12. A question.

202 15 0
                                    

"Hubungan dengan banyak pertanyaan adalah awal dari sebuah kecurigaan."

_____
Stagnation.
_____

"Jadi apa alasan lo buat gue nunggu lima jam disini? Pake segala bawa anak cupu ginian lagi." tanya Anzela sambil melirik kearah Alea yang menyilangkan tangannya.

Gio menyodorkan dua amplop berwarna coklat diatas permukaan meja coklat itu, lalu menatap dua gadis yang duduk bersampingan itu.

Tepatnya salah satu dari mereka adalah mantan kekasihnya yang telah hilang dan kembali dengan kepribadian yang berbeda.

"Buat lo berdua." ucap Gio membenarkan jaket hitamnya.

Anzela tertawa, "Lo mau nyogok gue? Buat nggak deket sama Reino lagi?" Anzela menyodorkan amplop itu menjauh dari hadapannya.

"Masih belum bisa move on?" tanya Anzela sambil tersenyum menertawakan.

Sejak kejadian berkelahi dengan Alea kemarin, mereka berdua kepergok dengan seorang Gio yang pada akhirnya memutuskan untuk menyuruh mereka berhenti berkelahi dan menemuinya sekarang.

Disamping Anzela yang menolak mentah-mentah amplop itu, Alea justru yang lebih memilih diam dan membuka amplop itu.

Alea menutup mulutnya. Membuat Anzela menoleh mengerutkan dahi dan Gio terkekeh.

"K-kenapa Reino kayak gini?" Alea menggubrak meja dan menatap Gio meminta penjelasaan.

"Kayak gini maksud lo? Apaan sih bangsat!" Anzela yang geram memilih merampas amplop Alea.

Anzela mengerutkan dahinya, "Temen lo yang pinter ngedit itu kan yang bikin semua ini?"

"K-kok ada foto gue juga! Maksud lo apaan?" Anzela melempar foto yang ada didalam amplop itu kewajah Gio.

Gio membuang wajah dan menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jarinya, "Foto lo ciuman itu editan?" tanya Gio menatap Anzela.

Gadis itu terdiam, lalu menggeleng, "Itu nyata!  Bukti nyata gue pacar Reino!"

Mendengar itu bukan hanya Gio yang rasanya ingin tertawa, tapi Alea justru semakin kesal dan meneloyor kepala Anzela kasar.

"Banyak halu banget sih lo!" kesal Alea mendorong bahu Anzela.

Anzela mendegus, menatap kedepan kearah Gio yang memperhatikan pergerakan dirinya dan Alea.

"Semua foto itu statusnya sama kayak foto Reino sama lo, nyata, bukan editan." Gio menaikkan alisnya lalu memberikan tatapan tajam kearah Anzela.

"Terus lo ngapain ngasih kita beginian? Dasar tolol, lo kira gue bakal patah hati terus gak ngejar Reino lagi? Lo kira semudah itu lo pengaruhin gue buat jauh sama Reino!" sahut Alea tiba-tiba.

Gio melotot, "Udah salah, banyak bacot lagi. Diem dulu." kesalnya.

Anzela menutup mulutnya menahan tawa, "Jadi apa rencana lo?"

"B-bangsat!" gumam Alea pelan.

"Lo sebar semua foto ini, gue banyak punya bukti tentang semua hal buruk yang dilakuin Reino."

"Itukan yang bikin Fay ngejauh dari Reino? Lo berdua punya peluang yang sama, baik kan gue?" Gio tersenyum puas lalu memundurkan kursinya.

Anzela dan Alea terdiam sejenak, menelaaah arti perkaataan Gio baru saja.

"Gue balik, lo berdua punya pilihan. Manfaatin peluang atau ninggalin peluang." dengan cepat Gio berjalan keluar dari caffe ini.

"Ini peluang gue! Lo nggak boleh ikutan!" Anzela mengambil amplop milik Alea itu.

Stagnation (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang