harus sukses!" Ujar Rina saat berjalan pulang ke rumah nya.
Pergi di niat kan dengan hati yang semangat, pulang juga di awali dengan kegembiraan karna, baru saja ia mendapatkan bonus dari bos nya yaitu, 1 bungkus roti yang berisi 20 roti bakar, ini sudah bisa untuk jadi makanan selama 1 minggu bersama kakek nya.
Namun langkah kaki yang ingin masuk ke dalam halaman rumah itu terhenti dan kaki langsung tidak ada rasa nya, lemas, roti itu terjatuh dari genggamannya. Rina berlari ke arah pintu, di sana sudag tergeletak seorang kakek tua di lantai.
"Kakek!!" Pekik Rina, ia mengangkat kepala sang kakek dan menaruhnya di atas paha Rina.
"Kek, kakek bangun kek". Air mata tak sengaja terjatuh, hati nya hampa, raga nya seraya melayang jauh, melihat seorang kakek yang ia sayangi, yang bekerja keras untuk dirinya itu tergeletak lemas di pangkuan nya.
Cepat - cepat ia langsung mengambil handphone nya dan mencari nomor Sayid. Langsung di angkat dan Rina juga langsung menjawab.
"Hallo Sayid, Yid tolongin aku, kakek pingsan" kata Rina terseduh - seduh saat berbicara sama Sayid."
"Yaudah Aku ke sana ya Rin". Jawab Sayid.
Air mata Rina tidak ada henti - henti nya mengalir deras di pipi nya, ia sangat khawatir akan keadaan kakek nya ini karna, baginya seorang yang sangat menyayangi nya adalah kakek nya.
15 menit kemudian mobil hitam keren datang, dan itu adalah Sayid.
Cepat - cepat Sayid mengangkat Kakek Rina ke dalam mobil nya.
////////
Di rumah sakit rasa nya tidak percaya bahwa kakek nya berada di ruangan ini. Rina semakin hampah, uang untuk biaya rumah sakit tidak cukup, apalagi ia harus bayar uang ujian 1 semester minggu depan, namun Sayid bukan lah teman yang pelit.
"Jangan khawatir ya Rin, gue bakal bayarin semua biaya rumah sakit ini". Ujar Sayid sambil memnghelus lembut pundak Rina.
"Tapi ..".
Tangan Sayid menutupi bibir Rina yang baru saja ingin menyambung perkataan nya..
"Masalah mama ku biar aku sendiri yang tanggung, kamu tenang aja". Jawab Sayid, Rina lega rasa nya mendengar semua ini, namun ada rasa tidak enakan antara ia yang selalu menjadi beban bagi kehidupan nya.
"Aku janji kalo aku punya uang, pasti akan aku ganti". Kata Rina, Sayid menoleh dengan senyuman miring.
"Iya, aku doain kamu sukses kedepanya".
Kini Rina tidak lagi memikirkan biaya rumah sakit, yang ia pikirkan sekarang adalah kesembuhan kakek nya dan penyakit apa yang di alami kakek nya sekarang ini.
Tak lama kemudian, dokter keluar ruangan dengan suster nya sekalian.
Dengan cepat - cepat Rina berdiri menghadap dokter tersebut."Gimana keadaan kakek saya dok?". Tanya Rina tergesah - gesah.
"Kakek kamu mengalami kanker kulit, maka dari itu kakek kamu tidak bisa berdagang dengan cuaca panas". Ujar dokter. Rina yang mendengar penyakit yang di alami kakek nya ini mampu membuat nya Broken heart world, ia tidak bisa menerima semua kenyataan pahit ini.
Tapi ia tidak patah semangat ia terus semangat karna, ia tau bahwa kesuksesan berawal dengan perjuangan yang cukup besar, maka dari itu kerja di tokoh roti saja tidak cukup, ia harus cari pekerjaan lain.
Sayid menghampiri Rina yang sedang menangis, Sayid tau betul perasaan Rina saat ini karna, Sayid bukan hanya sekedar teman, ia juga jadi penjaga atau pelindung Rina dari kecil.
"Kamu yang sabar ya Rin, ini ujian, aku percaya kamu bisa ngadepin masalah ini bersama aku". Kata Sayid.
"Aku ga bisa lagi nerima masalah ini lagi yid, aku udh bosen hidup, aku mau mati aja". Ujar Rina, Sayid yang mendengar semua itu langsung menarik tubuh Rina dan memeluk ny dengan sangat lembut.
"Kamu ga boleh bilang gitu!, kalo sampe kakek kamu denger kamu bilang gitu, pasti dia sedih Rin. Kamu denger baik - baik ya, mau kamu susah, sedih, atau masalah datang setiap hari, aku ga akan pergi, aku akan tetap di samping kamu, ingat itu". Sayid langsung melepaskan pelukan nya terhadap Rina, Sayid rasa Rina sekarang sudah membaik, air mata nya sudah tidak mengalir deras.
#Happy reading!.
#Salam, Rinafebiola!.
#VOTE KAKA♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahrin (ON GOING)
RandomJangan lupa follow ya wkwk, dan votment kelen... di tunggu di setiap part wokey.♡