Kebenaran

165 54 1
                                    

"Luka ini menjadi semaki dalam seperti pecahan kaca yang tak bisa utuh kembali."

Happy reading^-^

...

Setelah meninggalkan kantin, pikiran Alfa benar-benar kacau. Ucapan Kenzo tentang kebenaran di balik video Arka dan Leta terus terngiang-ngiang, ditambah dengan kekhawatirannya pada gadis yang nyatanya tak butuh untuk dikhawatirkan itu.

Tanpa sadar kaki permuda itu melangkah menuju ke area toilet, langkahnya terhenti begitu saja saat sosok yang ia cari berjalan melewatinya. Ia tertegun, kakinya seolah dipaku oleh pesona seorang Leta. Netra elangnya tak henti bergerak mengikuti punggung mungil itu hingga hilang ditelan jarak.

"AH ... SIALAN TUH ANAK BARU!"

Kini, terdengar suara lain dari arah yang berlawanan dengan Leta. Alfa tak terlalu peduli saat yang ia dapati adalah Cecillia bersama dengan keempat antek-anteknya. Secara lengkap mereka berjumlah lima orang, yaitu Cecillia, Sivia, dan Gita, Lita, dan Oliv.

"Kayaknya kita harus rekan video baru. Sama siapa, ya?"

Langkah Alfa kembali terpaku.

"Gak boleh Farel pokoknya!" seru Lita sarat akan peringatan.

Oliv lantas tertawa ringan,"Yaelah, Lit! Segitunya sama Farel? Gue juga Arka yang kena gak masalah, tuh!" Bahunya mengedik tak acuh, "Lagian, kita gak bisa tentuin sama siapanya karena itu bukan kita yang ngatur. Kita cuma nunggu posisi Leta yang lagi berdua sama salah satu troublemaker." lanjutnya.

Sivia mengangguk, "Kemarin aja kebetulan yang lainnya udah masuk gudang, sementara Arka sama Leta masuk belakangan."

Alfa mengepalkan tangannya. Jadi, ucapan Kenzo mengenai Leta yang tidak hanya berdua bersama Arka di gudang itu benar? Dan ini adalah rencana yang sudah disusun kelima gadis itu? Itulah hal yang saat ini ada di kepala Alfa.

"Kurang ajar!" umpat Alfa lalu segera berlari menuju kelas Leta.

Dapat Alfa lihat, Leta tengah sibuk menelungkupkan kepalanya di atas meja. "Leta!" panggilnya seraya melangkah memasuki kelas gadis itu.

Arka dan Daffa yang lebih dulu menyadari kehadiran Alfa lantas menghadangnya. "Mau apa. Lo?" tanya Arka mewakili.

"Bukan urusan kalian!" balas Alfa sambil mendorong kasar tubuh keduanya. Namun, Arka dan Daffa dengan kokoh mempertahankan tubuhnya.

Desisan tajam keluar dari mulut Arka, "Urusan Leta, urusan kita juga!"

"GUE BILANG MINGGIR!" bentak Alfa yang seketika membuat kelas menjadi hening. Sementara itu, kepala Leta akhirnya terangkat.

Mata gadis itu menyipit saat mendapati Alfa dihadang oleh kedua sahabatnya. "Ada apaan, Ar, Daff?" Tanpa bergerak sedikit pun, Leta berucap.

"Leta! Gue harus ngomong sama lo!"

Bukan Arka atau Daffa yang menyahut, melainkan Alfa yang masih berusaha menyingkirkan kedua pemuda di hadapannya.

Leta menatapnya malas, "Tapi gue gak ada keperluan sama lo," tuturnya seraya kembali menelungkupkan kepala di atas meja.

"Lo denger? Dia gak mau ngomong sama lo!" tukas Daffa, tangannya langsung menyeret Alfa keluar kelas dengan bantuan Arka.

"Mendingan lo jauhin Leta!"

Tepat saat Arka mendorong tubuh Alfa, Azka dan Kenzo datang, "Woi! Santai, dong!" ujar Azka sambil menatap tajam Arka.

Arka menatap remeh dua pemuda itu, "Bilangin ke temen lo buat gak deket-deket lagi sama Leta!" tukasnya sambil mengacungkan telunjuk tepat ke wajah Alfa lalu berbalik untuk kembali memasuki kelas.

"Hak lo apa?" Langkah Arka dan Daffa sontak terhenti. Mereka kembali berbalik dengan mata yang semakin menajam, "Kita berhak atas Leta!" jawab Daffa yang sudah mulai tersulut emosi.

Alfa terkekeh, "Berhak? Siapa kalian? Cuma temen, kan?"

"Iya! Kita temennya! Dan karena itu kita berhak jauhin dia dari cowok berengsek macam lo, Alfa!"

Mendadak Alfa membisu. Hal itu sukses membuat Arka dan Daffa menatapnya penuh kemenangan. Sementara itu, tanda tanya besar muncul di kepala Azka dan Kenzo.

Menangkap ekspresi bingung kedua pemuda itu, Daffa kontan tertawa nyaring. "Kalian bingung? Coba tanya aja sama temen kalian tentang maksud dia manggil temen gue Cewek Murahan!" jelasnya dengan penekanan di dua kata terakhir.

Mata Kenzo membelalak, ia tak pernah menyangka seorang Alfa bisa mengucapkan kalimat itu.

"Beneran, Al?" tanya Azka tak kalah terkejut.

"Diem, kan? Sekarang gue cuma minta gak usah usik Leta lagi! Udah cukup lo bikin dia murung hari ini! Kalo sampe lo ganggu dia lagi, gue gak akan segan sama lo!" ancam Arka lalu masuk ke dalam kelas bersama Daffa. Setelahnya, Daffa menutup pintu kelas dengan cara dibanting.

Kenzo menatap Alfa yang masih berdiri membisu. "Al, jelasin!" tuntutnya

Tangan Alfa mengacak gusar rambutnya, sambil sesekali menghela napas kasar, ia menjelaskan semuanya.

"Bego!" maki Azka dengan wajah memerah, ia tak habis pikir dengan Alfa yang bisa semudah itu mengatakan kalimat sensitif bagi perempuan.

"Iya! Gue tau gue bego!" jawab Alfa yang semakin terlihat frustasi.

Sementara Kenzo masih terdiam mencerna cerita Alfa. Tak lama hingga ia kembali membuka suara. "Terus, atas motivasi apa lo tiba-tiba percaya dan mau minta maaf sama Leta? Perasaan waktu kita jelasin tadi di kantin, lo masih gak percaya."

"Lebih tepatnya, menolak untuk percaya." sanggah Azka dengan mata memicing sinis.

Kenzo lantas menatap Azka tajam seolah memperingati pemuda itu untuk tidak menperkeruh suasana. Alfa menghela napasnya lalu menceritakan kejadian di toilet.

"Bego! Kan, udah gue bilang, lo suka sama Leta!"

Kenzo menatap malas Azka, "Jangan bahas itu dulu!" Tatapannya beralih pada Alfa yang masih saja memasang wajah masam, "Jadi, intinya Cecil sama babunya sengaja ngerekam video itu pas Arka dan Leta mau nyusul yang lainnya masuk gudang?" Kepala Alfa mengangguk sebagai jawaban.

"Dan sekarang mereka ngerencanain buat ngambil momen yang sama?" Lagi-lagi Alfa hanya mengangguk.

Kenzo menyeringai, "Gue mau main-main dulu sama mereka. Ka, lo ikut rencana gue! Dan Alfa, lo balik! sekalian siapin cara buat minta maaf sama Leta!" ujarnya yang dibalas anggukan Azka.

"Lah, kok gue gak ikut?" tanya Alfa dengan wajah memelas.

"Nurut aja, gue gak mau lo terlibat dan malah bikin orang tua lo berpikiran macen-macem," jelas Kenzo sambil beranjak dari depan kelas Leta karena bel masuk sudah berbunyi.

Azka menepuk bahu Alfa, "Gue masih kesel sama kebegoan lo, tapi kali ini gue maafin. Lo bisa percaya sama gue dan Bang Kenzo." Ia berjalan mengikuti langkah Kenzo.

Alfa hanya mengangguk pasrah lalu mulai berjalan, menyusul kedua sahabatnya.

...

Maafkan segala kekurangan, jangan lupa vomment, kritik dan saran^-^

Our GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang