SEMESTA MEMBERI MISTERI

75 9 5
                                    

Jakarta, 20 November 2020

Orang-orang bilang hari ini hari sial, Hujan badai dan angin ribut menganggu riuh padat kota yang tak pernah tidur ini. Sepanjang hari, berita di Televisi hanya menyiarkan tentang hujan dan banjir, serta kritikan-kritikan untuk pemerintah yang biasa muncul di sela-sela berita terutama saat wawancara dengan korban. Hal yang cukup umum terjadi selama masa pancaroba.

Begitulah, sampai banyak orang mulai memandang langit dan menemukan sesuatu yang tak bisa disebut normal. Ribuan opini mengalir deras ke kolom-kolom komentar, grup obrol, dan bahkan tongkrongan kopi membahas mengenai gumpalan awan-awan gelap kemerahan yang muncul setelah hujan reda pada hari itu. Memberi kesan berbeda dari hari-hari sial biasanya. Berhari-hari setelah hujan besar,awan gelap mengerikan itu masih menghantui kota. Segala klarifikasi entah dari cocokologi sains sampai mitos bahkan agama mencoba ambil peran untuk menguak rahasia dan mengobati keingintauan serta keresahan orang-orang yang makin memuncak, dilihat dari tagar media sosial yang masih menunjukan atensi tinggi terhadap hal-hal yang menyinggung fenomena ini.

Namun, tidak ada yang bisa memberi jawaban memuaskan. Sampai kemudian, seseorang dengan nama samaran " UTUSAN" Memberi peringatan untuk tidak melihat awan gelap pada saat tengah malam, atau orang-orang itu tidak akan selamat. Utusan menyebarkan berita yang entah ia dapat darimana secara masif dan hampir di seluruh media sosial yang umum digunakan masyarakat. Ini menjadi topik hangat yang selalu jadi trending di media sosial. Sekaligus menambah daftar baru penyebab ketakutan massal.

Media Penyiaran menggunakan fenomena ini untuk jadi sumber yang legit, sehingga terus-menerus menayangkan hal yang sama secara berulang-ulang. Terus menggoreng kegelisahan masyarakat sebagai sumber rating mereka. Makin lama, makin suram. Pemerintah mencoba meredam keresahan ini dengan memberi penjelasan yang mudah untuk diterima orang-orang, memberi tahu bahwa anomali ini hanya hal yang biasa, sebuah keunikan bentuk formasi awan yang sering terjadi di alam. Tak tanggung-tanggung, Pemerintah mengundang banyak ahli dari luar Jakarta bahkan sampai keluar negeri untuk menunjukkan pendekatan ilmiah dan logis yang bisa diterima secara universal. Sekaligus, mereka akan menindaklanjuti pemilik akun yang menimbulkan keresahan bagi masyarakat.

Lambat laun, orang-orang mulai menerima keputusan Pemerintah sebagai opini yang mereka terima. Keresahan masyarakat mulai turun, dan warga tidak lagi menganggapnya sebagai hal yang patut dicemaskan.Isi pesan misterius bahkan mulai di produksi ulang jadi bahan ejekan dan candaan.

Beberapa orang peduli, beberapa tidak peduli sama sekali,

Salah satunya adalah seorang pria, yang malah bosan dengan gawai dan media sosialnya karena hanya membahas mengenai fenomena aneh dan pesan misterius. Ia menaruh gawainya di samping tempat tidur begitu kelopak matanya tak punya daya lebih untuk terus membuka. Rintik hujan sore hari itu seharusnya menciptakan suara harmonis yang bisa memberi efek relaksasi menuju mimpi indah yang dalam, tetapi tidak bagi pria berusia 22 tahun tersebut.

Meski kelopaknya ingin beristirahat, tapi pikirannya belum merasa tenang. Ia melihat langit-langit Apartemennya, menerawang jauh ke pikiran tentang bagaimana caranya mendapatkan Uang banyak, atau ia akan berakhir di jalanan seperti orang-orang tidak beruntung yang menggantungkan hidup dari belas kasihan.

Apartemen ini adalah peninggalan dari orang tuanya, yang sudah meninggal karena penyakit. Cicilan yang menempuh angka fantastis itu entah bagaimana bisa terbayarkan. Ia sudah mengajukan berbagai lamaran tapi tak ada satupun yang membuahkan hasil. Akhirnya, dengan sisa tabungan yang tak lebih dari 1 juta, ia harus bertahan seminimal mungkin semenjak Ayahnya meninggal 3 bulan yang lalu. Jumlah seperti itu tak akan cukup untuk membuat tubuh sedikit gemuknya terisi makanan kurang dari 1 bulan. Terhitung pada Hari ini, mungkin sudah tinggal beberapa ratus ribu saja yang tersisa.

Sebisa mungkin ia akan mencoba terpejam, setidaknya itu membantunya menahan lapar yang ia tahan sejak pagi tadi.

" Membayangkan makanan mungkin akan membuatku tertidur" pikirnya.

Saat ia mulai membayangkan tentang lezatnya Kambing Guling yang sering ia lihat di Yourline, tiba-tiba gawai yang kacanya sudah retak itu bergetar kuat di atas kasur. Memberinya sentakan kuat yang membatalkan tidur nyamannya. Wajah oriental yang lelah itu memandang lesu layar gawai yang bercahaya terang. Ia mengambilnya dengan kasar dan melihat siapa yang telah membuatnya terbangun dari mimpi. Sebuah permintaan panggilan video muncul disana.

Dengan mata yang sedikit masih bertahan, ia menjawab panggilan itu untuk sekedar menghargai.

" Hai Affan!, like video Yourlineku dong...sekalian subscribe ya...ntar aku kasih bakso kalo viewersku sampai tiga ribu." Ujar si pemanggil video, wajahnya yang lebih gelap dengan mata belo itu tersenyum tanpa merasa bersalah. Memanggil seseorang pada waktunya tidur bukan hal yang sopan.

"Yaelah! Nggak ngerti waktu banget lo Gin, gua mau tidur." Pria yang dipanggil Affan itu sedikit menguap dan mata sipitnya sudah terlihat terlalu berat. Ia tak tahan ingin segera mengakhiri panggilan dan meneruskan tidur yang tertunda.

" Sebentar aja kok, pleaseee....tonton tiga puluh detik pertama aja nggak apa apa, biar veiwerku nambah lagi sampai dapet nimimum qualified" bujuk rayu adalah senjata yang sering dipakai oleh kawan sekarib Affan ini. Saat ia sudah memakai jurus ini, itu berarti kemauannya harus dituruti segera, atau dia akan terus menghantui Affan sampai ia luluh. Mau tak mau, Affan mengiyakan apa yang dinginkan oleh kawan baiknya itu. Ia lalu membuka peramban video yang telah dibagikan kawannya melalui media obrol daring ,dan menonton sampai tiga puluh detik pertama. Itu adalah video time lapse membuat tokoh komik, salah satu hal yang bisa dibanggakan dari laki-laki yang lebih tinggi darinya beberapa sentimeter itu.

Jarinya tergerak untuk melihat lebih banyak video lain di Yourline, sama seperti media sosial lain, banyak berita mengenai fenomena langit aneh yang terus menghantui Jakarta setiap sehabis hujan. Orang-orang berlomba membuat siaran podcast, mewawancarai para ahli, dan memberi argumennya tentang fenomena tersebut. Kesemuanya memiliki jumlah view yang tinggi. Mata kantuknya mulai terlupakan karena video itu mempunyai banyak variasi meskipun punya kesamaan tema.

Sebuah pop-up muncul saat ia melihat video mengenai opini seorang pemuka agama mengenai fenomena langit tersebut. Itu berasal dari kawannya.


Terima kasih Like dan Subscribe nya! Bener-bener kawan gua  Affan.


                                                                                       Lu bela-belain bikin konten, emang ngasilin apa Gin?


Dapet duit, hehehe...Yourline lagi bagi-bagi cuan buat konten yang mampu menempus tiga ribu views sampai tanggal 25 november, jumlahnya nggak tanggung-tanggung cuy, sampai 50 jeti wkwkwk.

                                                                                        Hah, segede itu?

Jumlah itu cukup untuk membayar tunggakan apartemen dan tambahan uang hidup untuk Affan selama setahun penuh. Melihat balasan dari kawannya tersebut, terpercik ide untuknya mencari alternatif mendapatkan uang. Kesempatan yang tipis ini bisa jadi keberuntungannya nanti. Jika ia bisa mendapatkan hadiah tersebut, ia tidak akan lagi pusing memikirkan surat pemberitahuan keterlambatan cicilan. Ia tidak akan takut terbuang kejalanan

Malam itu, mereka berdua asyik dengan obrolan panjang, niat untuk tidur jadi berganti ketika nominal hadiah itu membuat lelaki berrambut lurus itu tergoda untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Hasil obrolan video malam itu belum final, dan mereka berencana untuk bertemu di Apartemen Affan esok harinya. Membicarakan lebih lanjut terutama konten apa yang ingin Affan buat.

Di Balik AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang