8. Kewajiban.

31 3 0
                                    

Pukul 08.00

Azaz bersama dengan Aziz, Zaka serta Mira hendak pergi mencari keperluan untuk perlengkapan mereka yang akan berangkat ke Negeri Khinanah untuk menimba ilmu.

Azaz sudah memberitahu semua hal kepada Yuri tentang orang-orang yang ada di hidupnya dan tentang pemberangkatannya ke Khinanah yang akan datang 4 hari lagi. Sebenernya Yuri merasakan dipermainkan oleh keluarganya dan Azaz, secepat itukah ia akan ditinggal?

Yuri memang belum merasakan cinta terhadap Azaz bagaimanapun Azaz adalah orang baru di dalam hidupnya. Namun salahkan jika Yuri sudah merasakan nyaman meskipun baru kemarin ia bersama-sama dengan Azaz?. Semua tidak ada yang salah bahkan Azaz terlihat mulai membuka hatinya untuk Yuri.

Flashback on.

Setelah sholat subuh tadi pagi ketika Yuri sedang membantu sekaligus meminta diajarkan masak oleh Sarah dan Mudah. Azaz mencari Yuri yang tidak kelihatan di kamar. Saat Azaz melihat Yuri yang berada di dapur. Azaz diam mematung memperhatikan kedekatan Yuri dengan Sarah. Dengan senyum dan ketengilan Azaz, ia mengejek Yuri yang belum bisa memasak karena ia melihat Yuri yang mundur ketika mencoba untuk menggoreng.

Saat kepercayaan diri Yuri yang mulai hilang karena ulahnya dan dirinya juga yang sudah diberikan tatapan maut Sarah langsung mendekat ke arah Yuri dan mengajarkannya menggoreng. Posisi azaz tepat di belakang Yuri dan tangan Azaz menggenggam tangan Yuri menuntun bagaimana cara menggoreng yang benar.

"Nak Sarah kayaknya ada musim semi di sini yahh?." Mudah selaku khodam sekaligus orang kepercayaan Keluarga besar Al Malik tersenyum melihat kebersamaan Azaz dan Yuri.

"Iyaa bu. Sudah lama saya tidak melihat azaz yang seperti itu. Selama ini dirinya hanya menampakkan wajahnya yang datar meskipun kadang sifat usilnya masih ia tampakkan."

"Betul nak,, Nak Yuri juga terlihat membawa perubahan yang baik kepada nak Azaz padahal baru kemaren mereka bersama-sama."

Kedua wanita yang berbeda generasi ini tersenyum melihat kebersamaan keduanya.

Flashback end

"Berangkat Kang!." Azaz memerintahkan kang Santri yang akan mengantarkan mereka berbelanja. Azaz-Aziz-Zaka memiliki berbelanja di tempat yang dekat dengan tempat mereka tinggal. Mira tidak ikut hanya menitipkan apa saja yang ia perlukan kepada Zaka, ia memilih tinggal di ndalem Al Malik ketika melihat Yuri yang sedang mendandani Salwa.

☕☕☕

Ruang Tamu.

"Tehhh!! Yang cantik atuhh biar kaya Nissa Sabyan."

"Kamu tuhh ya dekk, kamu itu udah cantik jadi ngga perlu dibikin kaya Nissa Sabyan juga udah cantik."

Salwa tersenyum lalu melihat kaca yang menampilkan kecantikanya.

"Yurii!! Ko kamu jago banget sihh make up nya." Mira menatap Yuri dengan mata yang berbinar.
Dulu saat ibunda Yuri masih hidup Yuri selalu ikut ke salon milik Bundanya dan belajar make up langsung dari bundanya.

"Mbak Mira bisa aja. Yuri masih belajar mbak."

"Engga kamutuhh udah kaya profesional tauuu."

"Aminnn mbakk."

"Ajarin aku ya mbakk, di rumah mamah aku punya alat make up kaya gini tapi aku ngga bisa make jadi nganggur."

Yuri mengangguk membuat Mira tersenyum lebar. Yuri mengajari Mira dengan senang hati.

.

.

Pukul 11.00,

Setelah Yuri dan Mira selesai mencorat-coret dan memoles dengan alay makeup milik Yuri, mereka memutuskan untuk menonton TV. Yuri duduk dengan memangku Ira sedangkan Mira mulai mengganti-ganti channel TV untuk mencari saluran televisi yang ia inginkan.

Tentang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang