Cerita ini dibuat hanya karena Tugas. Daripada nganggur di draft mending ku publish aja ekan :v
——————
Taufan's POV
Hai, aku BoBoiBoy Taufan yang biasa dipanggil Taufan, umurku 14 Tahun kelas 3 SMP. Aku di diagnosis menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang telah kuderita sejak kelas 2 SMP lalu.
Aku memiliki seorang kakak bernama BoBoiBoy Halilintar yang biasa dipanggil Halilintar/Hali yang berusia 2 Tahun lebih tua dariku. Menurutku kakakku itu seorang yang egois, ia lebih memilih jalan-jalan bersama temannya dibandingkan menemaniku di rumah sakit seolah tak peduli padaku. Menyebalkan.
Tapi ternyata aku salah, kakakku ternyata tak seburuk itu, sepertinya aku salah menilainya dan terlalu memikirkan keegoisannya daripada sisi baik dirinya
Contohnya pada hari itu.. Saat itu..
Normal POV
Pada pagi hari tanggal 9 November 20xx, Taufan baru saja bangun dari tidurnya, ia menguap lalu mendorong tubuhnya untuk mengubah posisinya menjadi duduk di atas ranjang rumah sakit yang ia tempati sejak minggu lalu. Ia menggosok matanya dan melihat sekeliling, lalu ia menemukan secarik kertas yang diletakkan di atas nakas di samping kanan tempat tidur rumah sakit (?) kertas itu berisi
Fan, Kakak mau pergi sama temen dulu
Kayanya sampe siang, kamu tunggu aja
Inget, jangan lupa makan kalo udah dikasih
Sarapan sama suster. Bye
-Hali"Hih! Masih pagi kok udah pergi aja, gaada niatan buat sapa aku yang baru bangun tidur ini kah?" Kesal Taufan dengan wajah masamnya.
Ia menengok ke meja makan khusus pasien(?) yang berada di samping kiri tempat tidurnya, ia melihat semangkuk bubur polos dengan air putih disana, yah memang simple, tapi Taufan memang suka bubur putih polos.
Taufan menarik meja itu dan diposisikan di hadapannya agar memudahkan sarapannya. Ia memakan bubur itu sesendok demi sesendok hingga mangkuknya kosong, lalu mengambil air putih di meja itu dan meminumnya
Setelah selesai sarapan, ia mendorong kembali meja makannya ke posisi semula dan berbaring kembali. Ia melihat jam tangannya, jarum jam itu menunjukkan pukul 10.20 Pagi
"Lama juga aku tidur, aku tidur jam berapa semalam? Ah sudahlah, yang penting bangun lagi. Coba kalo nggak-" Ucapan Taufan terpotong karena pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sesosok Pemuda yang terlihat lebih tua dari dirinya masuk
Cklek- Krieett...
"Mikir apa, Fan? Berharap tidur ga bangun lagi, hm?" Tanya orang itu, Taufan menjadi canggung
"Ah, enggak, kak. Aku cuma bercanda, hehe" Kekeh Taufan disertai cengiran khasnya dan menggaruk pipinya yang tidak gatal
"Jangan mikir yang enggak-enggak ah, percaya kamu bertahan lebih lama. Kalo kamu gaada terus siapa yang bantuin aku cuci baju nanti? Sudah lama kamu ga bantuin aku loh~" Candanya yang ternyata ia adalah Halilintar atau kakak dari Taufan. Halilintar hanya tertawa sementara Taufan memasang wajah masamnya
"Jadi niatnya mau do'ain aku sembuh biar bisa jadi babu kakak lagi, gitu? Mending gausah." Ketus Taufan membuat tawa kakaknya mereda, lalu Halilintar menghampiri adiknya dan mengusap kepala adiknya sejenak
"Ya ngga gitu juga, kayak ada yang kurang kalo kamu gaada disamping aku," Ucapnya lalu berjalan ke nakas dan mengambil tasnya, setelah itu ia berjalan ke arah pintu untuk keluar, namun oergerakannya terhenti karena pertanyaan dari adiknya
YOU ARE READING
BoBoiBoy Oneshot Book
FanfictionKumpulan Oneshot Book BoBoiBoy Rating dan Genre sesuai isi cerita ⚠️WARN⚠️ Character hanya milik pemegang hak cipta Typo Bertebaran Bahasa Tercampur Update tergantung mood author :') Dan Author sedang mencoba menyelesaikan seluruh draft yang ada di...