Part 32

5K 184 0
                                    

"Gila lu lama banget. Eh tuh pipi kenapa bu? Habis di unyel ali ye merah banget." Ejek kevin membuat semuanya tertawa.

"Lo yg gila! Gue ga ngapa-ngapain bego ah lu!" Omel illy kesal.

"Huuss. Anak papa siapa yg ngajarin ngomong gitu." Ujar papa.

"Lagian tuh mereka. Papa mama juga ketawa." Omel prilly manyun.

"Udah ah ayo makan." Lerai mama yg sudah yakin anaknya akan pergi jika sekali lagi suara memojokkannya.

-Skip-

Dari rencana serius, lalu bercanda bersama, sholat dan segala hal sudah banyak mereka lewati hari ini.

Kini mereka sudah berada di kamar masing-masing.

Prilly yg sudah merasakan lelahpun mulai memejamkan matanya, namun kini ia kembali dibuat kesal dengan ketukan pintu kamar yg membuat kepalanya sedikit nyeri karena terkejut.

"Siapa sih tengah malam ngetok-ngetok. Gue ngantuk!" Teriaknya kesal. Namun bukannya menjawab, orang tersebut tetap mengetuk kecil pintu prilly membuat prilly menyerah dan berjalan gontai membuka pintu kamarnya. Malam ini ali dan illy tidur dikamar masing-masing karena mama dan papa rizal tidur di kamar kaia.

"Honey?" Ucap prilly bingung mendapat ali dengan wajah imutnya tersenyum di depan kamar.

"Ngapain kamu?" Tanya illy lagi.

"Sayang badan aku gatel di belakang. Garukin ya sama di taburin bedak atau gosokin minyak kayu putih." Ujar ali meraba-raba punggungnya.

"Astaga honey. Kenapa bisa?" Tanya illy menarik ali masuk ke kamarnya.

"Sayang gatal banget." Rengek ali sambil melepas bajunya.

"Ya Allah honey banyaknya bentol-bentol. Kamu mah ga pernah berubah ini pasti karena cuacanya. Sini rebahan." Cerocos prilly menepuk bantal di sampingnya.

"Sayang ngomel mulu ah. Garukin." Ritme manja ali dengan nada kesalnya. Dengan lembut illy menaburkan bedak alergi dibadan ali sambil sedikit menggaruknya.

"Honey udah." Ujar illy malas karena matanya sudah benar-bebar berat, tak ada jawaban dari ali. Illy menegok wajah ali yg sudah mulai menghembuskan nafas tenang dan mata yg terpejam.

"Hmm ngebo! Gue capek garukin dianya keenakan. Dasar anak syarief! Untung gue sayang kalo ga udah gue tendang!" Omelnya sendiri lalu bergegas menarik selimut dan merebahkan diri di samping ali untuk menikmati mimpi indahnya.

-Skip-

Kini segala persiapan sudah tertata rapi di taman dan ruang besar rumah ali.

Besok acara sakral yg hanya sekali seumur hidup mereka akan digelar elegant berkesan mewah. Sudah 2 hari ali dan illy di kurung di kamar masing-masing. Mereka menekuk wajah tanpa ada semburat senyum. Lelah, pegal, suntuk dan segala yg buruk menggerogoti diri mereka.

"Gue capek di kamar mulu, keluar bentar kel, ngapain kek. Gila kali disini mulu gue!" Omel prilly pada itte yg duduk manis di sofa kamar dengan camilan di tangan dan pandangan lurus kedepan.

"Sabar kali pril. Besok juga lu ketemu. Ga baik lu kalo muka kaya gitu mau nikah, bisa-bisa make up lu besok kaya gitu juga." Celetuk itte melirik illy sebentar kemudian kembali fokus ke tv.

"Ebusyet! Kurang ajar lo doain gue. Yg lain pada kemana sih?" Ujar illy yg berjalan menuju balkon kamarnya.

"Yg lain pulang, ntar malam kesini." Sahut itte.

Dilain tempat, ali memutar-mutar badannya di kasur.

"Aaaaahhh bete gue! Gimana ya biar bisa ketemu illy?" Ali terus berpikir keras menemukan jalan agar bisa melihat bidadarinya.

"Ahaaaaa. Gue telpon itte aja minta ambilin makan, kan itte dikamar illy." Ali mengambil ponselnya dan mendial nomor itte.
Apaan sih lo?
Lo dimana? (Pura-pura ga tau)
Dikamar illy kenapa?
Illy mana? Anterin gue makan. Laper banget itte
Ngebo, ngambek mau ketemu lo. Buset! Lo belum makan?
Belom bego! Dari tadi pagi, ini udah jam 3 sore. Lo mau gue mati sehari sebelum pernikahan gue. Atau pas guebijab kabul?
Husssttt! Ah mulut lo ember! Bentar gue ambilin diem lo di kamar!
Oke deh cantik. Salam buat istri gue.

"Yesssss." Teriak ali. Ali bergegas mengunci kamarnya dan menuju balkon melompat ke balkon sebelah, tepatnya balkon kamar illy. Setelah sedikit mengintip dan benar saja itte sudah keluar. Dengan langkah seribu ali memeluk illy yg tertidur pulas dan mengguling-gulingkannya.

"Astagaaaa Astagfirullah apa-apaan nih si...!" Teriak illy kaget menepuk tangan ali yg membungkam mulutnya.

"Sayang diemm jangan gitu ntar ketahuan." Ujar ali takut. Prillypun mengangguk dan ali melepaskan tangannya. Ali memutar badan illy agar mengarah padanya.

"Kangen sayang." Rengeknya manja menenggelamkan kepalanya ke leher illy.

"Me too honey." Sahut illy mengecup pucuk kepala ali lalu memeluknya erat cukup lama sampai akhirnya itte menggedor keras pintu kamar illy.

"Woyyy ni kamar kenapa dikunci? Ly lo sama ali ya?" Ujar itte, illy yg bingung pun menatap penuh selidik pada ali yg cengar-cengir.

"Prilly buka sebelum mama papa lo dateng!" Ancam itte. Alipun segera melumat lembut bibir illu tanpa aba-aba. 1 menit, 2 menit, 3 menit, 5 menit.

Selesai meluapkan rasa rindunya ali mengecup pucuk kepala illy dan memberikan senyum terbaiknya.

"I love you prilly ku." Ucapnya dan kembali mengecup pucuk kepala illy.

"Love you too calon imamku." Sahut illy tersenyum bahagia dan mengecup pipi ali.

"Udah sana balik ke kamar. Ntar si itte tandukan loh." Celetuk illy cekikikan.

Ali lalu mencium ganas setiap lekuk wajah illy membuat illy susah bernafas.

"Bye sayang." Ucap ali sambil berlari kecil sambil tertawa pelan.

"Issshhh honey!" Teriak illy pelan.

Prilly prov

Gue seneng bangeeeeeetttt! Ga salah gue pilih ali sebagai pelabuhan terakhir gue. Isshh ni kan pasti muka gue merah banget!

"Prillyyyyyy!" Teriak itte kencang banget. Astaga! Gue lupa itte masih diluar hahaha.

Gue bukain itte pintu kamar pelan-pelan dan sedikit ngintip takutnya itte nyembur gue.

"Lo ya lama banget ngapain lo hah? Ali mana ? Ali disinikan! Brengsek banget minta gue ambilin makan orangnya malah ga ngerjain gue! Mana ali hah mana ly?" Cerocosnya. Baru juga mesra-mesraan udah panas aja telinga gue.

"Itte ihhh pelan-pelan dong! Iya tadi ali kesini. Bentae doang, ga kasian apa lo kita kan kangen." Lirih gue memelas biar itte kasian hihi.

Itte mendengus kasar. Gue yakin dia bakal luluh.

"Prilly, besok lo udah bisa sekamar. Besok lo udah bisa puas-puasin bareng dia. Sabar dong. Oke yg tadi gue maafin, tapi kalau malam ini gitu lagi. Gue ga jamin lo bedua aman ya!" Ucapnya pelan tapi penuh penekanan.

"Iya itte sayang." Ucapku girang mengecup pipi itte.

Itte Prov

Yah! Gue mau apa lagi. Kebahagiaan sahabat gue ini satu-satunya yg bisa bikin gue senang selain arif. Karena orangtua guepun ga pernah perhatiin gue.

"Udah deh lo istirahat aja. Gue mau mandi." Suruh gue ke illy. Padahal sih masih jam setengah 4, tapi kelakuan nih anak dua bikin gue panas mending gue berendam deh.

Gue liat illy udah tidur pulas banget ga kaya 2 malam ini, pasti seneng deh bisa ketemu ali.
Gue bakal terus jadi sahabat terbaik lo ly, gue udah anggep lo sodara. Selama gue kenal lo, cuma lo yg selalu ada bunat gue. Lo malaikat ly. Semoga ali orang yg tepat buat lo. Sekarang gue yakin dari perjuangan cinta lo, kalo cinta yg memang sudah ditakdirkan pasti bakal pulang walaupun harus terpisah jauh dan lama.

Jalan Pulang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang