Kebahagiaan yang Sementara

130 43 0
                                    

Happy reading^-^

...

Kelopak mata Leta perlahan terbuka saat merasakan usapan lembut di pipinya. Mata gadis itu mengerjap beberapa kali, menyadari wajah Alfa yang begitu dekat. "Ngapain, Lo?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Alfa terkekeh, "Kamu lupa?"

Ah, ya, Leta baru ingat. Kemarin ia tertidur dalam pelukan Alfa. Namun, ada satu hal yang mengalihkan itu semua, yaitu ucapan Alfa yang terdengar aneh di telinganya.

"Kamu?" tanya Leta sambil mengedip-ngedipkan matanya lucu.

"Iya, kenapa?"

Leta mendorong tubuh Alfa untuk sedikit menjauh darinya. Namun, pemuda itu tetap kokoh dalam posisi setengah menindihnya. "Alfa! Lo kenapa, sih? Gak usah bikin merinding, deh!"

Cup!

Mata gadis itu membulat sempurna, "First kiss gue!" gumamnya yang justru mengundang tawa Alfa.

"ALFA GILA!"

Tawa Alfa semakin menjadi. Pemuda itu segera bangkit dari posisinya. "Mandi, sana! Abis itu turun, sarapan. Aku tunggu di bawah." Ia melangkah mendekati pintu, "Oh, iya! Gak usah pake seragam, hari ini kita bolos." imbuhnya sebelum menghilang dari balik pintu.

Dan pada saat itulah, Leta baru tersadar bahwa dirinya berada di dalam kamarnya. Dahi gadis itu mengernyit, bukankah kemarin ia tertidur di basecamp? Itulah isi kepalanya saat ini. Namun, dengan santainya Leta mengedikkan bahu lalu berjalan menuju kamar mandi. Di dalam hatinya ia bersumpah untuk memberi Alfa semburan api karena sikap pemuda itu tadi.

Tak butuh waktu lama, kini Leta sudah menuruni tangga dengan baju santai.

"Kok kita bisa ada di rumah gue?" tanyanya pada Alfa yang kini tengah mengisi salah satu kursi di meja makan. Gadis itu mengambil tempat duduk tepat di samping Alfa.

Alfa menatap Leta sekilas lalu mulai memindahkan menu sarapan buatan Bi Inah ke piring. "Kemarin waktu kamu tidur, HP kamu geter. Pembantu kamu ngabarin kalo orang tua kamu udah pergi. Karena aku bingung mau bawa kamu ke mana, jadi aku bawa ke sini aja. Toh, kata pembantu kamu, orang tua kamu itu jarang pulang."

"Pake motor?" tanya Leta sambil menatap pemuda itu tak percaya.

Alfa terkekeh, "Aku pesen taksi online, lah! Masa aku bawa orang tidur pake motor, yang ada nanti kamu ngejengkang, Ta."

Kepala Leta mengangguk paham, "Tapi sumpah, deh! Lo kenapa, sih, Al? Aneh banget!" tukasnya.

"Aneh kenapa, hm?"

Leta bergidik ngeri saat mendengar nada bicara Alfa. "Sumpah lo kayak om pedo, tau! Jauh-jauh!" pekiknya sambil mendorong tubuh Alfa.

Alfa tersenyum jahil, "Kenapa harus jauh-jauh, sih, Leta?" Ia menangkup pipi gadis itu lalu mulai mendekatkan bibir mereka.

"ADUH! SAKIT, TA!"

Dan begitulah pekikan Alfa saat tangan Leta dengan brutal menarik rambutnya.

"Berani lo cium-cium gue lagi, gue botakin!" Leta semakin brutal menarik rambut Alfa.

"Ya ampun, Ta! Itu pacarnya kenapa dijambak?!" Tiba-tiba Bi Inah datang dengan mata yang membulat sempurna.

Leta sontak menghentikan aksinya lalu menatap Bi Inah dengan tak percaya. "Pacar apaan?! Dia bukan pacar Leta, Bi!"

"Ah, masa, sih? Gak usah malu-malu gitu, Ta. Aduh ... anak muda, ya?" Bi Inah pergi sambil bergumam tak jelas.

"Apaan dah, si Bibi? Gak jelas banget!" gerutu Leta sambil mengerucutkan bibirnya.

Our GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang