“Silahkan saja, haruskah kita melihat rekaman CCTV hotel agar kebusukan seorang Haera yang lemah ini terungkap” sahut Haera menantang Raya dengan aura kepemimpinan miliknya.
***
Setelah permainan kecil di meja makan, kini Haera sudah selesai di obati oleh Dokter keluarga Damanjaya di dalam kamarnya, tidak lupa Haera juga minta Eye pacth baru agar tidak seribet perban.
“Wah … sungguh sulit di percaya, apa benar ini lemari milik seorang berandalan” gumam Haera menatap tidak percaya almari berukuran sedang di depannya.
Mengingat sebelumnya Raya mengatainya berandalan saat di sekolah dan sering keluar malam, Haera fikir baju baju milik pemilik tubuh yang lama layak dia pakai, namun nyatanya.
Gadis ini hanya punya 10 setelan di almarinya, itupun 3 setelan seragam sekolahnya dulu, 2 sweater dan 4 celana gombrong, lalu sisanya kaos balon yang sudah sangat sangat lusuh.
Apa ini pantas di sebut pakaian seorang berandalan.
Sebelumnya Haera juga sempat di buat terkejut dengan keadaan kamarnya yang hanya berisikan barang barang zaman penjajahan, kuno semua guys, cat kamar warna putih yang hampir coklat, Kasur sempit dengan satu selimut yang bahkan pantas di sebut selimut rumah sakit kelas menengah, meja rias yang hanya berisikan 1 bedak bayi dan satu sisir, tidak ada parfum, tidak ada liptint lah minimal atau lotion, tapi itu bukan masalah besar sih bagi Haera.
Hanya saja, apa seperti ini penampakan kamar dari seorang Putri tertua keluarga terpandang!!
Sebagai gadis dari masa depan Haera benar benar merasa terinjak injak, kamar ini bahkan lebih buruk dari baraknya saat di kemiliteran.
Haera sangat yakin kalau dia tidak salah masuk kamar lagi seperti yang sebelumnya, tapi yang benar saja!! ini kamar pembantu apa kamarnya!!
“Di kehidupan sebelumnya ibu ku sudah meninggal saat usiaku baru berumur 7 tahun, dan di kehidupan saat ini aku masih punya ibu bahkan di saat usiaku sudah matang, walau ibu tiri sih, tapi jika ibunya modelan kayak gini, mending gak usah” gumam Haera gerundel gak karuan dan berakhir keluar dari kamarnya.
Brak!!!
“Kakak pinjam Hoodie dong!!” teriak Haera sambil membanting pintu kamar kakaknya yang sedang menyemprotkan parfum di tubuhnya.
“Emang baju lo kemana dek?” tanya Woojin sambil membenahi penampilannya di depan cermin besar di kamarnya.
“Kak kamu umur berapa sih?” bukannya menjawab Haera malah bertanya hal lain dengan nada sewot sambil duduk manis di ranjang sang kakak.
Jujur saja Haera sedikit tidak suka dengan Woojin yang berbicara informal kepadanya, sedari kecil Haera sudah ikut pelatihan militer jadi dia terbiasa menggunakan bahasa Formal selain pada saat melakukan penyamaran.
Woojin sendiri tidak begitu mempermasalahkan gaya bicara Jung Haera karna memang sebelumnya Haera Damanjaya sering menggunakan bahasa Formal untuk menjaga sopan santun.
“23” jawab Woojin santai membuat Haera tidak jadi protes karna memang umurnya lebih tua Woojin dari pada umurnya di masa depan yang masih 22 tahun.
“Cepet gih kak, pinjang hoodie satu” ujar Haera kembali ketujuannya.
“Gak usah pinjem, nih ambil aja” sahut Woojin sambil memberikan 15 hoodie dengan ukuran amat sangat besar kepada Haera.
“Kakak memang terbaik” ujar Haera dengan semangat lalu segera kembali kekamarnya untuk bersiap siap pergi ke Hotel Mawar.
Kenapa ke Hotel Mawar? jadi setelah sarapan Tuan Damanjaya memutuskan untuk mengajak Haera dan yang lain untuk membuktikan omongan Raya dan mengecek rekaman CCTV di Hotel itu.
Sebenarnya Haera sedikit kesal, ngapain susah susah kesana, mending di retas aja dari rumah, namun Haera tidak ingin menunjukkan sisi kriminalnya pada si keluarga barunya, jadi lah Haera menurut dan segera bersiap siap, namun sebelum itu dia perlu pengobatan dari Dokter terlebih dahulu untuk mensterilkan luka lukanya kembali.
Tidak berselang lama kini seluruh keluarga telah berkumpul di depan rumah sambil menunggu Haera yang masih lama di dalam sana.
“Maaf, aku terlambat” ujar Haera yang tiba tiba datang dengan penampilan simple namun tak kalah fashion miliknya.
Hari ini Haera memakai Hoodie bewarna hitam yang panjangnya mencapai lututnya, Kali ini Haera juga memakai bawahan Rok mini motif kotak kotak, yang merupakan rok seragam sekolahnya dulu, sayangnya rok itu tertutup Hoodie milik kakaknya jadi gak keliatan.
Haera yang biasanya suka mengkuncir rendah rambut panjangnya, kini dia hanya membiarkannya terurai, sangat simple dan di dukung pula dengan riasan simple miliknya yang hanya menggunakan bedak bayi tanpa pemerah bibir, karna yah adanya memang itu, di tambah lagi Eye patch bewarna putih yang bertengger manis di mata kirinya, membuat penampilan Haera layaknya gadis tomboy yang imut.
“Gini nih penampilan berandalan, masa gak pakai bawahan, kan kita mau pergi” ujar Raya mencibir penampilan cantik Haera.
Haera sendiri hanya diam dan memandang intens penampilan Raya yang menggunakan mini Dres ketat di atas lututnya dengan rambut sebahu yang dia gulung keatas.
“Cih penampilan gak jauh beda sama tante tante aja bangga” balas Haera yang tidak mau kalah lalu segera memasuki mobil mewah yang terparkir indah di depannya.
“Sialan!!” maki Raya yang langsung di tarik ibunya untuk masuk kedalam mobil sebelum citra anaknya semakin jatuh di hadapan Tuan Damanjaya.
“Mau kemana kamu?!” tanya Tuan Damanjaya dengan suara tegas miliknya.
“Masuk mobil yah” jawab Raya dengan nada manis membuat Woojin ingin muntah.
“Pakai mobil yang satunya, aku tidak ingin semobil dengan kalian berdua” ujar Tuan Damanjaya lalu segera mengajak Woojin masuk kedalam mobil dan meninggalkan sepasang ibu dan anak itu yang sekarang sedang mengeram marah.
“HAERA SIALAN!! AKU AKAN MEMBALASMU!!” teriak Raya saat mobil Tuan Damanjaya sudah pergi dari pekarangan rumah.
“Dek ngapain lo pakek rok sekolah?” tanya Woojin di dalam mobil saat melihat Hoodie Haera yang tersingkap dan memperlihatkan rok kotak kotak SMA bewarna hitam abu abu.
“Gak punya rok lain” jawab Haera datar sambil memejamkan matanya menikmati perjalanan.
“Kok bisa?” tanya Woojin lagi membuat Tuan Damanjaya yang sebelumnya memikirkan sesuatu kini ikut mencuri curi dengar.
“Di almari itu hanya ada celana gomrong dan juga Kaos Balon yang sangat lusuh, haruskah aku memamakai hoodie kakak dengan bawahan celana gombrong, tidak tidak, is not my style” jawab Haera sok nginggris.
“Tumben” gumam Woojin pelan namun masih terdengar oleh Haera.
Sedangkan di tempan lain, tepatnya di mobil yang sedang di kendarai Mandra dengan Raya yang kini sedang panik.
“Ibu gimana nih, kalo rekaman CCTV itu dilihat ayah, habislah kita” ujar Raya sambil memijit kepalanya.
“Haruskah kita kabur saja dan membawa mobil ayah untuk bertahan hidup?” tanya Raya yang mulai memikirkan hal hal aneh di kepalanya.
“Diamlah, aku sudah menyuruh seseorang untuk menghapus rekaman CCTV itu” jawab Mandra santai sambil menunjukkan senyum smirknya yang jatohnya kaya senyum di paksain.
“Apa!! kok di hapus sih, terus gimana nasibku yang sedang bertaruh untuk memperlihatkan sisi buruk Haera!!” teriak Raya tidak terima.
“Apa itu lebih penting sekarang!! daripada ayahmu melihat kita menjual Haera lebih baik kita hapus saja Rekaman itu!!” balas Mandra sambil berteriak pula.
“Lagi pula kita hanya perlu menyisihkan rekaman CCTV yang menunjukkan Tuan Kenta masuk ke kamar yang sama saat Haera keluar nantinya” lanjut Mandra membuat Raya tersenyum penuh kemenangan.
Baiklah itu sudah cukup sebagai bukti, kita hanya perlu menunggu Haera di tendang dari keluarga Damanjaya.
TBC.
Jangan lupa tinggalkan jejak vote, komen, follow dan masukkan novel ini ke daftar bacaan kalian ya guys❤❤ biar author makin semangat ngetiknya💪💪
see you💃💃
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother X Mafia (Time Travel Jandral Jung Haera)
FantasíaUp setiap hari💃 (KARYA SENDIRI) Jung Haera Komandan pasukan khusus abad 25 yang merangkap sebagai Dokter Tentara di bawah naungan FBI Amerika. Haera Pmeninggal dunia akibat penghianatan dari tangan kanannya, yang mengincar robot tempur buatannya. N...