Meski suasana hati nya sedang terbebani, senyum cantik nya terulas tipis begitu seseorang yang begitu disayanginya terlihat tengah menunggu nya dari kejauhan. Sosok itu menunggu nya dengan blouse warna pastel yang di padu padan dengan celana wide leg berwarna putih, membuat sosok itu terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya.
Wanita yang tengah berdiri di ambang toko 'Blooming Ara' itu memang sangat cantik meski usia nya sudah sangat matang untuk menikah. Untungnya wanita bernama Kim Ara itu akhirnya memang akan menikah dalam hitungan minggu setelah menjalin hubungan selama kurang lebih delapan tahun dengan pria tampan bernama Park Dong Wook dan itu lebih dari cukup untuk membuat seorang Lalisa begitu bahagia sekaligus lega.
Rasanya Lisa nggak sabar menggendong ponakkan, Lisa memang senang sekali sama anak kecil berhubung memang dirinya nggak pernah punya adik.
Memutuskan mempercepat langkahnya, Lisa berlari kecil kemudian langsung memeluk sang bibi dengan begitu sayang.
"Ya! Lily! Kau sekarang jarang mengunjungiku, sangat nakal!" gerutu Ara cemberut seraya memukul-mukul punggung Lisa kesal.
Sementara si pemilik punggung hanya cekikikan, terdengar sama sekali tidak merasa bersalah.
Lisa melonggarkan pelukkan nya dan menatap wajah cantik sang bibi dengan senyum lebar "Aku sangat sibuk belakangan ini, Bibi Ara! Lagipula aku ngga mau jadi nyamuk, bibi kan punya pasangan sekarang."
"Sudah ku bilang untuk mencari pasangan! Kau selalu tidak mau menurut pada bibi mu, ya? Saat aku meninggal nanti, Kakak ku pasti akan memarahi ku karena mengira melarangmu berpacaran."
Lisa menatap Ara dengan usil "Coba tebak aku mirip dengan siapa dalam hal percintaan begini?" ucapnya menyindir.
Mendengar balasan itu Ara hanya tersenyum kesal, benar-benar ponakkan nya ini, kalau urusan ngeles Lalisa Lee memang juara nya.
Mencoba memperbaiki mood sang bibi, Lisa mengangkat sebungkus plastik putih di tangan nya ke depan wajah nya. Wangi makanan langsung menguar begitu nikmat.
"Aku bawa pajeon dan carbonara buatanku. Ayo sarapan bersama!"
"Sebenarnya aku sedang program diet, tapi bibi tidak bisa menolak masakkan buatanmu."
Lisa tersenyum puas, kemudian dengan semangat menyeret sang bibi masuk ke dalam bangunan toko bunga itu untuk mulai menyantap sarapan nya yang masih hangat.
Semenjak memutuskan tinggal terpisah dengan sang bibi, Lisa memang diberi syarat untuk handal memasak oleh sang bibi untuk dapat izin nya.
Tadinya Ara tidak menyangka Lisa dapat secepat itu belajar memasak, Lisa memang kesulitan awalnya, namun berkat bantuan Ayah Rosie yang berprofesi sebagai seorang chef, Lisa dapat menguasai teknik memasak dengan cukup baik. Sekarang masakan Lisa adalah salah satu menu yang tidak dapat Ara tolak karena memang selalu terasa lezat.
"Jal meo geul ge!" (Saya akan makan dengan baik **korean)
Baik Lisa dan Ara berbincang banyak selama menyantap menu lezat untuk sarapan nya, suasana begitu cerah dengan cuaca bagus dan aroma bunga segar yang memenuhi ruangan toko itu.
Kebanyakan topik nya adalah mengenai persiapan pernikahan Ara yang sebentar lagi di gelar dengan tema garden party di pulau jeju dengan mengusung konsep private party yang berarti hanya akan di hadiri sedikit orang.
Kabar gembira nya adalah Rosie dan Irene juga akan hadir disana.
Ngomong-ngomong soal mereka berdua, kini dua sahabat kampret sejak SMA nya itu telah menjalani kesibukkan karir masing-masing, Irene yang memang dasarnya berotak encer berhasil bekerja di perusahaan teknologi ternama di Jepang, sedangkan Rosie seperti yang bisa ditebak kini sukses meluaskan franchise restaurant nya dan kerap berpindah-pindah negara demi kepentingan bisnis kuliner nya itu, saat ini Rosie sedang merambah Dubai dan menetap disana sementara. Tentu saja mereka bertiga masih berkomunikasi dengan baik melalui group chat naver mereka, tapi tetap saja rasanya berbeda jauh dengan bertatap muka langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Attorney
Fanfiction"Saya butuh kamu untuk dua hal. -- Pertama, untuk tangani kasus perceraian saya dan --Kedua, pastikan mantan istri saya nggak dapat sepeser pun harta saya. Bisa?" Lisa menghela nafas berat, kalau saja bukan karena firma hukum nya yang terancam di de...