LNH 9 : Kebenaran

24 16 8
                                    

Mata L terbuka sempurna dengan seketika saat mendengar pintu tertutup. Dia bangun terduduk dan tiba-tiba matanya mulai menampilkan isi di balik cermin yang sering dia ketahui kalau ada orang yang mengintainya tapi sekarang dia sudah tidak melihatnya lagi.

Dia turun dari ranjang dan tiba-tiba badanya seperti kesetrum listrik dan berpindah ketempat lain.

Di suatu rungan dengan lantai yang dingin dan gelap dengan satu cahaya lampu yang redup sebagai pencahayaan terakhir. Terlihat di bawanya kumpulan mayat yang tak berbau dia menemukan hal yang tak pernah dia liat sebelumnya. Dia memang tidak tau apapun tapi otaknya terus menjawab setiap pertanyaan dan dia merasa seperti mempunyai dua kepribadian.

Dia menghampiri mayat itu yang sudah kaku dan di biarkan terkumpul seperti sampah yang bertumpuk. Sekilas saja melihatnya, dia menilai bahwa orang yang melakukan hal itu adalah manusia yang tidak beradap.

Entah kenapa air matanya jatuh begitu saja tanpa di minta, dia kaget sambil menatap bingung air mata yang baru di usapnya.

_o0o_
L

Setalah di bujuk sama Ken akhirnya L mau berangkat, mereka siap untuk pergi ke perbatasan distrik 23 di mana di sana lebih banyak lagi kaum Zolu tidak seperti yang berada di distrik 24 yang hanya puluhan.

Mereka menggunakan halikopter dan mendarat di atas dinding pembatas. Mereka pergi hanya berempat setelah Alita meminta putus kepada Sem secara sepihak. Lelaki itu juga masih galau dan kebanyakan diam. Esta memahami hal itu dan memutuskan untuk membiarkanya. Ken juga tidak peduli karna orangnya memang cuek sedangkan L dia masih menjaga jarak karna perkataan Sem yang enggak ada akhlak.

Karna ukuran dindiang pembatas sangat luas maka mereka bisa membuat tenda sembari mengatur persiapan alat mereka. Sedangkan itu tim senior sudah pergi kembali membawa halikopter meninggakan kelompol L menjalankan tugasnya.

"Apa kita akan turun kebawah?" tanya Ken tiba-tiba membuat ketiganya menoleh heran.

"Memang seharusnya kan? Kalau enggak, tujuan kita datang kesini untuk apa?" balas Esta gereget dari tadi dengan sikap Ken.

"Iya aku tau tapi kalian tidak lihat? mereka lebih banyak dan terlihat lebih ganas dari yang aku lihat sebelumnya, kalau pun kita turun belum juga nyampe di tanah kita pasti udah mati diluan."

Dalam hati mereka menyetujui ucapan Ken tapi Sem langsung membantahnya. "Halah cemen banget sih, punya otak kan? Yah gunain! Kalau cuman mikir kek gitu jadi sia-sia dong kita sampe ke sini." Sem berlalu pergi keluar dari tenda.

Mereka bertiga terdiam mendengar hal itu dan kembali pura-pura sibuk. Sedangkan Sem sebenarnya dia mengingat sesuatu apalagi dinding pembatas di mana dia pernah pergi bersama L hingga membuatnya marah dan melampiaskannya kepada Ken.

Dia terus berjalan dan tanpa sengaja dia mendapatkan ide. Sem berlari kembali ketenda menghampiri ketiganya.

"Aku punya ide!"

"Apa?" tanya L tertarik.

"Bagaimana kalau kita menggunakan tali penghubung ke pohon yang berada di sana trus kita turun saat malam nanti." Ketiga saling memandang dan tertunduk.

"Kenapa?" Sem heran.

"L sudah mengatakan hal itu kepada kami dan menunggumu datang untuk memberitaukannya," jawab Esta membuat Sem beralih memandang L tajam.

LNH √ Volume 1 ScifiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang