#15

21 1 0
                                    

Sekolah mengadakan pertandingan olahraga antar kelas. Tidak perlu dipertanyakan lagi, seorang Tiar adalah kapten tim basket.

"Siap-siap abis mereka bagian kita yang main" ujar gio pada timnya

"Btw si Tiar kemana? Kok belum datang jam segini" tanya salah satu timnya

"Paling lagi di jalan" saut gio sambil pemanasan

"Mending lo telpon aja deh takut dia lupa" saran dika

"Iye ini gue telpon" gio mengiyakan saran dika

Tuuut tuuut
Halo bos, lo masih dimana?
Tanya gio

Gue masih tidur, ngapain lo ganggu aja
Jawab tiar tanpa rasa bersalah

Jangan becanda ya loe, kita nungguin loe, sekarang ada pertandingan basket lo lupa?
Cerocos gio

Aduh gue lupa, ya udah gue otw sekarang
Tuuut tiar mematikan ponselnya tanpa bicara panjang lagi

"Gimana kata si Tiar?" tanya Dika

"Dia lupa ada pertandingan sekarang" jawab gio

"Kok bisa dia lupa? Biasanya dia yang ngingetin kita kita" saut Fathur

"Mana gue tahu, yang penting dia otw kesini secepetnya" ujar gio


***Rumah Tiar***

"Gara-gara kejadian kemarin gue jadi lupa kalo hari ini ada pertandingan" gerutu Tiar sambil merapihkan dirinya dan barang yang akan di bawa ke sekolah.

Tiar secepat kilat berusaha sampai ke sekolah tepat waktu. Sampai dia tak melihat papahnya sedang duduk di teras rumah.

"Mau kemana kamu? Main nyelonong aja gak pamit" tanya papah menghentikan langkah tiar

"Tiar buru-buru pah ada pertandingan basket" jawab tiar tak sempat menyalami papahnya

"Lagi sakit aja masih ngurusin pertandingan, gak nyadar apa mukanya masih memar" gerutu papah tiar

Di perjalanan Tiar meningkatkan kecepatan motornya. Dan tak butuh waktu lama Tiar sampai di sekolah.
Dia langsung menemui timnya di pinggir lapangan.

"Sorry gue telat" ujar tiar terengah-engah

"Iya gapapa, untung aja masih beberapa menit lagi" jawab gio memberi minum pada Tiar

"Seperti biasa kita harus main semaksimal mungkin, urusan menang atau kalah itu gimana prosesnya jangan main kasar dan jangan terlalu ambis ini pertandingan hanya untuk merayakan selesai ujian semester" Tiar memberikan masukan dan semangat untuk timnya

"Btw muka lo kenapa babak belur gitu?" tanya Gio memperhatikam wajah tiar

"Oh ini kemarin balik nganterin lo ada yang nyerang gue tiba-tiba" ujar Tiar santai

"Wah beraninya main keroyokan, siapa ya yang mau nyelakain lo?" tanya Gio penasaran

"Gue juga gak tahu, udahlah gak usah dipikirin fokus aja buat pertandingan" ujar Tiar

Pertandingan akan dimulai, seperti biasanya kapten dari kedua tim saling berhadapan dan menentukan siapa yang pegang bola duluan.

Di kelas lain masih ribut menentukan siapa yang akan ikut pertandingan apa saja.
"Siapa aja nih yang mau ikut pertandingan voli putri?" tanya ketua kelas Rio

"Gue, sheila, putri terus yang sisanya lo tunjuk aja" Dinda mengajukan dirinya dan temannya tanpa persetujuan yang lain

"Apaan sih din, aku gak bisa main Voli yang ada malu-maluin kelas kita" ujar Putri

"Ya udah kita gak jadi ikut ya Rio" ujar Dinda sambil memamerkan barisan giginya

"Ye kalian gitu, pusing gue jadi ketua di kelas ini" rengek Rio menepuk jidatnya

"Put mending kita nonton pertandingan basket aja yuk" ajak sheila

"Yuk ah males disini ngelihat muka si Rio" jawab Putri datar

"Lagi-lagi gue yang kena" Rio mengeluh

"Katanya yang lagi tanding kelasnya Tiar loh put" ujar Dinda

"Ya terus kalo kelas Tiar kenapa?" tanya putri menghentikan langkahnya

"Gapapa sih" dinda menaikan bahunya

"Hidih gak jelas kamu din" ujar putri menggelengkan kepalanya

"Maksud si Dinda tuh gini put, kamu bawain Tiar minum, support dia" sheila ikut bicara

"Oh gitu, ya udah ke kantin dulu beli minum" Putri melakukan apa yang sheila bilang

"Lah kamu serius mau beliin Tiar minum?" dinda heran

"Kan kalian yang nyuruh, kenapa nggak" jawab putri datar

"Iihh gereget sama kamu put, masa gitu aja harus kita yang nyuruh, mana ekspresi kamu datar datar aja, sebenernya kamu itu suka gak sih sama Tiar?" cerocos Dinda







Maaf pendek partnya
Makasih buat yg udh baca
Jangan lupa vote dan komen

senja dan fajar [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang