Toleransi dan Atensi (Vivi Chika)

751 50 34
                                    


Just Read

OK?

Happy Reading

Setelah mendapat kabar bahwa Vivi telah sehat dan sembuh dari sakit, Chika memutuskan menginap di rumahnya disela kesibukannya dengan kegiatan perjeketian. Vivi masih diizinkan cuti sampai fisik dan mentalnya pulih dan siap untuk kegiatan kembali. Latihan, kuliah, dan perform. Tubuh kurusnya semakin kurus karena sebelumnya mengalami sakit tipes. Chika memutuskan membawa banyak makanan hari itu.

"Kak Vivi, mau diaduk apa kagak nih buburnya?" tanya Chika.

"Ya diaduklah. Bodo amat gue dibilang psikopat," ceplos Vivi terkekeh.

"Gue suapin ya?" pinta Chika sambil mengaduk bubur secara brutal. Semua topping tenggelam dalam basahnya bubur yang agak penuh bumbu.

Vivi mengangguk. Chika agak sendu melihat tubuh Vivi yang udah langsing dan ramping makin kuyus. Ga tega mau meluk tadi pas baru dateng. Nafasnya juga masih agak tersengal karena efek penyakitnya. Ah, Chika jadi pengen tinggal di rumah Vivi dan ngerawatnya. Kangen banget dia sama sosok Badrun yang hobi nyeletuk.

"Ngapain lu ngeliatin gue? Naksir?" umpat Vivi sembari menerima suapan pertama.

Chika ngga menjawab, ia letakkan styrofoam dan merapikan rambut Vivi yang berantakan. Tak lupa ambil tisu dan menyeka sisa bubur di tepi bibir Vivi.

"Abisin ya? Biar lo gemuk kayak gue. Berat gue naik, Vi, masa?"

"Pipi lo gendut. Keliatan banget, Chik. Gue nonton showroom ulang elo." Vivi mengunyah suapan buburnya lahap. Wajahnya gembira dengan kehadiran Chika. Member pertama yang menjenguknya. Mira yang ia harapkan datang sedang berlayar bersama Ara.

"Iya kan? Naik tiga kilo. Napa larinya ke pipi sih? Sebel banget gue!" Chika memegang kedua pipinya.

"Itu jerawat juga buruan pake skincare."

Chika bangkit dan mematut diri di depan cermin, menghitung jerawatnya di pipi, "Keliatan banget ya? Aaaaaa....reseh." Lalu kembali duduk meneruskan menyuapi.

"Ntar kalo lo latihan juga turun lagi tuh berat."

"Sering latian ramune ampuh sih emang nurunin, seminggu gue dua kali show. Beloman pas ada event, bisa turun satu kilo."

"Gimana gue, bisa makin kurus?"

"Makanya lo makan yang banyak!" Chika ngomel, ia sayang banget sama member yang pertama kali ia kenal dulu. Ia menunjuk aneka cemilan kesukaan Vivi yang ia bawa biar Vivi cepet gemuk dan sehat. "Tar lo mau apaan, gue beliin dah, Vi! Asal lo makan..."

"Iya, iya. Bawel."

Makan bubur selesai, Vivi buka biskuit rasa tawar yang dibawa Chika. Dicemil satu persatu sambil ngerjain tugas kuliah yang menumpuk. Sang dosen memberi toleransi memperpanjang dead line bagi Vivi. Ya gila aja, kalau keadaan sakit masih dikejar tugas, ngga punya perikemanusiaan. JOT aja ngasih dispensasi agar Vivi beristirahat, masa kampus engga.

"Vi, adzan isya." Chika menarik earphone yang terpasang di kedua telinga Vivi.

"Ngapain sih?" Vivi yang sedang fokus menulis tugas terlihat kesal. Wajahnya merengut.

"Adzan isya woy! Diem, bukannya dengerin lagu!" Chika memelankan suaranya.

"Nanggung!" Vivi hendak memakai lagi earphonenya namun dicegah Chika.

"Ngga ada akhlak lu dari kecil!" omel Chika.

"Iya deh."

"Sono sholat gih, Kak Vivi. Ngga halangan kan?" perintah Chika.

One Shot JKT48 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang