Part 25

5.4K 201 0
                                    

Ali Prov

Sekarang aku sudah berada dirumah, aku menatap malas semua orang yang ada disini. Semuanya meninggalkanku sendiri, untung ada prilly.

"Woy lo jangan galau dong. Sedih kan lo gue tinggal. Lo sih sukanya ngebully gue mulu jadi gue males deh disini." Ucap kaia geer.

"Idihhh siapa yang sedih lo tinggal? Gue udah biasa sendiri. Lagiankan ada bini gue yang pasti bisa ngurus gue." Sahutku sombong.

"Halah lo sok-sokan. Ditinggal prilly aja lo kejer deh tuh airmata." Ledek kaia.

"Eh lo kira gue cabe-cabean? Lo kira gue cengeng? Lo aja kalee yg kaya gitu." Sahutku tak mau kalah.

"Idiihhh ga sadar diri lo. Siapa kemaren yang ngejar-ngejar prilly? Di perancis kaya mayat hidup kerjaannya diem, makan, mandi, bab, belajar, nonton tv, sekolah, ngebo. Siapa yg sering nangis malam-malam sambil meluk foto prilly siapa? Gaya lo sok tegar." Cibirnya terkekeh membuatku benar-benar malu. Ku lihat mama dan papa menggeleng tersenyum melihatku dan kaia.

"Mmmmm. Jadi gitu ka? Aduh aduhhh. Yang sok cool, sok tegar, sok berani, sok preman ini ternyata cengeng juga?" Goda mama melirik kaia.

"Ishhh apaan sih. Wajar dong berarti ali emang setia ama illy. Laki-laki kan juga manusia bisa nangis. Yakan pa." Sahutku meminta pembelaan dari papa.

"Yoi bro. Emang cewe aja yang nangis? Terus gunanya airmata buat cowok apaan?" Sahut papa membelaku hahaha.

"Buat cuci piring pa." Ucap kaia asal membuat seisi rumah tertawa.

"Mmm. Li, nanti habis ngantar mama papa sama kaka ke bandara illy langsung ajak ke rumah ya. Pokoknya jangan pernah lepasin illy. Itu tanggung jawab kamu loh. Karena papa yang minta papa rizal sama mama uly ke singapore jadi kamu harus bisa bantu papa jaga illy." Ucap papa serius.

"Tenang aja pa. Illy aman sama ali. Paling ali peluk terus tiap mau bobo." Godaku mengerlingkan mata pada mereka dan dihadiahi lemparan bantal sofa dari kaia.

"Jangan pernah kurang ajar sama kembaran gue!" Omel kaia kepedeean.

"Ha? Kembar dari mana lo? Dari lubang pipet?" Jawabku tertawa lebar.

"Sssshh. Udah ah ini anak dua. Kamu jangan macam-macam sama illy. Awas kamu kalo mama denger yang ga beres." Ucap mama memperingatiku.

"Iyaa ah. Ribet banget sih ga mungkin dong ali ngapa-ngapain bidadari." Jawabku tersenyum pada mama dan papaku sedangkan kaia masih dengan memasang wajah kesalnya.

"Oh ya ma. Udah semua? Kita berangkat habis magrib ya, biar bisa ketemu keluarga rizal dulu. Soalnya pesawat mereka jam 9, kaia jam 11, kita jam setengah 10." Ucap papa.

"Udah semua pa beres." Sahut mama.

"Mampus lo ditinggal di bandara sendiri. Eh tapi kan lo banyak temen disana." Ucapku terkekeh.

"Temen? Maksud lo?" Sahutnya bingung.

"Iya nenek nenek lampir disana sahabat lo kan?" Jawabku sok polos.

"Maaaaa. Ali nihh." Rengeknya sudah skak mat jadi minta pembelaan sama mama hahahaa. Ku lirik papa dengan senyum jahil dan adu tos sambil tertawa.

"Aliiii ah udah dong jangan diledekin terus kakanya. Papa juga malah dibelain." Omel mama membuat kaia menang menjulurkan lidahnya.

Prilly Prov.

Setelah merapikan seisi rumah dan barang-barang yang harus dibawa,aku menghampiri mama dan papa.

Jalan Pulang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang