Hey, hey, hey,
Yo.
Aileen segera mengemas kembali barang sekolah ketika lonceng sekolah berdentang kuat ke segala penjuru bangunan tersebut. Dengan bersemangat, dia keluar dari kelasnya. Aileen akan menghemat uang jajannya untuk hari ini.
Ingat bukan, Alvin yang menyogoknya dengan mentraktir sang adik di jam istirahat. Alvin tidak ingkar janji tentang itu. Karena, sekarang sang abang sedang bersandar di dinding kelasnya dengan tangan terlipat di dada.
"Tumben Abang tepat janji." ujar Aileen sedikit menyindir Alvin.
"Abang kan cowok, ya, harus pegang ucapan, dong, Dek." Alvin memiting Aileen main-main.
"Bang! Bang! Sesak, Bang! Lepasin kek." Aileen menepuk-nepuk lengan sang abang yang masih memiting leher Aileen.
Alvin lepasin dengan tawa jahat yang keluar dari bibirnya, "Lemah banget. Padahal, Abang gak beneran miting."
Aileen mendengus kesal, "Sesak, Banggggg." Aileen memukul lengan Alvin, balas dendam sang adik. Memang pitingannya tidak kuat, cuma Aileen kaget digituin langsung oleh Abangnya tanpa ada aba-aba sebelumnya.
"Nyenyenye, Abang mah cowok cemen. Sekarang, Aileen lapar, mau makan." ujar Aileen tanpa berpikir panjang langsung menarik lengan Abangnya ke kantin. Merasa de javu dengan peristiwa tersebut?
"Iya, Dek. Iya. Baksonya gak kabur, kok."
"Pelan-pelan, astaga, Dek! Abang hampir nabrak tiang."
Aileen tertawa puas saat melihat ke belakang dimana Alvin menetralisir jantungnya yang berdegup kencang. Karena, mukanya hampir diratakan oleh tiang keras itu.
Aileen melepaskan tautannya, melemparkan kekehan kecil tak berdosa ala anak-anak kepada Alvin sebelum berjalan ke arah kantin dengan lompatan kecil.
"Bu, mi baksonya satu, ya. Yang pedas." ucap Aileen dengan senyum ala iklan pasta gigi ternama.
"Sip."
"Berapa, Bu?"
"Sepuluh ribu, Kak."
Aileen mengangguk dan langsung tersenyum sumringah ketika melihat Alvin berjalan mendekat ke arahnya, "Bang, totalnya sepuluh ribu. Bayarin, ya."
"Iya, Dek."
"Wow, Vin. Tumben bareng adek?"
Aileen memasang wajah jutek, menelisik seorang pemuda yang berdiri di sebelah abangnya. Pemuda itu sepertinya dekat dengan Alvin, terbukti ketika pemuda itu tanpa canggung berbicara santai dengan saudara kandungnya.
"Iya, minta dijajanin." ucap Alvin.
Aileen memasang senyum kaku ke arah pemuda tersebut, lalu mengalihkan perhatiaannya kepada sang Abang, meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Monster ✔
Fiksi RemajaAileen mengira hidupnya sudah sempurna, ada Ayah, Bunda, dan Bang Alvin. Hanya empat orang di dalam rumah sejak Aileen kecil. Tapi, saat hari pertama ia sekolah, dia mendapatkan kejutan. "A ... adik? Aku punya adik? Dan ... tadi kamu bilang adikku...