Chapter 2 : Seorang Yang Jenius

455 51 0
                                    

"Serius? Kau akan menjadi model untuk iklan promosi hotel?! "

Winwin segera merobek brosur yang Taeyong dapatkan saat mereka dalam perjalanan pulang. Dia berpikir bahwa kakaknya itu sudah gila, bahkan dia mengambil keputusan tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

Taeyong hampir meringkuk ketakutan ketika mendengar nada suara Winwin. Dia tahu bahwa hotel yang baru saja dibuka itu sedang mencari model wanita untuk brosur mereka, dan karena bayarannya cukup tinggi dia langsung saja setuju.

"Yak! Mereka tidak menyuruhku melepas pakaian dan hotel ini akan mempekerjakanku dengan baik." Taeyong mencoba untuk beralasan.

"Apa kau benar-benar sebodoh itu? Tidak ada yang namanya perkerjaan di hotel itu baik, terutama di lingkungan seperti ini! "

"Bayarannya bisa untuk menutupi sewa rumah kita selama 3 bulan, jadi aku akan baik-baik saja di sana."

Meski gugup melihat Winwin yang wajahnya merah karena marah, tapi Taeyong berhasil memberikan senyuman kecilnya dan berharap dia bisa menghapus kerutan di dahi adiknya itu.

Sebenarnya Winwin mempunyai alasan yang berbeda di balik kegilaan kakaknya itu, bahkan jauh dari apa yang sekarang dipikirkan oleh kakak tertuanya.

"Teman sekelasku selalu melewati daerah itu dan sebagian besar teman sekelas Haechan juga tinggal di sekitar sana, apa menurutmu mereka akan terkesan jika melihatmu di selebaran itu? " 

Taeyong menatap adiknya dengan kekecewaan mendadak. Dia percaya bahwa Winwin bertindak seperti itu bukan karena dia mengkhawatirkannya tetapi malah sebaliknya. Taeyong merasakan sakit hati namun dia hanya mengangguk dan meminta maaf. 

"Ini terakhir kalinya aku menjadi model, setelah itu aku akan mencari pekerjaan lain." Ujar Taeyong. 

"Jangan pedulikan Winwin eonni, hanya saja jangan menempatkan dirimu dalam situasi itu lagi Taeyong eonni. Kau mungkin akan mendapatkan masalah karena itu." Ujar Haechan angkat bicara.

"Tentu saja! " Tambah Winwin dan pergi meninggalkan ruangan itu, Taeyong tersenyum pada sibungsu dan menepuk pelan kepalanya. 

"Ganti pakaianmu dan beri tahu Winwin bahwa ada roti di atas meja. Kau bisa makan berdua dengannya, aku harus pergi dulu."

Taeyong segera pergi ke kedai kopi, meninggalkan satu perhatian penuh terhadapnya dan satu lagi kemarahan besar yang dia terima.








🦋🦋🦋








"Suatu hari nanti aku akan menghajar Winwin hingga babak belur." Ujar Ten, salah satu sahabat Taeyong dengan kesal.

"Tapi dia benar, aku mengambil langkah yang bodoh. Seharusnya aku belajar dulu sebelum menyelam ke dalamnya seperti anjing lapar." Jawab Taeyong sambil mengepel lantai cafe.

Ten meminta sahabatnya itu untuk menemaninya di cafe dengan janji uang tip yang sangat besar.

"Anak nakal yang tidak tahu berterima kasih." Ujar Ten benar-benar kesal.

Winwin selalu seperti itu kepada kakaknya. Kadang Ten merasa kesal dengan Taeyong, karena dia selalu menerima apa yang dikatakan bocah itu.

A Romantic Life Journey || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang