Part 4

6.3K 283 0
                                    

"Gini Te, gue sama Illy temen SMP dan Illy adalah cinta pertama gue, Gue pacaran sama Illy 1tahun kurang 1hari. Ya hari ini gue putus padahal besoknya anniv gue. Gue yang salah, gue udah nyakitin dia. Illy juga alasan gue pindah ke Perancis, dan waktu gue bilang kalo gue mau balik karna cinta gue ya itu Illy. Illy adalah rumah cinta gue." Lanjut Ali dengan pelan namun pasti.

Itte dan Arif tertegun mendengar penuturan Ali. Mereka tidak percaya namun semua nyata.

"Ja..jadi kalung yang selalu di leher Illy itu nama lo?" Itte angkat bicara.

"Itu memang nama gue, nama yang punya arti Ali Love Illy. Kalung yang pengen gue kasih di anniv gue tapi keburu putus. Jadi saat dimana Illy mutusin gue langsung gue pakein ke dia. Gue mau tau cinta dia sampai mana ke gue. Dan ternyata cinta gue ga bertepuk sebelah tangan. Buktinya kalung ini selalu nempel di leher Illy." Sahut Ali dengan senyumnya.

"Lalu Halik?" Tanya Arif yang kini angkat bicara.

"Itu urusan gue, gue juga ga bakal ngerebut Illy dengan cara bodoh. Biar semua berjalan sesuai waktu. Sampai saat yang tepat. Tuhan bakal kasih cara yang baik untuk menampakkan semua ini." Balas Ali.

"Kenapa ga pernah ngomong Illy?" Tanya Itte lembut menggenggam kedua tangan Illy karena Illy sedari tadi hanya menunduk takut.

"Gue pikir cinta itu ga bakal pernah balik Te, gue juga ga mau larut dalam sedih terus. Gue berusaha lupain semua, saat gue bangkit dan Halik datang semuanya terasa indah. Tapi gak bisa gue boongin kalo bayangan cinta lama gue selalu mengiringi langkah gue. Cinta yang selalu buat gue yakin kalo dia tau rumahnya untuk pulang. Maafin gue.." Sahut Prilly lirih.

Ali yang mendengarnya tersenyum senang. Dia benar-benar tidak salah mencintai wanita, walaupun tengil, jahil dan manjaa Illy adalah wanita setia meski banyak sahabat lelaki yang ia miliki.

"Gue ga nyalahin lo. Karna ga semua privasi lo gue tau. Itu urusan lo, Ali, Halik sama Tuhan. Selesaikan baik-baik. Gue selalu dorong lo dan jangan pernah nyerah. Gue tau semua orang bisa bertindak bijak. Termasuk Halik. Dia akan biarin lo bahagia sama pilihan lo." Kata-kata Itte yang sangat asing didengar telinga hahaha.

Mereka memutuskan untuk kembali ke kelas.

-SKIP PULANG-

Illy, Itte, Arif dan Ali berjalan menuju parkiran motor. Saat Ali hendak merangkul Prilly, tiba-tiba ada sepasang tangan yang menariknya.

Prilly Prov

"Hay sayangggg aku kangennn" Ya wanita gila itu adalah Ghina. Dia menggeliat seperti cacing kepanasan di lengan Ali membuatku jijik sekaligus geram. Tapi aku menahan emosiku.

"Ihhh apaan sihh lo. Lepasinnn!!" Teriak Ali yang mencoba melepaskan lingkaran tangan Ghina di lengannya.

"Anterin aku pulang baby. Pliss" Ucap Ghina sok imut padahal amit-amit bangett uweeeekkk!!!!

"Ogah. Pergi ga lo. Pergiii lepasin gue GHINAAAAA" Teriakan Ali seakan membabi buta, sontak saja tangan Ghina terhempas dan membelalakkan semua mata yang medengarnya. Namun, bukan Ali namanya jika meladeni semua tatapan itu.

"Lo jahat Li. Lo jahat. Gue udah beri semua sama lo tapi lo kaya gini sama gue." Membuat aku bergidik. Menganga mendengar ucapan Ghina

Semua? Semua apa? Apa seisi tubuh Ghina? Apa maksudnya? Batinku

Gejolak sakit yang sudah mampu ku lupakan kini kembali muncul. Mencabik hatiku. Mengacak-acak kasar jiwaku. Ya Allah, apalagi iniiiii!!

"Gue ga pernah ngapa-ngapain lo. Tuh mulut ga usah kaya belut geliat sana sini bikin dosa yang bakal memercik api panas dilidah lo sendiri!" Sambar Ali penuh emosi.

Jalan Pulang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang