Insiden Kancing

136 46 0
                                    

Happy reading^-^

...

"Aish! Maen tinggal aja!" gerutu Leta sambil beranjak dari posisinya, hendak menyusul Gio dan Kenzo.

Namun, Azka mencekal lengan gadis itu. "Di sini aja, Ta, sama gue," ucapnya dengan nada yang terdengar menyeramkan bagi Leta. Bahkan, bulu kuduk gadis itu ikut meremang. "Suara lo kenapa, sih? Merinding gue dengernya!"

Azka terlihat menyeringai, "Menurut lo, kalo cewek sama cowok ada di dalam kamar berdua, apa yang bakal terjadi?"

"Ck! Gak usah macem-macem! Gue tendang masa depan lo!" Azka sontak terkekeh, ekspresi wajahnya telah kembali menjadi Azka yang asli. Ternyata menjahili gadis itu menyenangkan, pikirnya. Ia lantas menarik tubuh Leta untuk kembali terlentang di atas kasur lalu menindihnya.

Tubuh Leta menenggang hingga Azka membisikkan sesuatu yang membuat seringaian terukir cantik di wajahnya. Jika dilihat sekilas, Azka seperti mencium leher gadis itu padahal Azka hanya terkekeh geli setelah membisikkan sesuatu yang lucu di telinga Leta. Sementara Leta perlahan tertawa dengan tangan yang melingkar di pinggang Azka, matanya sampai tertutup sangking lebarnya bibir mungil itu terbuka.

Setelah tawa itu reda, Azka mengangkat kepalanya, memandang wajah Leta yang memerah akibat tertawa.

"Kenapa lo gak bilang?" tanya Leta dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Azka kembali terkekeh, "Suka aja liat lo kaget."

Bibir Leta secara otomatis mengerucut, "Ha ... gue maafin karena kita lagi main." Ia mempererat pelukannya, "Lo tau? Gue jago dalam berpura-pura."

Gadis itu memberi kode pada Azka untuk mendekatkan kepalanya, membisikan sesuatu yang sedikit membuat Azka terperangah.

"Lakuin aja! Karena kita lagi main." Alis Azka terangkat sebelah, tapi detik berikutnya ia mulai menghujani seluruh wajah Leta dengan ciuman.

Leta tertawa geli, ia memang sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh keempat sahabatnya. Mereka akan melakukan itu jika sedang gemas dan itu cukup menghibur bagi Leta. Namun, ada yang tak biasa ia lakukan. Saat Azka mulai membuka kancing seragamnya, ia merasa darahnya mulai berdesir, sampai sebuah teriakan menghentikan tangan itu di kancing keempat.

Azka menghela napas lega, Wajahnya sedikit memanas saat melihat bagian tubuh Leta walaupun hanya sedikit. Untung saja Gio dan Kenzo sudah melaksanakan aksinya. Ia benar-benar tak bisa membayangkan jika dirinya harus membuka seluruh kancing seragam itu.

Leta kembali mengancingkan seragamnya, "muka lo merah!" Tawa gadis itu menyembur begitu saja membuat Azka langsung menutupi kedua pipinya.

"Udah, gak usah dipikirin! Mending lo minggir, berat!" tandas Leta seraya menepuk pipi Azka sedikit kasar.

Azka yang pikirannya masih melambung sontak bangkit dengan wajah linglung. Leta hanya menggeleng saat melihat itu lalu segera beranjak untuk pergi. Namun, tangannya dicekal oleh Azka yang sepertinya sudah dengan kesadaran penuh. "Lo udah biasa digituin, Ta?"

Kepala Leta mengangguk lalu menggeleng, "Untuk ciuman di wajah kayak tadi gue udah biasa, tapi untuk memperlihatkan tubuh gue, baru lo, Ka."

Our GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang