❝Kehilangan itu menyakitkan. Karena itu, jika ingin hilang, maka jangan pernah kembali datang.❞
***
Rasa haru menginvasi hati Ravi dan Erika kala tangis putra yang telah mereka nantikan akhirnya menguar, bersama dengan gelar 'orang tua' yang kini resmi mereka sandang.
Langitra Xabiru, demikianlah hadiah pertamaㅡnama yang telah mereka sepakati untuk si kecil dengan kulit seputih susu tersebut.
Langitra Xabiru, terinspirasi dari dua elemen kata dengan begitu banyak makna, Langit dan Biru.
Menurut KBBI, Langit berarti ruang angkasa yang terbentang di atas bumi. Sedangkan Biru merupakan salah satu warna dengan filosofi simbol tanggung jawab, loyalitas, kepercayaan dan keamanan. Selain itu, Biru juga melambangkan beberapa sumber penting di semesta, yakni langit dan air.
Langitra Xabiru. Biru, panggil saja demikian. Sesuai dengan makna namanya, ada banyak harapan yang orang tuanya gantungkan padanya. Si sulung yang hadirnya diharapkan akan menjadi sumber kehidupan dan kebahagiaan. Si sulung yang diharap bisa menjadi sosok yang tangguh, layaknya langit Biru yang tak pernah terlihat rapuh. Juga, layaknya air yang menjadi salah satu unsur utama penopang kehidupan.
***
Sedari kecil, Biru tumbuh menjadi pribadi yang penurut, tidak neko-neko, kurang ekspresif, juga irit dalam berbicara.
Hingga hari itu, Biru yang minim ekspresi justru tersenyum amat lebar kala telunjuknya bertaut dengan tangan mungil milik eksistensi yang ada di gendongan papa.
"Abang, ini namanya adek Kasa." Begitu kata Ravi, sang papa, sembari menyejajarkan tubuhnya dengan tubuh pendek Biru.
Biru sedikit mendongak, mengintip wajah kecil yang terlelap damai itu. Lantas, dirinya dibuat terkesima kala netra yang dihiasi bulu mata panjang tersebut perlahan terbuka, menampilkan iris sekelam jelaga yang terlihat luar biasa mempesona. Detik itu juga, atensi Biru bak ditarik hanyut dalam netra tanpa fokus milik makhluk mungil yang ada di dekapan sang papa itu.
Perut Biru terasa diterbangi banyak kupu-kupu. Ada euforia yang tak dapat ia jelaskan kala jemari kecil itu perlahan mengeratkan pegangan di telunjuknya.
"Hai adek, ini abang," Biru berbisik pelan di telinga sang adik, "Abang sayang adek."
Sejak saat itu, Biru berjanji akan menjaga dan melindungi sosok yang Tuhan hadiahkan untuk menjadi adiknya itu. Biru berjanji akan selalu menggenggam tangan mungil tersebut, akan selalu mengiringi setiap langkah kecil kakinya, dan akan selalu menariknya bangkit dikala jatuh.
***
Rasa-rasanya, tak ada yang dapat menyangkal jika sosok Kasa adalah semesta untuk Biru. Kasa bak pembawa warna untuk dunia kelabu Biru. Bak penabur begitu banyak bintang terang di langit Biru yang terlihat kelam. Bak cahaya yang menjadi sumber penerang Biru.
Angkasa dan Biru, perpaduan yang tak bisa dipisahkan. Saling melengkapi, saling mengasihi dan saling menyayangi.
Biru pikir, ia selalu bisa menepati janji yang dulu ia rapalkan dalam hati. Tapi rupanya, ia keliru. Ia terkecoh dengan cerita yang semesta tulis untuknya.
Hari itu, Biru kehilangan Kasa. Adik kesayangannya itu pergi tanpa berpamitan, tanpa salam perpisahan maupun seutas penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST
Teen Fiction❝Seandainya bisa milih, Kasa lebih baik ngga pernah terlahir ke dunia, daripada harus jadi alasan kehancuran keluarga kita.❞ *** Pada hakikatnya, Angkasa dan Biru itu dua hal yang tak dapat dipisahkan. Ya, seharusnya begitu. Namun, semesta enggan...