Prolog: Aleta Elvina Anindira

469 79 2
                                    

"Jika kau marah, teruslah marah karena kita berbeda."

Happy reading^-^

...

"Lagi-lagi kamu membuat masalah!" bentak seorang pria paruh baya pada seorang gadis yang tengah menatapnya sengit. "Itu masalahku. Jadi, Ayah tidak perlu ikut campur," balasnya tanpa rasa takut.

"Masalahmu? Tidak perlu ikut campur? Kau mempermalukan namaku!"

Gadis itu lantas tersenyum miring, "Yang Ayah khawatirkan hanyalah sebuah nama, ganti saja jika sudah malu memakainya," tuturnya seraya beranjak pergi menuju kamar.

"Ini untuk terakhir kalinya kau dikeluarkan dari sekolah, Anak Sialan!"

Aleta Elvina Anindira, gadis itu hanya menghela napas sambil bersandar pada pintu kamarnya yang sudah ditutup rapat. Lagi-lagi hanya sebuah nama dan gelar yang dibicarakan Ayahnya, ia bahkan sudah muak mendengar semua itu.

Tangan Leta bergerak mengambil ponselnya, menghubungi seseorang.

"Jemput gue di rumah, gak pake lama!"

Setelahnya,  Leta mengambil jaket lalu segera keluar dari kamar. Sesuai dugaan, Ayahnya sudah pergi kembali ke kantor. Memang, manusia satu itu hanya datang untuk mengomel saja, pikirnya.

Leta tak ambil pusing, itu memang sudah menjadi sebuah kebiasaan. Ia kembali melangkah keluar dari rumah. Dapat ia lihat, seorang pemuda sebayanya tengah duduk di atas motor, menunggunya.

"Kali ini apa alasan lo diomelin?" ledek Arka, pemuda itu.

Leta mengangkat bahunya tak acuh, "Seperti biasa, merusak nama baik."

Arka yang merupakan sahabat Leta sejak kecil sontak tertawa, ia sudah mengetahui tabiat gadis itu. Merusak nama baik bagi Leta sama dengan dikeluarkan dari sekolah yang baru saja ia tempati selama beberapa bulan.

"Lo ngapain bisa sampe dikeluarin lagi?"

Leta terlihat berpikir lalu memasang wajah polos, "Gue cuma balas dendam sama guru, Ar," jawabnya. "Lo bayangin, deh ... gue lagi enak-enak tidur tiba-tiba dibangunin dan disuruh berdiri di lapangan! Ya, sebagai balasan gue kunciin aja tuh guru di toilet."

Arka menggeleng takjub, "Lo gak bosen? Udah berapa kali lo dikeluarin? Bahkan seinget gue, lo baru aja pindah satu bulan yang lalu."

"Bacot! Buruan jalan! Gue suntuk di rumah!" sergah Leta seraya naik ke motor Arka.

...

Tujuan dua remaja berbeda gender itu adalah sebuah gudang tak terpakai di dekat SMA Galaksi, sekolah Arka. Gudang itu memang merupakan tempat berkumpulnya siswa pembuat onar dari SMA tersebut.

Begitu masuk, asap rokok mengepul dimana-mana, tetapi hal itu sama sekali tak mengganggu Leta.

Semua orang tersenyum saat melihat kedatangan gadis itu. Leta memang bukan siswa SMA Galaksi, tetapi beberapa orang dari SMA tersebut merupakan sahabatnya sejak SMP.

"Woi, Leta. Long time no see, Bro!" sambut seorang pemuda yang terduduk di sebuah sofa usang, dia adalah Daffa, salah satu sahabat Leta.

Leta mendudukkan diri di samping Daffa lalu memukul kepalanya. "Belajar Bahasa Inggris yang bener. Udah lama gak ketemu, tetep aja bego!"

Daffa mendengus, "Kalo gue panggil sist nanti kaya banci salon, Ta," sahutnya dengan bibir mengerucut sempurna.

Arka yang tadi memisahkan diri dari Leta datang membawa dua gelas minuman bersoda di tangannya. "Lho? Bukannya lo emang banci, Daff?"

"Asu kau, Ar!"

Semburan tawa yang bersahutan terdengar akibat wajah kesal Daffa.

"Lo darimana aja, Ta? Udah lama gak ke sini," celetuk Farel, pemuda dengan rokok di sela-sela jarinya.

"sibuk sekolah." Jelas itu adalah sebuah kebohongan besar. Sejak kapan seorang Leta bersekolah dengan serius?

"Halah bacot, Lo!"

"Lo sibuk sekolah itu sama kayak gue sibuk ngerjain tugas, sama-sama mustahil!"

"Palingan dikeluarin, kan, Lo?"

Leta tertawa mendengar tanggapan teman-temannya itu, "Ih, kok tau gue dikeluarin? Cenayang, ya?" sahutnya pada pertanyaan Daffa.

"Udah bukan rahasia lagi kalo lo dikeluarin, Ta. Untung punya duit. Kalo nggak?" ucap Gio, pemuda yang berusia satu tahun di atas mereka.

Leta mengangkat bahunya tak peduli, "Ya, putus sekolah, Bang."

Pletak ...

Satu jitakan mendarat mulus di kepala gadis itu, "Bacot lu, Ta." ucap Farel sebagai pelaku penjitakan tersebut.

Mereka memang sangat dekat dengan Leta karena Arka yang memperkenalkan mereka secara khusus. Leta, Arka, dan Daffa adalah siswa kelas sebelas, sementara Gio dan Farel merupakan siswa kelas dua belas.

"Pindah SMA Galaksi aja, Ta," ujar Daffa sambil menatap Leta dengan binar di matanya.

"Yeu ... kalo si Leta masuk sekolah kita, yang ada belum satu bulan pun dia udah di drop out!" cerca Farel yang sukses membuat Leta mendelik. "Gue gak seburuk itu kali, Bang. Gue bisa jadi anak baik juga, kok. Ditambah gue pinter, gak bego kayak kalian," sanggahnya tak terima.

"Ya, udah ... ditunggu di Galaksi, Cantik." Gio menggerling ke arah Leta yang justru dibalas dengan ekspresi ingin muntah oleh gadis itu.

"Ngaca, Bang!" maki Arka sambil melemparkan kotak susu kosong tepat ke wajah Gio.

Leta tertawa melihat itu, tangannya mengambil sebungkus rokok dari atas meja di hadapannya. Namun, Arka menghentikan pergerakannya. "Gue bawa lo ke sini bukan buat ngerokok."

"Ganggu lo, Bangsat!" maki Leta seraya melempar asal rokok di tangannya.

Arka menyentil dahi Leta, "Gak usah ngerengek, jelek lo!"

"Lo lebih jelek, Arka Kambing!"

Pemuda itu tertawa mendengar teriakan membahana dari Leta. Leta memang tetaplah Leta, gadis nakal dengan sikap kekanakannya yang membuat Arka selalu ingin menjaganya.

...

Jangan lupa vomment, kritik dan saran^-^

Our GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang