Part 26

33.7K 2.9K 1K
                                    

Terima kasih banyak buat kalian semua yang selalu meramaikan cerita inii🤍 sayang kaliaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih banyak buat kalian semua yang selalu meramaikan cerita inii🤍 sayang kaliaan

Vote 2k gas update!

HAPPY READING

***

Waktu demi waktu terus berjalan hingga tak terasa kini usia kandunganku sudah menginjak empat bulan. Masa-masa awal atau trimester pertama adalah masa-masa terberat dari kehamilanku ini, aku sering mual dan pusing, semua makanan yang masuk ke dalam mulutku berakhir keluar lagi. Mulai mengingat pula bagaimana khawatirnya suamiku saat itu, sampai rela berhari-hari meninggalkan pekerjaanya hanya untuk menjagaku yang sering sakit. 

Mustahil sehari saja aku tidak minum susu hamil beserta vitamin yang harus aku konsumsi setiap harinya, sebab lelaki itu tidak akan membiarkanku minum tanpa di depannya. 

Setiap kali aku mengeluh sakit, begitu sigap dirinya menelpon dokter kandungan kepercayaannya, mengelus perut buncitku serta mengajak bicara bayi dalam kandunganku agar tidak nakal katanya. Gemes banget!

Apalagi Mama, dia benar-benar membuatku layaknya ratu di rumah ini. Apapun yang aku inginkan harus terturuti, melarangku beraktivitas apapun juga meskipun hanya pekerjaan ringan. Bahkan dia memanggil Dokter kandungan secara rutin setiap bulan untuk memeriksa kandunganku. Wanita yang sedang mengandung layaknya emas di keluarga ini. 

"Nggak mau! Aku maunya mangga dari pohon tetangga sebelah! Harus Mas Amir yang manjat terus petik tuh buah!"

Rasanya aku ingin tertawa saat mengingat masa-masa mengidamku yang super menyusahkan pria itu. Aku menangis menginginkan buah mangga tetapi syaratnya harus Mas Amir yang manjat pohon tersebut kemudian memetiknya langsung dari tangannya. Lalu apa yang terjadi? Mas Amir benar-benar melakukannya demi aku.  

Di depan kaca rias aku berkali-kali berpindah posisi melihat tubuhku dari depan hingga belakang, perut buncitku semakin nampak, bahkan badanku sedikit berisi dari sebelumnya. Aku mengenakan dress cantik berwarna hijau army yang senada dengan hijab pashminanya. Aku bersiap diri sebelum menemui para tamu undangan yang kemungkinan sudah berkumpul di bawah. 

Hari ini keluarga tengah merayakan ulang tahun Nabila, mengundang banyaknya anak-anak, semua tetangga di dalam perumahan elit ini, serta kenalan-kenalan Mama.

"Stunning."

Sosok menawan yang sudah berpenampilan rapi dengan jasnya itu berjalan mendekat, pantulan wajahnya bisa kulihat dari kaca di depan. Aroma parfumnya selalu menghipnotisku untuk terdiam dalam kenikmatan.

"Aku nggak percaya. Tubuhku agak gendutan, terus ini pipiku makin hari makin bulat. Aku ngerasa banyak yang berubah dari aku." Aku mengerucut menyadari perubahan yang terjadi padaku sejak mengandung.

Mutiara Dalam CangkangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang