'Kalo lo gini terus mending kita udahan aja deh.'
'Oke, kalo lo maunya gitu.'
Berakhir sudah, pikir Shuhua setelah mengetikan balasan terakhir kepada sang kekasih atau lebih tepatnya seorang yang telah resmi menjadi mantan kekasihnya setelah ia setuju untuk mengakhiri hubungan mereka begitu ia menekan reply. Mereka putus lewat twitter, melalui cuitan secara terbuka yang dapat dibaca oleh semua pengikut dan teman-teman mereka. Sinting, tapi Shuhua tak peduli lagi, entah rasa malunya mungkin telah hilang ditelan bumi. Sudah sejak tiga hari yang lalu mereka membuat keributan garis miring menyampah di timeline twitter dengan drama saling sindir dan pertikaian mereka.
Renjun adalah nama pria yang telah resmi menjadi mantan pacar Shuhua setelah mereka menjalin hubungan dalam waktu yang terhitung singkat, lebih dari dua bulan namun tak sampai tiga bulan. Shuhua mengakui hubungannya dengan Renjun sejak awal nyaris tidak serius, Shuhua menyetujui ajakan Renjun untuk berpacaran dengannya hanya karena saat itu mereka sama-sama sedang kosong. Konyol, namun begitulah sederhananya pikiran remaja yang hanya tahu main dan bersenang-senang. Berpacaran dipikirnya hanya sebagai status agar tak dicap jomblo yang tidak laku. Hubungan dua insan berbeda gender digunakan sebagai pemuas rasa penasaran mereka akan hal-hal yang berbau kebebasan dan percintaan anak muda.
Memulai hubungan sebagai teman sekelas, lalu berpacaran tanpa ada perasaan suka dan ketertarikan khusus. Dengan alasan yang remeh mereka mengganti status teman menjadi pacar walau tak ada perubahan yang signifikan dalam hubungan mereka setelah jalinan terbentuk. Renjun dan Shuhua tetap menjalani hubungan dengan santai bak teman sekelas yang bermain dan belajar bersama teman-teman mereka yang lain. Beberapa hal yang membedakan antara saat mereka masih sebatas teman dan saat adanya status lebih dari teman adalah mereka bisa melakukan dan mencoba hal-hal yang dilakukan oleh sepasang kekasih pada umumnya.
Tak ada yang bisa mengalahkan kenaifan anak remaja. Memang benar, Shuhua awalnya mengira ia dan Renjun akan baik-baik saja. Toh, mereka memulai tanpa keseriusan, semua dianggap permainan sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan. Keyakinan tentang tak ada perasaan yang terlibat, juga meyakinkan mereka bahwa tak akan ada perasaan yang tersakiti. Namun seiring berlalunya waktu, semua berjalan tak sesuai dugaan. Waktu yang dihabiskan bersama, semua hal yang dilakukan berdua, perhatian yang saling ditunjukan untuk satu sama lain dan kata-kata manis yang terucap tanpa implikasi tertentu, menciptakan kenyamanan dan rasa memiliki.
Perasaan yang mulai tumbuh enggan disadari oleh Shuhua yang peka namun selalu dalam fase penyangkalan. Harga dirinya tak mau percaya bahwa sebenarnya ia luluh dan takluk pada pesona Renjun seperti wanita lainnya. Ia pun menolak maju untuk mengakuinya karena ia menikmati kondisi hubungan mereka yang memposisikannya dalam status berpacaran namun memiliki kebebasan untuk dekat dengan siapa saja. Ia menolak ada perubahan dalam hubungan mereka karena ia tak mau terkekang dalam hubungan yang serius.
Berbeda dengan Renjun yang mulai menunjukan keseriusan dalam hubungan mereka walau tak pernah diimbangi oleh sikap Shuhua yang acuh tentang perasaan mereka satu sama lain. Bagi Renjun waktu yang dihabiskan berdua mulai menjadi saat-saat yang berharga, hal-hal yang dilakukan bersama mulai menjadi momen yang ingin diingatnya kembali sebagai pengantar tidurnya, perhatian yang ia berikan murni karena ia peduli dan khawatir pada Shuhua, kata-kata manis yang ia ucapkannya bukan lagi sekadar iseng namun perwujudan asli dari bentuk perasaannya terhadap Shuhua.
Tak seperti Shuhua yang menyangkal, Renjun menerima perasaannya dan berharap ada perubahan dalam hubungan mereka. Ia sadar bahwa ia mungkin terkena karma karena pada awalnya ia tak memiliki intensi apapun selain melibatkan Shuhua dalam ide konyol yang impulsif muncul di otaknya. Dulu ia memandang Shuhua setara dengan teman kelasnya yang lain, tidak ada yang spesial. Di matanya, Shuhua hanyalah salah satu dari gadis biasa yang tak akan pernah disukainya, sebab sederhana saja Shuhua bukanlah tipenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niggle ❝Renjun Shuhua❞ ☑
FanfictionWe were lovers, what do you think we are now? ©bananaorenji, 2021.