Once Upon a Time

179 41 0
                                    

Happy reading^-^

...

Hari ini adalah hari pertama Leta menginjakan kakinya di Galaxy University. Gadis itu melangkah santai menuju lapangan ditemani dengan tatapan kagum dari setiap orang yang dilewatinya.

Senyuman mengejek terbit di paras cantik Leta, netranya menatap geli pada Arka dan Daffa yang sibuk memarahi peserta OSPEK karena terlambat. Tentu, Leta termasuk ke dalam jajaran peserta yang terlambat, tapi gadis itu malah berjalan santai dengan senyuman mengejeknya.

"Heh, Lo! Udah terlambat, malah ketawa-ketawa kayak gitu, baris!"

Cukup sudah, Leta benar-benar tertawa akibat teguran Arka. "Iya, Kak! Santai, napa? Gue bongkar kartu, mampus, Lo!" ejeknya, mengambil barisan depan yang langsung berhadapan dengan kedua pemuda itu.

Ingin rasanya Arka dan Daffa menjitak kepala gadis yang saat ini tengah memasang wajah menyebalkan itu. Sementara mahasiswa baru lainnya yang melihat tingkah berani Leta mulai berbisik-bisik heran. Siapa yang berani melawan Senior Galak tapi Tampan seperti Arka dan Daffa? Tentu hanya Leta seorang.

"Baru masuk udah telat, mau jadi apa lo?" Daffa menatap tajam Leta yang justru terkekeh. "Ah, Kakak, kayak yang gak pernah nakal aja. Terus yang dulu tawuran sampe diceramahin emak siapa?" sahut gadis itu.

Bugh!

Akhirnya, kesabaran Daffa habis, tangannya melayang ke kepala gadis itu. "Bacot lo, Ta!"

Bibir Leta mengerucut, "Sakit, Daffa Asu!" pekiknya.

Arka langsung memijit pelipisnya saat mendapati seluruh mahasiswa baru mulai berbisik-bisik. "Ck! Kagak usah ikutan beginian deh lo, Ta, bisa-bisa pala gue pecah!"

"Lah kenapa? Kakak gitu, ish! Saya aduin ke Pres. BEM, lho!" Leta memasang wajah sepolos pantat bayi.

"Kenapa, Ar, Daff?" Tiba-tiba Farel datang bersama Azka dan Kenzo.

Daffa memasang wajah memelas, "Ngeluarin siswa yang baru masuk, boleh gak, sih, Bang?"

Dengan kerutan di dahinya, Farel menatap ke arah barisan. Tatapannya berubah malas kala mendapati Leta yang menjulurkan lidahnya, mengejek. "Yah ... rasain aja ngurus bocah kayak dia!"

Tangan jahil Azka bergerak mencubit pipi Leta, "Adek Kecil, tapi tua ... bisa diem bentar? Kalo gak diem, Kak Azka potong lidahnya."

Seketika semua orang yang mendengar itu tertawa. Azka memang dikenal paling ramah, ia bahkan sering memakai cara ramah seperti itu jika sedang mengancam para mahasiswa yang tidak menaati aturan.

Namun, bukan Leta namanya jika kalah hanya dengan ancaman seperti itu. "Kak Azka yang ganteng, lepasin cubitannya. Kalo nggak, Adek cium," balasnya, sukses mengganti tawa dengan pekikan iri.

Arka, Daffa, Farel, dan Kenzo lantas menatap jengah dua orang yang malah terlihat mesra itu. Hingga tiba-tiba Gio datang, "Kenapa acaranya belum dimulai?" tanyanya heran.

Telunjuk Kenzo mengacung pada sosok Leta dan Azka, kedua manusia itu tak menyadari kehadiran Gio. "Urusin adek lo, tuh."

"Ta, jangan buat masalah," tegur Gio sambil memandang Leta sedikit kesal.

Menyadari kehadiran Gio, Leta langsung melepaskan diri dari Azka lalu melingkarkan tangannya di leher Gio. "Leta gak buat masalah, kok, si Azka aja yang nyebelin," rajuknya manja.

Gio menghela napas, tangannya bergerak mengelus lembut rambut Leta. "Kamu mendingan tunggu di ruangan Bang Gio."

"What? Beneran adeknya Kak Gio?"

Our GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang