2. Pregnant

1.3K 79 2
                                    

Sinar mentari menyorot tajam ke arah namja yang masih saja asik bergelung dengan selimutnya, mengabaikan hal yang terjadi semalam. Namun itu tidak lama, terbukti matanya yang berkedip kedip cepat mencoba menyesuaikan cahaya mentari yang terasa amat menusuk retina matanya. Ia perlahan bangkit dari tidurnya, sedikit mengaduh kesakitan kala ia mencoba mendudukan diri.

Seketika ingatan tentang kejadian malam tadi melintas begitu saja dalam kepalanya, ia ingat sekarang. Selimut sedikit ia sibakkan untuk lebih percayanya, hasilnya naked, ia tidak memakai sehelai benang pun. Di tolehkannya kepala itu menatap sisi kasur sebelahnya, di sana Yoongi masih asik dengan dunianya, mimpi.

Jimin menurunkan kakinya satu persatu dengan perlahan jangan lupakan ringisan yang ia tahan mati matian sedari tadi. Ia mencoba bangkit, dengan perlahan namun pasti ia membawa kakinya, mencoba berjalan pelan menuju kamar mandi sekadar membilas tubuhnya yang terasa sangat lengket itu. Tidak menyadari adanya mata lain yang tengah memperhatikannya diam diam.

Jimin menempatkan dirinya tepat di bawah shower, air yang turun membasahi seluruh tubuh Jimin dimulai dari kepala, turun menuju leher jenjangnya, melewati dada bidang namun sedikit berisi itu berlanjut ke perut, dan terakhir kaki. Semua itu tidak lepas dari pandangan lapar seorang namja yang tengah bersandar di pintu, ia menatap Jimin dengan seringai-nya. Mungkin Jimin belum menyadari keberadaan namja ini karena terlalu fokus dengan dunianya.


Grep

Jimin terkejut, ia membelalakkan matanya. Di liriknya ke bawah, sepasang tangan melingkar indah di perutnya dan Jimin dibuat merinding sendiri karenanya, ia tahu dan teramat sangat tahu siapa gerangan namja di belakangnya ini, namun ia memilih bungkam karena Yoongi belum memulai aksinya.

"Kenapa tidak mandi bersama saja, baby. Bukankah itu lebih menyenangkan, hm? "

Tangannya Yoongi memijat kejantanan Jimin dengan pelan dan sensual membuat Jimin berpegangan pada dinding kamar mandi. Tangan satunya tidak tinggal diam, Yoongi mengarahkan jarinya pada lubang kemerahan Jimin, diusap usapnya sekilas sekadar menggoda sang empu dan tanpa aba aba memasukkan ketiga jarinya sekaligus membuat tubuh Jimin hampir saja jatuh jika saja Yoongi tidak menahan tubuh itu.

Ahh

Jimin benci situasi ini, benci di mana tubunya di lecehkan sesuka hati, benci ketika dirinya memilih pasrah di bawah kungkungan sang dominan, dan yang paling ia benci ketika suara suara laknat itu mencelos keluar begitu saja dari belah bibirnya, ia benci.

Tangannya keluar masuk dengan tidak beraturan membuat Jimin semakin mendesah pasrah apalagi ketika jari itu digantikan langsung dengan kejantanan Yoongi, Jimin semakin pasrah. Tubuhnya serasa remuk, batinnya berkecamuk, tidak bisakah ia hidup bahagia? Tidak bisakah ia menikmati masa masa remajanya dengan baik?

"S-sakith... Ahh... "

Entah sudah berapa kali Jimin merintih berucap sakit sakit dan sakit. Namun semua itu sia sia, justru lubangnya semakin di gempur dengan kasar dan tidak manusiawinya membuat darah, sperma dan air mata mengalir bersamaan dengan air shower yang mengguyur tubuh keduanya.

Aahh

Entah pula sudah berapa kali Jimin mengeluarkan cairannya namun itu tidak membuat seorang Min Yoongi berhenti dan malah semakin gencar mengejar kenikmatannya untuk yang ketiga kalinya.

Yoongi menarik paksa kepala Jimin agar menghadap ke samping, diciumnya bibir merah merekah itu dengan brutal. Ciuman itu rupanya tidak mengganggu aktivitas Yoongi di bawah sana, ia semakin menikmatinya malah. Ciuman itu terlepas kini Yoongi beralih ke leher jenjang Jimin, di jilat penuh sensual serta menyesapnya cukup kuat, Yoongi menambah karyanya lagi pada tubuh Jimin.

Love Maze || Yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang