Lisa mengendarai mobil Audi A4 miliknya dengan kecepatan penuh menuju Incheon international airport untuk menjemput ayahnya yang 10 menit lagi akan mendarar di Seoul. Gadis itu beberapa kali membunyikan klaksonnya tak sabaran sambil sesekali melirik jam merek bvlgari yang melingkar indah dipergelangan tangannya.
Ayahnya akan tiba dalam 10 menit sedangkan posisinya masih belum setengah perjalanan.Ughhh mengapa harus kesiangan sih.... rutuknya dalam hati.
Semalam setelah membaca berita tentang dirinya disitus berita online media disperate.com, Lisa memutuskan untuk menelpon managernya dan membahas perihal kesepakatannya bersama pemuda panglima perang itu. Mereka menghabiskan lebih dari 2 jam untuk saling bertukar cerita dan berita membuat gadis itu harus bangun kesiangan. Ia bahkan melewatkan sesi workoutnya yang berharga.
Sial.. mengapa Ia harus selalu mengalami kesialan terjebak dikemacetan seperti ini?
Konsentrasinya buyar ketika ponselnya berbunyi. Menandakan sebuah pesan masuk disana.
Gadis itu lalu meraih benda persegi empat itu kemudian membaca isi pesannya. Ternyata ayahnya mengabari bahwa beliau telah mendarat dan telah dijemput anak pemilik hotel yang akan bekerja sama dengan beliau. Lisa lalu membalas pesan ayahnya dengan meminta maaf dan berjanji akan segera langsung menemuinya di hotel.Setelah beberapa waktu terjebak ditengah kemacetan akhir pekan kota Seoul, Lisa akhirnya tiba di hotel tempat meeting ayahnya dengan calon rekan kerja barunya.
Hotel bintang 5 itu terlihat begitu mewah dan memiliki aksen dan nuansa eropa kuno. This is definitely my style. Gumamnya kagum. Meskipun sudah seringkali menginjakkan kakinya dihotel milik keluarga Jisoo Unnienya itu namun Lisa akan tetap dibuat tertegun dengan interior hotel itu.
Yeah, hotel moonlight adalah milik keluarga Jisoo. Ayah keduanya akan menandatangani kontrak bisnis bersama. Keluarga ayah Lisa memang datang dari latar belakang pebisnis kuliner jadi ketika Hotel Moonlight ingin membuka restaurant di hotel, ayah Jisoo langsung menelpon ayahnya Lisa untuk berdiskusi lalu setelah mendapat titik terang, mereka memutsukan untuk bertemu secara langsung dan melakukan pembahasan singkat sebelum menandatangani kontrak.Lisa memang sangat menyukai sesuatu yang bernuansa vintage, gadis itu akan rela merogohkan koceknya untuk membeli segala sesuatu berbau vintage yang menarik perhatiannya tidak peduli sebarapa mahal benda itu. Lisa bahkan pernah membeli sebuah jaket tahun 1990an dengan harga ratusan juta. Angka yang cukup fantastik untuk sebuah jaket bukan?
"Lalice, kau sedang apa disini?" Sebuah suara yang ternyata adalah milik Jisoo Unnie mengagetkannya.
"Unnie, aku sedang menunggu daddy ku. Beliau sedang meeting bersama clientnya disini" Jawab Lisa dengan senyuman yang merekah dibelah bibir ranumnya.
"Ah aku tahu, aku baru saja bertemu daddy-mu. Rupanya Oppaku ditugaskan untuk menjemput beliau karena anaknya masih bersenang-senang dalam mimpinya 2 jam lalu"
Lisa yang mendengar kalimat sarkas dari Unnienya itu refleks mendekat dan memeluk tubuh kecil itu dengan gemas.Yah, Jisoo boleh saja menjadi anggota tertua namun tinggi badannya merupakan yang paling terpendek diantara mereka bertiga.
Kedua gadis itu memutuskan untuk menunggu ayah Lisa di cafe disamping hotel milik keluarga Kim.
Kim Jisoo merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakak lelakinya, Kim Namjoon hanya terpaut jarak 1 tahun 6 bulan darinya. Meskipun mereka pergi kekampus yang sama, Namjoon Oppa merupakan orang yang sibuk, dia bahkan mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atasnya di New Zealand. Bahkan setelah kembali ke Seoul dan menjadi mahasiswa di Seoul National University pun Namjoon Oppa sangat sibuk. Lelaki itu bahkan jarang sekali berada dirumah, dia lebih sering bersama teman-temannnya jadi selama pertemanan Lisa dan Jisoo, gadis itu hanya beberapa kali bertemu tatap dengan kakak lelaki sahabat yang dianggapnya kakak itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Match Made in Heaven (DISCONTINUE)
FanfictionLalisa Manoban Bruschweiler, seorang mahasiswi jurusan sastra Inggris di Seoul National University bekerja sebagai freelance model bukan karena ekonomi keluarganya kurang mampu, melainkan sebagai hobby atau sekedar menyibukkan dirinya dari kesepian...