6. Accident

1.1K 68 8
                                    

Hari hari berlalu seperti biasanya hingga kini bulan kedua setelah kepulangan Yoongi dari pekerjaan dinasnya. Perut Jimin semakin membesar selama dua bulan ini. Juga Yoongi yang senantiasa bersikap dingin dan cuek terhadapnya. Jangan lupakan Yoongi yang membawa jalang setiap ia pulang ke rumah dan menghabiskan malam panas mereka di kamar tamu, tak mempedulikan kehadiran sosok lain dalam rumah itu.

Namun malam ini berbeda, Yoongi tak membawa siapapun dalam rangkulannya juga ia pulang dalam keadaan mabuk berat. Dengan langkah yang sempoyongan ia melangkahkan kakinya menaiki tangga satu persatu dengan tangan yang memegang erat pada pembatas tangga. Tangannya membuka sebuah pintu dan mendorongnya, kakinya juga ikut melangkah masuk ke dalam.

Sosok yang tengah tidur di kamar itupun terlonjak kaget saat mendapati sepasang tangan yang melingkar apik di pinggangnya. Bau alkohol tercium begitu kuat setiap kali orang itu menghembuskan nafasnya.

Jantung Jimin berdegup kencang, pipinya jua ikut memanas kala Yoongi mulai mengendus serta menciumi leher mulusnya. Ia tersentak kala Yoongi menariknya menjadi berbaring. Yoongi merangkak ke atas tubuh Jimin, menatap penuh takjub tubuh elok sang submissive yang tak pernah ia perhatikan secara teliti sebelumnya.

Bagaimana pipinya yang chubby, mata bulatnya yang lucu, serta bibirnya yang tebal menambah kadar keimutan sekaligus seksi seorang Park Jimin yang kini berada di bawah kungkungan seorang Min Yoongi, suami bejat yang menelantarkan calon anak serta istrinya berbulan bulan setelah menikah. Jangan lupakan ia yang membawa jalang setiap pulangnya dan melakukan malam yang panas di kamar tamu yang bahkan tidak kedap suara membuat Jimin harus menabahkan hati akan suara suara laknat yang selalu menggentayangi malamnya yang sunyi tanpa siapapun di sisinya.

Yoongi sadar ia telah menyakiti hati namja mungil di bawahnya ini. Ia sadar ia telah membuat banyak kesalahan yang mungkin tak akan dimaafkan dan tak patut dimaafkan pula. Ia sadar jika ia adalah suami yang buruk, calon ayah yang buruk bagi anak anaknya kelak. Ia tahu semua itu, ia sadar. Hingga tanpa sadar setitik air mata jatuh ke pipi chubby Jimin. Yoongi menangis.

Jimin terkejut mendapati tetesan air mata yang jatuh mengenai pipinya dan itu Yoongi, suaminya sedang menangis entah karena apa. "Hyung, kenapa kau menangis? "

"Jimin, maafkan aku. " Jimin membelalakkan matanya, ada apa dengan Yoongi?

"Hyung, kau kenapa? Ada masalah? Kau bisa bercerita denganku. " Jimin mengelus surai Yoongi pelan.

"A-aku tahu aku salah, aku banyak berdosa padamu, Jiminie. Maafkan aku, aku mohon maafkan aku. " Yoongi mengucapkan permintaan maafnya berkali kali tanpa menjawab pertanyaan Jimin. Ia hanya berkata maaf, maaf, dan maaf membuat Jimin bingung sendiri dengan sang suami.

"Jimin, aku mencintaimu. Aku tidak tahu kapan perasaan ini mulai tumbuh tapi aku mencintaimu. Aku mohon maafkan aku dan ajari aku cara untuk mencintaimu. Aku ingin memulai hidup yang baru denganmu kini Jimin. " Yoongi mengecup kening Jimin, turun ke kedua mata Jimin, hidung, hingga akhirnya bibir. Yoongi melumat bibir bawah Jimin pelan, Jimin dengan takut takut juga sedikit rasa haru ikut serta melumat bibir atas Yoongi pelan. Kedua bibir itu saling melumat, menyesap, menggigit dengan senyum yang merekah.

Yoongi menghentikan ciumannya, menatap Jimin tepat di mata biru seindah lautan itu, mengunci tatapan Jimin agar sepenuhnya menatap sang dominan. Lalu bertanya dengan sedikit keraguan, "Bolehkah? " Yoongi meminta lebih, Jimin tahu itu. Dengan air mata yang melesak turun ia mengangguk walau tampak sedikit keraguan di sana, memperbolehkan sang dominan berbuat lebih.

Yoongi tentu dapat melihat keraguan dalam diri Jimin. Ia tahu Jimin hanya tak ingin anak yang sedang ia kandung kenapa kenapa. "Aku akan bermain dengan pelan, jangan khawatir aku tahu itu. " ucapnya menghilangkan keraguan dalam diri Jimin, membuat sang submissive percaya akan perkataannya.

Love Maze || Yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang