2. Aku Ingin Berbakti Kepada Bunda

45 8 2
                                    

GusAzaz POV.

Sore ini entah badai dari mana adik saya Salwa mengunjungi saya di pondok, padahal biasanya ia tidak pernah mampir ke pondok setelah pulang dari TPA. Memang tempat saya mondok dan mulang masih satu yayasan dengan TPA Ulumuddin.

"Assalamu'alaikum sall."

"HAAAA!! WA'ALAIKUMUSSALAM AA!!. " Salwa langsung berjingkrak senang dan langsung saja menubruk saya. Apakah dia serindu ini? Padahal sayaa baru genap satu Minggu mengajak di sini.

"AA Salwa kangen A, kenapa AA gak pulang ? Sepi tau gak ada yang bisa Salwa usilin."

Hmpsttt!! Saya hanya gemas melihat tingkah adik saya yang satu ini. Memang Salwa sangat penurut namun juga usil.  Karena saking gemasnya saya mengacak-acak hijabnya hingga membuatnya dirinya mendengus sebal

"Aaa!!! Jawab aaa bukan malah ngerusak jilbab Salwa ."

"AA kan baru seminggu mulang Sal, mana mungkin Aa sering bolak-balik sama siapa kamu ke sini hmmm?."

"Sama teh Yuri A, tapi si teteh lagi ngambil apa tadi salwa lupa."

"Ya udah sana pulang Kasihan yang njemput Salwa kelamaan nunggu. "

"Salwa masih kangen sama__

"Kangen Aku ya sall?? Udah seminggu lebih lohh kita gak main Ludo."- hampir saja saya lupa jika Joko alias Gus Zaka ikut bersama saya

" Apaan si Mass!!! Gak mungkin yahh Salwa kangen sama Mas Zaka yang ada disuruh beli Bakso Terusss!! Payahhh Mas Zakaaa."

"Heyyy Nakk! Panggil aku Joko. Kamu gak tau enaknya Baso makannya jangan makan coklat muluu tuh gigi sakit baru tau rasa."

"Aaa tuu liat mas Zaka mukanya songong! Lagian juga kenapa Teh Mira mau punya AA kaya mas Zaka yang anu itu jelekkkkk!!."

"Siapa yang jelek salll!!."

"Mas Zaka jelekk! Hobi makan bakso jadi botak!!."

"Salwa cincaii!!

Saya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat perdebatan antara adik dan sepupu saya. Memang setiap mereka bertemu akan demikian.

"Sudah jangan ribu__

"Ehmmb permisi.". Ucapan saya terpotong oleh seseorang yang tiba-tiba datang dengan beberapa buku dan tas selempang yang bertengger di pundak nya rupanya dia adalah Putri dari salahsatu ustad yang mengajar di pondok ini juga di TPA Ulumuddin.

"Ehhh Yuri mau ketemu aku yaaa??."  Kebiasaan Gus Zaka memang mudah bergaul meskipun sedikit bar-bar

"Udahh ahhh!!! Tehh Yuri ayoo pergi!! Salwa ga mood ketemu  maniak Baksoo!!."

"Salwa gak boleh gitu sama orang yang lebih tuaa."  Saya mencoba menasehati adik saya yang memang jika sudah kesal akan bersikap demikian

"Udaaah ayo Dee kasian ntar mamah sama Abah nunggu di rumah malah kamu belum juga pulang gimana?."

"Ahhh iyaaa tehh, Salwa lupa Salwa juga masih banyak tugass!." Salwa menepok jidatnya karena mengingat akan tugas-tugas sekolahnya

"Ya udah Aaa Salwa pamit. Mas Zaka gak usah cengar-cengir jelek tauu!!!."

"Ganteng gini dibilang jelekk." Gus Zaka menaik turunkan alisnya dan tersenyum lebar

"Jangan diterusin Jok lapor mamah nyaho kamu."

"Iya Zaz iyaaa maapin gua dahh "

"Udah sal sana pulang, Yuri titip salwa saya pamit assalamu'alaikum!."

PovGusAzazEnd:
☕☕☕☕

Setelah sore di mana Salwa bertemu dengan Azaz , malam harinya Azaz dihubungi oleh Abah nya untuk segera pulang ke rumah. Azaz sempat menanyakan untuk apa dirinya diharuskan pulang sedangkan tanggung jawabnya di sini masih banyak hingga akhir romadhon. Abahnya hanya menjawab ia akan tahu jika masanya telah tiba.

Sedangkan di tempat lain Yuri masih bergelut dengan soal-soal latihan ujian Nasional tingkat SD milik Salwa . Yuri juga sambil mengerjakan tugasnya sambil tiduran, Salwa sudah gentalang-gentiling membolak-balikkan badannya. Mamahnya bahkan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya yang sudah kusut karena soal.

"Sal kalo cape tidur aja yaa. "

"Tugasnya masih belum selesai mah, masih sedikit lagi."

"Kamu Ndak kasihan lihat Teh Yuri mu itu? Liat udah ngantuk dia. "
Salwa menengok ke arah Yuri yang masih fokus dengan soalnya dengan sesekali menguap.

"Tehh tidur yukk udah malam, nanti abis tahajud nerusinnya. "

"Hoammmmm mbak ntar dulu dek, kamu tidur aja dulu punya mbak tinggal sedikit besok harus diantar ke sekolah."

"Okelah Salwa duluan ya Tehh, teteh masuk kamar aja langsung gak Salwa kunci pintunya."
Salwa langsung merapikan pekerjaannya dan berjalan menuju kamar meninggalkan Mamahnya dan Yuri di ruang tengah.

"Nengg? Mamah boleh tanya kamu?." Sarah mensejajarkan duduknya dengan Yuri sesekali membelai rambut Yuri yang tidak tertutup jilbab.

"Ada apa ya Bu?."

"Kamu beneran akan segera bersyahadat? Mamah liat kamu sudah belajar banyak tentang agama." Sebenarnya Sarah merasa agak sungkan untuk bertanya tentang hal tersebut kepada Yuri. Sedangkan Yuri tersenyum ke arah Sarah .

"Yuri masih pengin doain mendiang bunda sama adek Bu, Ayah juga pernah tanya kapan Yuri akan segera bersyahadat. Yuri masih pengin berbakti sama Bunda, bunda sayang banget sama Yuri. Tapi Yuri juga sayang sama Ayah, sekarang tinggal ayah yang Yuri punya Yuri hanya pengin liat ayah senyum ." Air mata Yuri hampir tumpah, ia mengungkapkan perasaannya tentang Ayah dan Bundanya. Bunda Yuri meninggal setelah melahirkan adiknya selang beberapa jam adiknya juga ikut pergi untuk selamanya. Sarah tak kuasa, ia menumpahkan air matanya dan memeluk Yuri dengan erat.

"Maafin Mamah neng, kamu juga punya mamah dan Abah . Kami sudah menganggap kamu seperti anak kami. Pak Dulloh adalah sahabat kami."
Yuri tau memang Ayahnya adalah sahabat Sarah dan Ilyas. Ayahnya dititipi Salwa untuk mengawasi dan mengajar di TPA, sejak saat itu Salwa dengan dirinya menjadi dekat.



TBC😊
Jangan lupa vote dan comen yaaa

Tentang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang