6. Sweet ala Azaz

29 6 1
                                    

Ba'da Dzuhur, 14.00

Yuri dan Azaz kini sudah dapat duduk santai di ruang tengah kelurga. Pernikahan mereka tidaklah mewah hanya mengundang beberapa ulama setempat serta guru azaz dan Yuri, selebihnya adalah tetangga dan para santri. Sebelum Dzuhur lokasi ijab dan resepsipun sudah sepi, di tengah-tengah pandemic Corona seperti ini tidak mungkin mengadakan kerumunan dengan kurun waktu yang lama, para tamu pun diberikan jarak dan cuci tangan serta wajib memakai masker ketika datang ke dalam acara Tersebut.

"Nakk, ayah titip putri ayah ya nak." Abdullah menepuk pundak Azaz yang kini sudah resmi menjadi suami dari putrinya.

"Insyaallahh Yahh Azaz akan menjaga dan membimbinnya." Azaz tersenyum. Aziz yang kini sedang berada di dekat Ilyas dan Sarah juga ikut tersenyum.

"Azzz bini lo cakep juga kalo lu ga mau buat gue aja ga papa "

Plakkk- Sarah menepuk paha Aziz hingga terdengar suara teplekan agak keras.
"Kamu tuh ya Mass, jail Mulu perasaan."

"Biar ngga tegang-tegang amat mahhh."

Ilyas dan Abdullah hanya gelang-gelang kepala mendengar penuturan Aziz sedangkan azaz sudah menampakkan raut wajah datar.

"Mahhh Salwa sama Ira mana mahh."
Azaz celingukan mencari keberadaan mereka berdua yang sedari tadi tidak kelihatan.

"Tadi di luar A."

Azaz langsung bangkit dari duduknya dan berlari keluar.
Seakan tau apa yang akan terjadi ketika Azaz menemui kedua adiknya yang sedang bermain di bawah pohon kelapa, Azaz lari dan mendorong kedua adiknya untuk berpindah tempat.

Bughhhh!!!   "AA!!!!!!."

Sedangkan di Ruang keluarga

"AA!!!!!."

"Mahh kaya dengar anak kecil teriak."

"Ngga ada mamah ngga denger."

"Kaya suara Salwa mahh bener deh Aziz ngga bohong "

"Ehh jangan-jangan???!."
Sarah yang merasakan ada hal buruk terjadi langsung keluar dan di susul orang-orang yang berada di dalam.

☕☕☕☕

"Akhhhh!!!." Azaz terbangun dari baringnya dan merasakan sakit di kepala. "MAMAHHHH!!!!."
Azaz berteriak memanggil Sarah dengan menahan sakit di kepalanya, ia berusaha bangkit dan hendak keluar tetapi tangannya di cekal oleh seseorang yang berada di dalam kamarnya.

"G-gus sini aja dulu ,biar Yuri yang panggilin mamah ke bawah."

"Hp ku mana?."

"Di nakas Gus."
Yuri membatu Azaz untuk kembali baringnya lalu keluar untuk memanggil Sarah.

Setelah Sarah dan Yuri datang Azaz sudah sibuk dengan gawainya seakan-akan tidak ada hal yang terjadi. Padahal dirinya sempat pingsan setelah kejatuhan kelapa di depan rumah.

"Kamu udah sehat A? "

"Emang azaz kenapa mah?."

"Kamu lupa?."

"Pusing tapi Ndak papa."

"Yuri ini suamimu kenapa? Amesiakah dia?."

"Ngga tau mah tadi Yuri dari kamar mandi pas keluar Gus Azaz usah mau bangun terus panggil mamah."

"Lahh? Kamu kenapa sih A."

"Reflek mah jadi panggil mamah."

"......."

"Ya sudah mamah keluar yang rukun kalian."

"Hmmmm."

Setelah Sarah keluar dari kamar Azaz, bukan tapi sekarang kamar Yuri juga. Yuri masih berdiri mematung di samping ranjang dan wajahnya menghadap ke arah pintu yang sudah menenggelamkan Sarah.

Tentang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang