Rencana

150 44 0
                                    

Happy reading^-^

...

Pulang sekolah, Leta tengah berjalan beriringan dengan Arka, Daffa, Qilla, Shilla, dan Dinda menuju parkiran. Hari ini ia pulang bersama Gio dan menginap di rumah pemuda yang sudah menunggunya di parkiran itu.

Dapat Leta lihat, Gio sedang terduduk di atas kap mobil miliknya sendiri. Pemuda itu melambaikan tangannya dengan senyuman yang mengembang.

"Kita duluan ya, Ta," pamit Qilla bersama Shilla dan Dinda sebelum berbelok menuju gerbang sekolah.

Leta mengagguk, "Hati-hati!" balasnya.

"Sorry lama, Bang! Nih, duo curut lama ngerjain tugasnya!" Gadis itu kembali berucap saat ia sampai di hadapan Gio, matanya melirik tajam Arka dan Daffa.

Gio yang kini sudah berdiri di hadapan Leta sontak terkekeh, "Lo pada ganggu Adek gue mulu!" tukasnya.

"Ngadu aja terus!" cibir Arka dan Daffa seraya memasuki mobil masing-masing tanpa menunggu balasan Leta.

Dengusan Gio terdengar saat kedua mobil itu melaju cepat di hadapannya, "Dasar adek kelas kurang ajar!

Tawa Leta seketika meledak, "Sabar ya, Bang." Gadis itu menepuk-nepuk bahu Gio, "Berdoa aja semoga mobilnya pada mogok," imbuhnya.

"Pinter lo!" seru Gio dengan jempol yang teracung.

"Gio!"

Atensi kedua remaja itu teralih, tatapan Leta berubah malas kala mendapati Azka dan Kenzo berjalan ke arah mereka. "Gue tunggu di mobil aja." ucapnya seraya memasuki mobil Gio.

Mata tajam gadis itu terus menilik pergerakan dari ketiga pemuda yang sibuk berbisik-bisik di luar mobil, dahinya mengernyit saat seringaian terlihat menghiasi wajah Gio. "Ngapain senyum-semyum kayak psikopat gitu, Bang? Lo gak ada niatan tawuran di belakang gue, kan?" celetuknya saat Gio masuk ke dalam mobil.

Gio menggeleng, "Nggak, tuh!" Leta hanya mendengus lalu menatap ke jalanan dari balik jendela mobil.

...

Sesampainya di rumah Gio, Leta langsung masuk begitu saja, itu memang sudah menjadi kebiasaannya. Gadis itu bahkan langsung masuk ke dalam kamar Gio tanpa menunggu pemiliknya.

Gio terkekeh melihat tingkah Leta, ia jelas tak masalah dengan tingkah gadis itu karena memang dirinya sendiri yang meminta Leta untuk menganggap rumahnya seperti rumah sendiri.

"Bang!"

Gio menoleh lalu tersenyum penuh arti saat mendapati Azka dan Kenzo. "Ayo masuk!"

Kenzo mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah Gio, sepi. "Seperti biasa," gumamnya yang jelas terdengar oleh Gio.

Gio terkekeh, "Emang kapan rumah gue rame? Yang huni aja cuma gue sama pembantu."

"Lo lirik rumah sebelah. Kita senasib, Bro. Nyatanya bisnis lebih penting dari anak." Tawa Kenzo pecah, ia menunjuk rumahnya yang berada tepat di sebelah rumah Gio.

"Ya, mau gimana lagi, Bang. Mereka kerja juga buat kita." Ucapan Azka diangguki oleh kedua pemuda itu dan setelahnya hening, tak lama hingga Kenzo kembali membuka suaranya. "Leta mana?"

Our GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang