Kayla tidak pernah menyangka bahwa kejadian memalukan di basement kala itu akan menjadi kisah awal pertemuannya dengan seorang pebisnis dari keluarga terpandang, Amir Malik Elfathan. Disaat rasa tertarik mulai tumbuh karena pertemuan yang berulang k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jenjang kakiku menyusuri koridor dengan napas terengah-engah, langkah cepatku mengundang pusat perhatian beberapa pelayan yang melintas. Aku membuka pintu kamar seseorang, menatap sepasang suami istri yang berdiri di sana, tengah menoleh kearahku dengan pandangan yang berbeda. Kak Maya memperlihatkan paras takutnya dengan mata menggenang, sementara suaminya menampakkan emosi yang tertahan.
Aku menutup pintu sebelum melangkah menghampiri mereka.
"Aku ... aku minta maaf, Mas." Suara lirih Kak Maya kini terdengar. Air matanya tumpah satu persatu, "Aku minta maaf."
"Kamu menggugurkannya?"
Kak Maya menggeleng dengan air mata yang semakin membanjiri.
"Jawab dengan jujur, Maya?!"
Aku melangkah menghampiri berupaya menjelaskan semuanya, "Kak Maya nggak melakukan itu, Mas!"
"Lalu maksud dari perkataannya tadi apa?" Tatapan tajam itu mengarah padaku, "Membunuhnya? Janinnya?"
"Yang dimaksud—"
"Astaga Maya!"
Aku dikejutkan oleh datangnya seorang perempuan paruh baya yang memasuki kamar ini tanpa ketukan pintu. Dirinya mendekati kami sambil menutup mulut. Aku benar-benar ingin menangis saat ini, aku dan Kak Maya telah berada dalam jurang masalah. Jurang yang begitu curam, gelap, dan mencekam.
"Menggugurkan kandungan?" Tante Dania meminta penjelasan pada kami semua, "Tolong jelaskan!"
Tidak menggubris ucapan Tante Dania, pria itu justru melangkah mendekat untuk menaikkan dagu istrinya Menyuruh perempuan itu berani menatap wajahnya saat ini, "Kamu menggugurkannya?"
Hanya isak tangis yang Kak Maya keluarkan, tidak ada jawaban. Hal itu membuatku tidak tahan untuk menjelaskan.
"Hanya berniat tapi tidak untuk menggugurkannya!" bantahku, "Aku mengetahui semuanya, Mas. Demi Allah hari itu—"
"Diamlah Kayla!" sentak Tante Dania, "Kamu pasti juga terlibat 'kan?!"
"Aku terlibat menyembunyikan perihal ini, tapi aku harus menjelaskan yang sebenarnya." Aku tidak bisa diam saja, aku harus meluruskan masalah ini, "Kak Maya memang punya niatan itu, tapi diurungkan. Kak Maya bahkan sudah ingin memberitahu kehamilannya pada Mas Rey—"
"Apapun itu tandanya dia salah!" potong Mas Reyhan dengan mata tajam yang tak kunjung reda, "Dan kamu, Kayla! Kamu mendukungnya menggugurkan janin itu?"