Berangkat Sekolah (JKT48)

1.2K 65 34
                                    

Happy Reading

Jakarta, 1990an

"Assalamu alaikum, Ci Shani...!! Main yuuk, eh, berangkat yuuuuk...!"

Terdengar teriakan dari luar rumah besar itu. Suaranya nyaring dan cempreng. Waktu baru menunjukkan pukul 06.30.

"Iya, sebentar yaaa!!" suara seorang Ibu berkerudung dari dalam.

"Iyaa, Tante..."

Orang yang dipanggil sedang mempersiapkan perbekalan sekolahnya ke dalam tas punggung warna pink, yang membuatnya seperti Dora. Ia buru - buru menggigit dan mengunyah rotinya. Menelannya cepat lalu meminum segelas susu di meja.

"Makanya jangan terlambat bangunnya."

"Aku main gimbot semalem, hehehe..."

"Ck ck ck ck..." Ibunya berdecak melihat cara anaknya makan yang terburu - buru.

Anak kelas 5 SD itu mencium tangan Ibu dan Bapaknya yang sedang membaca koran Kompas dan Poskota.

"Daaaaah...."

"Hati - hati di jalan, Shan...."

"Iyaaaa...."

Di depan pagar rumah, ia sudah disambut seorang anak perempuan bertubuh kurus dan berwajah manis. Anak itu setiap pagi menjemput Shani karena rumahnya berdekatan dan sekolah mereka barengan. Namanya Viona, dipanggil Vivi atau Badrun. Anak SD biasa memanggil dengan nama Bapaknya. Shani biasa dipanggil Cici atau Ricar, plesetan nama Bapaknya, Richard. Vivi baru kelas 4 SD. Mereka bersekolah di SDN 048 Pagi.

"Lo bawa bekel apaan, Vi?" tanya Shani.

"Ga bawa, Ci. Minta duit aja seribu."

"Tumben? Biasanya nasi uduk."

"Kaga, emak gue masak pete. Masa gue bawa bekal pete. Bisa mabok sekelas. Hahaha..." cetus Vivi ngakak. Shani ikutan tertawa.

"Vivi sih ada - ada aja. Hahaha..." Mata Shani hampir tak keliatan setiap tertawa.

"Cici bawa apa?"

"Roti. Biasa sih."

"Eh, Ci, gue nyebrang ya? Cici jemput Ci Gre. Gue jemput Chika."

"Ho oh." Shani menganggukkan kepala.

Vivi menyebrangi jalan yang sepi, hanya motor dan becak yang berlalu lalang. Ia melangkah menuju sebuah rumah lumayan besar dan tingkat.

"CHIKAAAA....ASSALAMU...." Vivi menghentikan panggilannya, ia menepuk jidat, "Duh, kan Chika kristen. Lupa mulu dah perasaan..." Vivi geleng - geleng menyadari kealpaannya.

"Iya, Vi!! Walaikum salam. Aku dah siap!!" Seorang gadis berwajah manis, rambutnya dikuncir dua, kaus kakinya tinggi selutut dan memakai sepatu Kasogi warna hitam. Ia membuka pintu pagarnya dan memeluk Vivi.

"Napa lu jawab dah salam gue, Chik?"

"Ya, gapapa. Iseng aja. Emang ga boleh?" ujar Chika menggandeng tangan Vivi lalu menyeberang jalan. Ke rumah Gracia.

"Boleh kok boleh. Kapan masuk Islam? Hahaha..." tanya Vivi asal nyablak. Terkekeh.

"Ga ada akhlak lu!!" Chika monyong, sewot.

"Eh, dikasih duit berapa sama Pak Siallagan?"

"Seribu, sama nasgor. Badrun kaga ngasih duit ya? Haha..."

"Sembarangan. Bapak gue ngasih seribu doang, Chik."

"Pasti emak lo kalo ngga masak jengkol ya pete."

One Shot JKT48 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang